Chereads / Cinta mengubah dunia ku menjadi kelam / Chapter 25 - 25. Papa nya Aditya menjenguk ku

Chapter 25 - 25. Papa nya Aditya menjenguk ku

Aditya, Riki dan juga Ayahnya pergi menuju rumah sakit untuk melihat kondisi Putri. Dan saat di mobil Aditya merasa ini kesempatan nya untuk menanyakan ke Papa perihal hubungan gelap Mama nya.

"Pa ... Adit boleh nanya sesuatu?" Aditya memberanikan diri, meski sebenarnya ia takut kalau Papa nya nanti akan sakit hati jika ia mengorek-ngorek masalah Mamanya.

"Iya Dit, mau nanya apa? Tanyakan saja apa yang perlu Kamu tanyakan Nak, insya Allah Papa jawab," jawabnya.

"Riki, agak pelan-pelan saja ya nyetir nya, Aku mau bicara sama Papa dulu," tegurnya ke Riki yang sedang menyetir mobilnya.

"Oke, siap" jawabnya dengan fokus pandangan ke depan.

"Jadi Adit mau nanya tentang Mama," ucapnya.

"Iya, Mama kenapa?" tanya nya sambil fokus melihat handphone nya.

"Jadi Aku masih penasaran, kronologi Mama kok bisa memiliki hubungan gelap dengan laki-laki lain, memang nya Papa kurang perhatian atau memang Mama yang telah tergoda dengan laki-laki itu Pa?" dia antara tega atau tidak, Aditya menanyakan hal tersebut. Sontak Papa nya menaruh handphone nya dan menjelaskan kronologi sebenarnya.

"Papa kurang tahu Dit, menurut Papa, Papa sudah memberi kan yang terbaik ke Mama, dan ini bukan kali pertama nya Mama bermain di belakang Papa, ini sudah yang kesekian kalinya Nak, Papa sudah pernah memberi nya kesempatan, namun Mama lagi-lagi mengulanginya, sudah 2 kali Papa memberi nya kesempatan tapi sepertinya memang sudah tidak ada lagi rasa sayang Mama untuk Papa,"

Papa menjelaskan nya dengan begitu tegar, ia menyadari kalau anak nya sudah dewasa, jadi tidak perlu ia menutupi tentang kebenaran yang ada.

"Papa ngomong gini ini memang fakta Nak, bukannya ingin membuat mu memiliki rasa benci sama Mama atau bagaimana, Papa tau kamu sudah dewasa jadi Papa juga yakin kamu bisa memahami kan penjelasan Papa, dan Papa minta mekipun kamu mengetahui ini semua bukan berarti nanti kamu menjauh dan membenci Mama kan Dit," ucapnya.

Adit terdiam, ia tidak tahu apakah dia harus marah atau bersedih, tapi yang pasti hatinya sangat hancur mendengar nya.

"Oh ... sudah Pa, gak perlu di terusin ya penjelasan Papa, sudah cukup, Adit cuma ingin tahu sampai sini saja Pa, jujur Adit gak kuat mendengar penjelasan Papa, tapi kenyataannya memang begini, jadi mau gak mau Adit harus menerima, Adit juga gak bisa marah sama Mama atau Papa, karna kalian berhak bahagia meskipun tidak bersama lagi," berlinang air mata Adit, ia menahan nya agar tidak jatuh dan membasahi pipinya, ia tidak mau di katakan anak yang manja, ia harus membuktikan kalau dia kuat.

"Maafin Papa ya Nak, Papa gak bisa menjaga keluarga ini dengan baik, meskipun Papa sama Mama sudah gak satu rumah lagi, kamu masih tetap menjadi anak kesayangan Papa kok, kamu jangan berfikir yang aneh-aneh, sekarang fokus dengan belajar untuk masa depan kamu ya," jelas Papa.

"Iya Pa," jawabnya.

"Kita dah nyampek Dit," ucap Riki yang dari tadi hanya mendengar kan percakapan mereka berdua.

"Ooh ... gak kerasa ya kok tiba-tiba nyampei juga," jawab Papa.

"He he ... Om ke asyikan ngobrol tuh," cetus Riki.

"Iya kali ya" jawabnya dengan tertawa.

Kemudian mereka turu dari mobil dan menuju ruang rawat Putri.

sesampainya di sana Aditya melihat Siska di luar ruangan sedang sibuk dengan ponselnya.

