"Uumb ... saya cuma bisa mengucapkan terimakasih sama kamu Put, karna kamu sudah menolong anak anak saya, mungkin kalau kamu tidak menolong nya saya sudah tidak bisa lagi melihat nya tertawa lagi saat ini," Pak Nugroho mengucapkan terimakasih dengan mata berkaca-kaca tanda takut kehilangan putra semata wayangnya.
"Iya Om sama-sama," ucapnya, Putri tetap menunduk pandangan nya, sama sekali ia tidak memandang Aditya yang berada di samping nya.
"Soal pembayaran rumah sakit sudah Adit urus semua tadi Pa, tapi nanti kalau mau pulang harus di urus lagi kata dokter tadi"
"Ya harus itu Dit, kamu harus mengurus semuanya, karna ini semua terjadi karna menolong kamu," jawab Papanya.
"Haduh Om ... sebelumnya terimakasih, tapi maaf kalau bisa biar saya sendiri yang bayar, saya malah gak enak kalau di bayarin nanti," ucap Putri merasa sungkan.
"Sudah Put ... sudah seharus nya Aku tanggung jawab, Kamu mau pulang kapan? besok pagi?" tanya Adit.
"Eng ... Sebenarnya Aku sih sudah merasa enakan, kalau sudah di izin kan Aku mau pulang sekarang aja, di rumah gak ada orang, pasti lampu rumah belum ada yang kasih hidup," jawabnya.
"Loh ... kamu di rumah sendirian Nak?" tanya Pak Nugroho dengan syok mendengar nya.
"Iya Om," putri menjawab nya malu-malu.
"Kalau di rumah sendirian ya malah kasihan kondisi kamu Lo masih kayak gini," ucap Papa.
"Nggakpapa Om ... ada Siska yang mau nemenin saya di rumah," jawabnya.
"Ooh gitu ... ya sudah, coba Dit tanyakan sama Dokternya ya, Putri bisa di bawa pulang apa belum, sepertinya dia sudah gak lemas ini," Perintah Papanya.
"Baik Pa, Aditya tanyakan dulu,"
"Ya sudah saya tunggu di luar dulu kalau gitu, kalau memang boleh pulang nanti sekalian bisa saya antar Kamu oulang," ucap Pak Nugroho.
"Terimakasih Om," ucap Putri.
"Iya sama-sama" jawabnya dengan tersenyum ke Putri.
Kemudian Pak Nugroho keluar dari ruangan nya dan menunggunya di luar. sedangkan Aditya sedang mencari dokter yang ada di rumah sakit.
'Papanya Adit masih muda, baik juga, huumb ... mungkin kah Aditya sebaik Papanya juga' batin Putri setelah melihat Pak Nugroho.
Tidak lama kemudian Aditya datang bersama dengan dokter perempuan.
"Permisi Pak, coba saya periksa dulu ya mbk Putri nya," ucap Dokter.
"Oh iya Dok silahkan," jawab Pak Nugroho. Dokterpun masuk ruangan.
"Permisi Mbak, bagaimana keadaannya, sudah enakan?" tanya Dokter.
"Alhamdulillah Dok, saya sudah merasa sedikit membaik," jawab Putri.
"Baik, kalau gitu coba saya periksa duku ya." Setelah itu Dokter memeriksa tensi dan detak jantung Putri semuanya sudah terlihat normal. "Alhamdulillah mbak semua nya sudah normal, dan mbak bisa pulang sekarang juga," ucap Dokter.
"Alhamdulillah ya Allah, makasih ya Dok, saya juga rasanya sudah gak betah berbaring terus," cetus Putri becanda.
Dokter pun tersenyum sambil memberi resep obat dan vitamin yang harus di konsumsi Putri di rumah.
"Ini sudah saya tuliskan resep obat dan vitamin nya, nanti di tebus ya di apotik ," perintahnya.
"Oh iya Dok, sekali lagi terimakasih ya Dok," ucap Putri.
"Iya mbak, sama-sama," Dokter menjawab nya dengan lembut dan sopan. "Sus, infusnya di bersihkan ya," perintahnya.
"Baik Buk," jawab nya.
Setelah semua urusan selesai, Aditya juga telah mengurus biayanya, Putri di ajak Pulang bareng oleh Pak Nugroho.
"Mari Nak biar saya antar," ajaknya.
