Chereads / the law binds you / Chapter 2 - Chapter 2 : Bumerang

Chapter 2 - Chapter 2 : Bumerang

Suasana kantor masih hening, tak ada yang berani bersuara sedikit pun. Mereka semua menunggu kelanjutan kejadian yang akan terjadi selanjutnya.

"sudah mengacaukan semuanya masih tetap saja menolak untuk bertanggungjawab, leo segera hubungi departemen hukum kantor kita"

"eitss...tunggu dulu, okay aku akan membersihkan. Tapi....berikan aku cara lain selain membayar kerugian sebesar itu"

"tidak bisa kau harus mem..."

"tunggu dulu tuan dareen bagaimana dengan rencana nyonya?"

"untung kau ingatkan aku leo, kalau begitu kau ganti dengan ikut bersamaku dalam pertemuan keluarga"

"Ngapain aku ikut? Apa hubungannya denganku?"

"Emangnya kau mau menolak ku didepan mantan mu?"

"bodoh amat"

Arabella pergi tanpa rasa takut, tapi beda dengan dareen yang tersenyum miring sekaligus pemasaran dengan orang yang baru saja ia temui. Setelah kejadian itu bella pulang ke rumah, dan merasa bahwa pria itu tak melakukan hall yang macam macam. Namun dugaan Bella salah terhadap dareen

Pukul 15.00 dareen mengirimkan sebuah kotak makanan dan buah buahan ke rumah bella, 16.00 dareen juga mengirimkan barang barang mahal ke rumah bella, 17.00 dareen sekali lagi mengirimkan sebuah gaun ke rumah bella

" Sudah cukup?!! Aku tak bisa lagi menerima barang barang ini. Sekarang juga aku minta nomornya"

Bella memberikan tatapan maut pada sang pengirim yang ternyata adalah pegawai dari dareen. Setelah mendapat nomornya, ia bergegas menghubungi dareen

" hallo"

"ada apa? Sudah berubah pikiran?"

"bawa semua barang barang yang kau kirim"

"mudah saja, asalkan kau harus setuju dengan ku,"

"lupakan saja"

Arabella menutup telfonnya dengan kasar, ia juga tak memasang senyum yang saat berbicara pada dareen. Arabella tak memusingkan apa yang terjadi ia berharap bahwa ini hanyalah sementara saja dan tidak akan berlangsung lama

Esok hari pukul 07.00 terdapat buket bunga di depan rumah arabella, 08.00 terdapat kiriman paket coklat di lokernya, 15.00 sebuah mobil seperti menunggu arabella untuk mengantarkan nya ke mana saja. Lantas ia menyuruh sopir untuk mengantarkan nya ke kantor dareen

"Hei paman keluar lah!!"

"nona tolong untuk diam disini sedang ada rapat" Bella tak menghiraukan perkataan resepsionis, ia memilih untuk melanjutkan teriakan nya

"Dareen?!!"

"Nona mohon ikut saya sebentar" arabella menampik uluran tangan sang resepsionis. Orang yang di teriakan Bella keluar dari ruangan nya dan akan berjalan ke Bella

"Presdir maafkan saya"

"kamu lanjutkan kerja, biar dia saya urus. Sekarang ikut aku"

Selama berjalan arabella tak henti hentinya melihat ruangan yang begitu indah, dan bagus

"sudah lihatnya? Kalau sudah cepat tanda tangani ini"

"Perjanjian diantara kita" Bella belum saja selesai membaca namun dareen menjelaskan setiap detail yang ada di perjanjian kontrak

"selain itu aku perlu menambahkan beberapa hall. Jika kedua belah pihak mempunyai keadaan tertentu maka kontrak akan gagal, kedua belah pihak tidak boleh adanya perasaan. Kau akan mengurusiku dan anakku"

"Apaa?!! Tertulis dalam perjanjian ini, kalau ini Cuma perjanjian tunangan, kenapa menjadi aku harus menikah dengan mu"

"Aku sudah berubah pikiran karena kau lama sekali untuk mengambil keputusan"

"heum..., aku tak bisa menikahi mu, aku belum mengatakan nya pada ayah dan ibuku"

"soal itu, kau bisa tanyakan pada leo"

"Baik jadi gini non, saya sudah menanyakan hall ini pada kedua orang tua nona dan orang tua nona juga setuju dengan hall ini. Dan juga saya sudah menyelesaikan buku nikah nona dan Presdir. Mohon di terima non" Leo menunjukkan kartu nikah milik arabella

