Ule menepuk-nepuk bahu Maryam, dia menberi kode jika Maryam tidak usah meladeni Marina ysng sombong itu.
"Aku pergi ke kampus dulu, jika Ibu kekurangan uang bilang saja sama aku!" ujar Marina sambil mencium tangan Ibu dan ayahnya.
"Kenapa buru-buru Nak? Kamu baru nyampe!" keluh sang Ayah.
"Aku sedikit tidak nyaman di sini, nanti saja kabari aku jika di rumah ini hanya ada Ibu dan ayah!"
Sang Ibu meneteskan air mata, dia tak tahu lagi harus mendidik Marina seperti apa. Pasca tidak diakui kehamilannya oleh Ule kesombongannya malah menjadi-jadi.
"Yah, Ibu mohon maaf atas kegagalan Ibu mendidik Marina!" lirih sang ibu.
Maryam sangat peka, dia menghampiri ibunya lalu memeluk serta menghibur.
"Ibu itu istimewa banget bagi aku, tidak ada kesalahan yang ibu lakukan. Jadi Ibu jangan berkecil hati!"
Cup
Maryam mengecup pipi dan dahi Sang Ibu lalu menatap wajahnya yang berkaca-kaca sekaligus mengelap air matanya dengan lembut.