°
°
°
°
Riven menyajikan cookies coklat diatas meja dan menuangkan teh hangat di cangkir Liliana. "Teh ini bagus utk kulit dan mengatasi insomnia, aku baru membelinya dari pedagang China tadi siang." Ucap Riven santai.
Liliana hanya tersenyum simpul sembari menatap seisi ruang tamu, mereka duduk di depan perapian. "Sudah lama bibi tidak berkunjung ke tempatmu, memang tidak pernah berubah..."
"Yahh.. aku tidak ada keinginan utk merenovasi atau menata ulang tempat ini, mau bagaimana pun.. dulu ayah tinggal disini, jadi aku tidak mau merubah apapun." Jawab Riven tersenyum simpul.
Liliana terkekeh. "Bukan itu maksud bibi, kau memang tidak pernah berubah.. dari kecil selalu mengutamakan kerapian dan kenyamanan, jika kau menikah.. istrimu pasti beruntung memiliki suami yg rajin dan pengertian."
Riven tersenyum rengkuh dan menunduk. "Hentikan bibi, masih terlalu dini utk membicarakan pernikahan." Ucapnya agak tersipu malu.