"Sis," panggilnya.

"Eh Dit," Siska terkejut dan langsung berdiri.

"Bagaimana keadaannya Putri? Sudah membaik?" tanyanya.

"Alhamdulillah sudah kok, cuma dia masih istirahat dari tadi belum bangun," jawabnya.

"Uumb ... kasihan juga lihatnya kalau kayak gini ... oh iya Sis, ini Papa aku, Papa pengen lihat kondisi Putri, bolehkan?"

"Uumb ... sebentar ya, Aku tanya ke Putri dulu," Siska merunduk di depan Papanya Aditya, dan ia masuk ke ruangan ia melihat Putri yang baru saja terbangun.

"Put, kamu sudah bangun?" tanyanya.

"Sis ... ini jam berapa ya, kok Aku rasanya lama banget tadi tidurnya," Putri mengucek-ucek matanya. "Kok rasanya badanku sakit semua Sis," keluhnya.

"Sekarang sudah jam tujuh malam Put, kamu tadi tidur dari jam empat sore makanya badan ku terasa pegal-pegal gitu," jelasnya.

"Oh iya Put, jadi di luar itu ada Papa nya Aditya, dia pengen nengokin kamu katanya, mau ngucapin terima kasih karna udah nolongi anaknya," lanjutnya.

"Haduuh ... Aku malu Sis, tapi gak enak juga kalau nolak, ya udah deh suruh masuk aja ya," setelah di fikir-fikir akhirnya Putri mengizinkan Papa nya Aditya untuk masuk melihat nya.

"Oke ... kalau gitu Aku keluar dulu ya," pamitnya. Siska pun keluar dan mempersilahkan Pak Nugroho untuk masuk.

"Om ... jadi saya sudah menanyakan ke Putri dan dia mengizinkan Om untuk masuk," ucap nya dengan sopan.

"Ooh terimakasih ya Nak," Pak Nugroho pun masuk dan ia mengajak Aditya. "Aditya, ayok temenin Papa Nak, kan Kamu yang di tolong jadi untuk memberi rasa hormat kepadanya," ajaknya sambil menggandeng bahunya.

"Iya Pa ..." Aditya merasa senang akhirnya bisa bertemu dengan pujaan hatinya itu.

"Assalamualaikum," sapa Pak Nugroho.

"Waalaikum salam, Om" sahut Putri sembari tersenyum manis.

"Bagaimana keadaannya Nak? Apakah masih lemas? Atau mungkin pusing?" tanyanya.

"Alhamdulillah Om, sudah mulai enakan," jawabnya dengan nada halus dan sopan.

"Orang tua mu tidak mengetahui hal ini? Kok gak melihat nya saya," Papa menanyai nya kembali.

"Tidak Om, saya tidak memberi kabar ke orang tua saya perihal musibah yang terjadi pada saya saat ini," jawabnya. Pak Nugroho merasa kagum melihat kepolosan dan kebaikan dari Putri.

Putri yang masih tetap berbaring, namun ia merasa dirinya sudah sehat ia berusaha untuk duduk.

"Loh, mau ngapain kamu Put?" tanya Aditya dengan panik.

"Enggak, Aku cuma pengen duduk aja," jawabnya. Aditya berusaha mau membantu nya namun Putri menolak. "Gak usah ya, maaf ... Aku bisa sendiri," ucapnya.

Aditya terdiam dan merasa malu dengan Papa nya.

"Oh iya kita belum kenalan kan, sampai lupa, saya ini Papa nya Aditya, kalau Kamu ini teman atau bagaimana sana Aditya kok seperti nya Om lihat-lihat kalian sudah saling kenal," ucap nya sambil menoleh kearah Putri dan Aditya.

"He he ... Kita satu sekolahan Om, tapi sebenarnya belum saling kenal juga," sahut Putri dengan cepat.

"Ooh gituu, iya ,iya," jawabnya sambil mengangguk-angguk.

"Uumb ... saya cuma bisa mengucapkan terimakasih sama kamu Put, karna kamu sudah menolong anak anak saya, mungkin kalau kamu tidak menolong nya saya sudah tidak bisa lagi melihat nya tertawa lagi saat ini," Pak Nugroho mengucapkan terimakasih dengan mata berkaca-kaca tanda takut kehilangan putra semata wayangnya.