Sebagai istri tugas Maryam selesai, Ule lanjut tidur dengan pulas sebab visinya sudah tercapai.
"Jangan tidur dulu Pah! Papa harus minum!" Maryam mencegah Ule untuk tidur dan menyodorkan minum terlebih dahulu yang selalu dia siapkan di atas nakas.
Sebuah botol berukuran plastik berukuran 1 liter selalu Maryam sediakan, untuk me jaga sesekali mereka beraktifitas jika sudah lelah tak perlu sengaja pergi ke dapur.
"Terima kasih sayangku! Bangunkan aku sebelum magrib!" seru Ule.
Maryam mengangguk dan segera bergegas ke ruangan keluarga lagi melihat kondisi ke dua anaknya.
"Alhamdulilah dua-duanya lelap!" Maryam bersyukur karena dirinya ingin segera merebahkan tubuhnya yang lelah pasca melaksanakan tugasnya sebagai istri.
Maryam pun tidur di samping Baim, meski hanya beralaskan kasur lantai namun mereka tidur dengan kualitas waktu yang cukup.
Oe Oe
Baru saja mata terpejam, Maryam sudah harus kembali terbangun oleh tangisan Baim.
