Setelah bertatapan, mereka akhirnya tersentak dengan pelukan yang diberikan oleh arkan
"ekhemm..."
"kau tidur di sini, biar aku di sofa"
"kau tak lihat bagaimana ia memeluk mu begitu erat"
"hufft"
Arabella akhirnya terpaksa tertidur seranjang dengan dareen, namun terpisahkan oleh arkan yang berada ditengah. Pagi hari pukul 06.00 arabella terbangun dari tidurnya, dia melihat Arkan masih saja tertidur. Matanya berkeliling kesana kemari mencari orang yang tadi malam sudah membuat ia terkejut
"Aaaa...."
"hustt."
"papa, mama kenapa teriak?"
"Badanmu berat, makannya mamamu capek nahan beban beratmu semalaman"
"ck sudah tua masih saja bohong"
"Mama, yang dikatakan papa benar?"
"Nggak kok sayang jangan dengerin papa mu"
"Ishh papa bohong, arkan gak suka sama papa"
"Hmm..." Arkan berlari tanpa melihat wajah papanya sedikit pun, ia marah dengan ucapan yang dilontarkan papa nya.
"tuhh lihat anakmu"
"Jangan lupa tanggung jawab mu"
"Bodo amat"
Dareen tak memusingkan perkataan arabella yang terjadi, ia memilih untuk memanggil pelayan agar membantu arabella membersihkan. Kini arabella sudah selesai dari urusan nya, lantas ia berjalan ke dapur dan melihat bahwa belum ada sama sekali makanan di atas meja.
"tugasmu hari ini adalah makanan harus ada pukul, 06.30 dan mengantarkan Arkan ke sekolah tepat waktu"
"tapi kan...,ada pelayan yang bisa mengurus ini semua"
"Arkan?"
"Arkan Cuma mau makan makanan yang dibuat mama"
"Ishh"
"Udah dengarkan? Sekarang masak ke dapur"
Arabella menuju dapur, ia tak punya waktu untuk memasak makanan yang berat. Ia hanya membuatkan makanan ringan. Setelah beberapa menit masakan buatan arabella kini sudah selesai
"Hufft untung saja tepat waktu" arabella menghidangkan makanan tersebut ke meja makan
"Gimana sayang masakan mama?"
"Jauh lebih enak dibandingkan dengan masakan bibi"
"uhukk" arabella tersenyum melihat Dareen yang tersedak makanan nya, yang menandakan bahwa rencana nya sukses
"kenapa? Gak suka? Ya udah jangan dimakan lagi"
"kamu minta? Aku suapin sini. Ayo aaa..." tanpa menunggu lagi balasan dari arabella, dareen menyuapi makanan yang terasa pedas ke mulut Bella
"haahh..." bella langsung saja mengambil air, dan meminum semuanya dalam sekali teguk
"udah tau?" tanpa memberitahu, dareen beranjak dari tempat duduknya dan akan pergi ke kantor
"Jangan lupa anterin Arkan"
"ck ya udah sana"
Dareen pergi ke kantor nya, sementara Bella menyiapkan arkan pergi ke sekolahnya. Mereka berdua berangkat menggunakan mobil agar sampai ke tempat tujuan. Tak butuh waktu lama kini keduanya sudah sampai di taman kanak-kanak sekolah Arkan.
"Main sana sama temen temen nya"
"nddak mau, mau main sama mama aja"
"dengerin mama baik baik, Arkan kan anak pintar nurut sama mama. Mau mama kena omelan papamu?"
"nddak mau"
"nah pintar, Arkan kalau sekolah nanti mama kasih hadiah"
"Mama nddak bohong kan?"
"iyaa sayang mama janji"
"Yeay sayang mama, muach"
"sayang juga anak mama"
"dadah ma"
"dadah sayang"
Arabella memasuki mobil yang akan melanjutkan perjalanannya ke kampus. Sementara di lain pihak terdapat seseorang yang masih saja membaca dokumen yang berada di tangannya.
"heii gimana malam pertama mu dengan istri muda mu?"
"Ini kantor, jangan bahas masalah pribadi di kantor. Dan iyaa saya atasan kamu kalau sedang ada di kantor"
"sorry reen"
"Hem.."