"ck..., Pernikahan apa ini?" arabella terkejut melihat bahwa dareen sudah melakukan semuanya, dan hari ini ia sah menjadi istri dari seorang CEO

"owh iyaa, aku lupa menambahkan. Karena kita sudah menjadi suami istri maka kau harus tinggal di rumahku"

"apaaa?!! Tapi barang barangku"

"tenang non, sudah saya bereskan semuanya"

"Terserah kalian"

Arabella meninggalkan kantor dareen dengan lesu, tak lupa ia membawa buku nikah nya dengan dareen. Saat ia duduk di mobil dan akan pulang ke rumah barunya. Erina menelfon

"hallo bell, mau ikut gak makan ke warung dekat kampus?"

"Oke tunggu aku"

Mobil akhirnya berbalik arah ke kampus dan tak jadi melanjutkan ke rumah dareen. Arabella kini sudah sampai ke tempat tujuannya, ia lantas keluar dari mobil

"kenapa bell?"

"Gak kok sang"

"Apanya yang gak, pasti ada apanya ini sama paman itu"

"Dia sekarang suamiku"

"Apaa?!!"

"hustt diam dulu, kok bisa kayak gitu bell?"

Arabella menceritakan semuanya kejadiannya dari awal hingga akhir kepada sahabat nya

"hati hati loh bell"

"Apaan sihh Rin, emangnya aku takut sama paman itu"

Erina tersenyum begitu mendengar jawaban dari sahabat, sementara itu Kaesang hanya mengepalkan tangannya dengan kuat, bukti kalau ia cemburu dengan apa yang didengarnya hari ini

"Kenapa sang?"

"gpp kok bell, kamu kok mau sama dia?"

"Yaah mau gimana lagi sang udah nasib"

Hari semakin malam, makanan yang mereka makan kini hanya tertinggal sisa sisanya. Pukul 18.30 arabella dijemput oleh sang sopir. Arabella segera diantarkan ke rumah dareen. Kini mobil sudah sampai ke didepan rumah dengan latar belakang taman uang indah. Tak ada satupun pujian yang tak terpikirkan dalam benak arabella. Saat ia akan menekan tombol bell, dan betapa terkejutnya ia kalau yang membukakan pintu adalah seorang anak kecil.

"Paman, dia siapa?"

"Mama baru kamu sayang"

"Bener paman?"

"iya arkan"

"eumm hallo adek kecil"

"Mama"

Arabella terkejut dengan pelukan tiba tiba yang diberikan oleh seorang anak kecil yang baru saja memanggil nya mama.

"nama kamu siapa sayang?"

"Arkan"

"Arkan ajak mamanya masuk ke dalam"

"Iyaa paman, mama ayokk masuk sini"

Arkan menggandeng tangan arabella dengan erat dan berlari masuk ke dalam. Ia tak sabar menunjukkan rumah baru nya pada mama barunya

"Arkan, biarkan mama mu mandi dulu"

"Nddak mau, Arkan mau main sama mama"

"eumm..., Sayang mama janji nanti main sama kamu, tapi mama mandi dulu yaah"

. Arkan menjawabnya dengan anggukan, ia melepaskan genggaman tangan nya, dan membiarkan arabella untuk mandi terlebih dahulu. Leo sang sekretaris meninggalkan mereka berdua sendiri dan kembali ke kantor. Arabella sudah menyelesaikan urusannya, ia segera mungkin menemui Arkan anak kecil yang baru ia jumpai.

"Mama bacain arkan cerita"

"hah?owh iyaah sayang sini sama mama" arabella sedikit linglung saat melihat interior ruangan kamar utama yang begitu luas.

Arabella membacakan cerita, sementara Arkan tertidur dipangkunya. Arabella nampaknya terlihat lelah, ia sudah melewati begitu banyak kejutan yang diberikan pada hari ini. Ka ikut tertidur bersama Arkan.

Pukul 22.00 dareen baru saja pulang dan akan mandi, namun ia melihat seseorang yang baru saja menjadi istrinya tertidur bersama anaknya. Ia tak tega melihatnya begitu, lantas membetulkan letak posisi tidur anaknya dan istrinya. Namun saat detik detik terakhir ia akan merapikan tempat tidurnya. Arabella tak sengaja membuka matanya dan melihat Dareen yang begitu dekat dengannya. Bahkan ia bisa melihat setiap inci dari wajahnya. Arabella kaget namun masih saja menatap matanya. Kini keduanya saling bertatapan.