Putri menoleh ke arah Siska, dan Siska mengangguk dan tersenyum.
"Maaf Om ... tapi saya naik sepeda motor bersama teman saya," jawab Putri merasa gak enak sama Siska.
"Kalian berdua naik mobil bareng sama Kita, nanti motornya biar di bawa Riki, yakan Rik!" sahut Aditya.
"Iya ... kamu tenang saja Put ... sepedah motor kamu biar Aku yang urus," jawab Riki yang mengerti maksud tujuan sahabat nya utu.
"Nah itu dengar kan Nak, udah ayok biar saya antar ya kalian, kasihan juga melihat kondisi kamu saat ini Put," jawab Pak Nugroho.
"Baik Pak kalau begitu," ucap Putri.
Akhirnya Putri dan Siska ikut dengan mobilnya Aditya, selama di dalam mobil Putri hanya melihat di kaca jendela di samping nya, Aditya sesekali meliriknya dari kaca yang ada di depan nya, dan di saat bersamaan pulang Putri tidak sengaja melihat nya, di saat bersamaan mereka melihat ke kaca Aditya berusaha menggoda Putri dengan main mata, Namun Putri cuek, ia tersipu malu dan tersenyum sendiri, namun ia menyembunyikan nya dari Aditya.
'Apa-apaan sih Aditya, main mata segala, dia kira Aku bakalan mau gitu sama dia, ganteng sih ganteng tapi ganjen banget' batin nya.
"Jon kamu sendirian, memang orang tua kamu jemana Nak," tanya Pak Nugroho.
"Bunda saya seorang TKW Om, sekarang sedang di Taiwan, sedangkan Ayah saya sedang mudik ke kampung halaman," jawabnya.
"Ooh gitu ... sudah lama Mama kamu menjadi TKW?" tanya nya.
"Sejak saya duduk di bangku SD Om,"
"Wow ... lama juga ya," jawab Pak Nugroho terkejut. "Berarti sejak kecil kamu hanya tinggal bersama Ayahmu,? lanjutnya.
"Iya Om ..." jawab Putri singkat.
"Kalau ini teman kamu siapa tadi namanya?" tanya nya menunjuk Siska.
"Saya Siska Om, saya sahabat nya Putri yang sudah saya anggap seperti keluarga sendiri Om," jawab Siska.
"Ooowh iya iya, berarti seperti Aditya sama Riki ya," ucap nya bercanda.
"Hehe .... mungkin Om,"
Kemudian suasana menjadi hening, Pak Nugroho tertidur, begitupun dengan Siska, mungkin karna kelelahan, jalanan macet, klakson mobil berbunyi bersahut-sahutan, Putri tidak bisa tidur, ia tetap diam dan fokus melihat jalanan yang ada di sampingnya.
Tak terasa tiba-tiba mobil berhenti
"Sudah Sampek nih," ucap Aditya.
"Oh iya," jawab Putri, kamudian ia membangunkan Siska.
"Sis, bangun, kita sudah sampai, cepet bangun," dengan menggoyangkan badan nya Siska.
Siska pun terbangun dan mengucek-ucek matanya. "Emb ... sudah nyampek kita Put?" tanyanya.
"Iya, sudah, Atuk turun,"
Mereka berdua turun dan Putri membuka gerbangnya, Aditya juga ikut turun dari mobil untuk mengucapkan terimakasih. sedangkan Pak Nugroho masih tertidur pulas di dalam mobil.
"Put ... Aku cuma mau ngucapin terimkasih banget kamu sudah mau peduli sama Aku, dan demi Aku kamu sampai rela ngorbanin diri kamu sendiri,"
Putri tersenyum dan menjawab "Huumb ... sama-sama ya Dit, tapi kayak nya kamu jangan terlalu percaya diri gitu deh, Aku nolongin kamu itu karna Aku gak mau hidup dengan bayang-bayang dosa atas ucapan ku ke kamu tadi, jadi makanya Aku tolongin kamu sebisa Aku," cetus Putri.
"Yah setidaknya ada rasa peduli kamu sama Aku kan?" Aditya mulai menggoda Putri.
"Dit ... udah mending sekarang kamu bawa Papa kamu pulang, kasihan tuh tidur di mobil," sahut Siska.
"Putri kamu sangat cantik, dan wajahmu akan selalu terbayang dalam benak ku," goda Aditya sambil berjalan ke mobil sembari tersenyum manis.