"oh iyaa, didepan mu masih ada beberapa berkas yang memerlukan tanda tangan mu"
"ya"
"oke aku lanjut kerja dulu"
Arabella kini sudah mencapai kampus nya, ia masuk ke kelasnya dan meletakkan tas serta merebahkan badannya di tempat duduknya
"bell sekolah kita ngadain pariwisata, kamu ikut nggak?"
"Ngapain bilang ke dia, kamu punya hak sendiri kan buat nentuin ikut apa enggaknya"
"ishh gak gitu sang"
"terus? Terserah kamu bell"
"udah jangan dengerin Kaesang"
"iyaa"
Pukul 16.00 bella pembelajaran kuliah dan akan pulang ke rumah. Di rumah nampaknya terdapat seseorang yang menunggu ia sedari tadi di pintu masuk
"Sayang gimana tadi sekolahnya?"
"seru maa, Arkan dapet banyak temen"
"Pinter anak mama udah nurut sama mama, sekarang arkan boleh minta apa aja ke mama"
"adek, di sekolah ada temen Arkan yang punya adek lucu banget, Arkan pengen banget punya adek kayak temen Arkan"
"hah? Maaf sayang mama gak bisa ngasih kalau yang begitu. Coba yang lain" arabella nampaknya terkejut dengan apa yang diminta Arkan.
"Yaah...ya udah deh Arkan mau liburan sama mama papa"
"boleh kok sayang, kebetulan sekolah mama lagi ngadain liburan. Tapi kita tunggu keputusan papamu"
Pukul21.00 langit sudah agar terlalu malam, lampu lampu kini sudah banyak yang mulai redup. Dareen pulang dari kantor nya selepas mengerjakan pekerjaan nya.
"papa capek yaah, mau arkan pijetin?"
"tumben"
"itu udah aku masakin makanan kesukaan mu"
"Mau apa?" dareen menyadari bahwa sikap kedua orang sangat berbeda dengan dari biasanya. Dan ia menyimpulkan bahwa keduanya sedang menginginkan sesuatu
"lah kan sudah kewajiban seorang istri menyenangkan hati suaminya"
"Alasan, mau apa?"
"jadi gini kampus ku lagi ngadain pariwisatanya dan nantinya bakal ngajak arkan. Bolehh yaah?" arabella sangat gugup saat mengatakan nya, ia bahkan meremas tangan nya sendiri
"enggak"
"yaah papa, Arkan mau liburan sama mama"
"hufftt terserah kalian, tapi aku harus ikut"
"yeay Arkan sayang papa. Muach" Arkan mencium salah satu pipi dareen tak lupa ia memeluk nya begitu erat.
"makasih"
Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan membereskan barang Barang mereka yang akan dibawa pergi liburan. Pagi harinya pukul 07.00 semua orang sudah selesai dengan urusannya masing-masing dan akan bersiap pergi ke kampus bella.
"Sayang udah bawa semuanya?"
"Sudah semuanya ma"
"nanti disana jangan nakal, nurut sama mama papa"
"pinter anak mama"
Akhirnya mereka berangkat juga menuju ke kampus, selama perjalanan dareen masih saja memantau kondisi perusahaan nya. Tibalah di kampus arabella, banyak sekali murid yang memperhatikan arabella dan Dareen.
"eh bell, kamu bawa semua keluarga mu?"
"iyaa rin, gegara seseorang"
"wkwkwk bell"
"ayo itu udah ditungguin" arabella masuk duluan ke dalam bus disusul dengan dareen yang menggendong Arkan.
"om duduk sama aku yaah"
"arkan kan sudah duduk sama papa"
"arkan nddak suka sama papa"
"terus kasian nanti om nya" arkan yang mendengar itu langsung menunjukkan wajah yang seolah-olah ia sedih dengan perkataan Bella
"iyaa sayang" Bella yang tak tahan melihat Arkan seperti itu lantas ia berpindah tempat duduk dan berakhir di tempat duduk dareen
"duduk jauh jauh"
"siapa juga yang mau deketan sama kamu" Arkan tertawa pelan melihat interaksi antara papa dan mamanya.
