51.
Mentari pagi sudah naik setinggi-tingginya. Merasa silau dengan cahaya matahari, Cyra mulai membuka matanya perlahan.
Efek sakit yang ditimbulkan akibat datang bulan membuatnya benar-benar tidak berdaya di atas ranjang. Sampai-sampai, dirinya bangun kesiangan.
Cyra melirik jam digital yang di atas nakas, menyadari bahwa sudah jam sembilan pagi.
Seharusnya, dia bangun daritadi untuk mengurusi sang suami.
Tunggu, berbicara sang suami, Cyra panik seketika. Dia menyadari bahwa ini bukan hari libur.
"Astaghfirullah... bisa-bisanya aku kesiang—" Cyra merutuki dirinya sendiri. Namun, kalimatnya terhenti sewaktu dia membalik tubuhnya, mendapati sang suami yang masih berbaring dengan siku sebagai tumpuan.
"Mas gak kerja?" Tanya Cyra.
Raefal menarik senyumannya, membuat wajah pria itu terlampau tampan. Astaga, bagaimana bisa Cyra baru menyadari bahwa Raefal begitu tampan di pagi hari? Terlebih dengan suaranya yang memberat dan terdengar serak.