Selama perjalanan bella merasa kecapean dan mulai tertidur. Awalnya bella tak meletakkan kepalanya dipundak dareen. Namun lama kelamaan kepalanya jatuh kepundak nya.
"eh maaf"
"heem"
Jam terus saja berlalu dengan begitu cepat, hingga Bella tak menyadari bahwa orang disampingnya sedang memejamkan matanya.
"saat tertidur dareen seperti bayi yang polos"
"Apa lihat lihat"
"dihh sombong banget orang lihat pemandangan"
"ooh"
Bus kampus melaju dengan kecepatan sedang, namun ada saja seseorang yang menyalip bus kampusnya dan berhenti tepat didepan. Membuat kendaraan beroda enam berhenti secara mendadak. Semua orang yang berada di dalamnya tertunduk ke bawah, namun berbeda dengan semua orang dareen dengan sigapnya menahan bahu arabella agar tidak terjatuh
"eumm makasih"
"...."
Arabella duduk dengan benar sambil merapikan rambutnya, diseberang tempat duduknya terdapat Kaesang dengan wajah yang muram saat melihat interaksi keduanya, beda sekali dengan Arkan di sampingnya tersenyum senang.
"Mau makan?"
"enggak"
"beneran gak mau?"
"apa kurang jelas?!"
"oke, padahal nasi goreng buatan aku enak. Iyaa kan sayang?" Arkan mengangguk sebagai isyarat bahwa apa yang dikatakan bella emang benar adanya. Arabella mengunyah makanan begitu pelan seolah merasakan rempah-rempah yang ada di dalam nya.
Dareen yang melihatnya begitu ingin mencicipi makanan nya. Namun ego nya yang terlalu besar membuat ia mengurungkan niatnya. Bella yang melihatnya dengan iseng memberikan sesuap sendok pada dareen.
"Gimana?" Bella menunggu jawaban dari dareen yang memakannya tanpa adanya perubahan membuat nya bingung dan murung akan hal itu
"lumayan" dareen mengatakan nya dengan begitu pelan sehingga tidak terdengar oleh Bella
"apa gak kedengaran"
"gak ada pengulangan"
"ck" Bella merasa kesal dengan apa yang dikatakan dareen seolah ia ingin mencekik leher nya supaya ia mengulang kembali perkataan nya.
Akhirnya bus yang mereka tumpangi, kini mulai sampai ke tempat tujuannya. Namun ada sedikit masalah yang membuat arabella tidak kuat berdiri.
"Kenapa?"
"Kakiku kram"
"Aku gendong sini bell"
"Om aku juga mau digendong" Arkan yang disampingnya tiba tiba menyahuti perkataan Kaesang
"gpp kok sang, bentar lagi hilang"
"ayo naik" dareen dengan cepat berjongkok di depan arabella seolah ia siap mengendong arabella
"eeh gak usah gak papa, kalian keluar aja. Nanti aku nyusul"
"dia gak mau digendong sama kamu"
"ooh"
"ayo papa gendong kan"
"nddak mau, Arkan mau nya sama om Kaesang"
Arabella bingung dengan pertengkaran kecil yang terjadi saat ini. Hingga ia memutuskan untuk berusaha berdiri dan menyakinkan semuanya bahwa ia dapat berdiri setelah kramnya hilang. Namun dalam beberapa langkah Bella berjalan ia mau saja terjatuh, tetapi ada tangan yang menahannya dengan cepat. Dareen yang melihat wajah Bella kesakitan, menandakan bahwa kaki nya mengalami kram kembali. Akhirnya ia menggendong bella dan berjalan duluan ke arah pintu keluar.
"ayo om, Arkan juga mau digendong kayak mama" Kaesang mau tidak mau menggendong Arkan, Arkan yang berada di gendongan kaesang tersenyum melihat mama dan papanya yang berada di depannya.
Saat ini Bella menata dareen begitu lekat, jarak yang diberikan begitu dekat sehingga ia dapat melihat seluruh lekuk wajahnya dan mendengarkan detak jantungnya sendiri.
"lu mau jatuh?"
"eh iyaa" Bella yang paham perkataan dareen akhirnya mengalungkan tangannya ke lehernya.