234-
Cyra tidak pulang pukul satu pagi seperti yang dirinya ucapkan. Dia pulang pukul sebelas malam. Ibu anak dua itu masuk ke dalam rumahnya dengan tubuh yang sangat lemas dan tidak berdaya. Bukan fisiknya yang lelah. Tetapi, batin dan hatinya.
Berjalan dengan sedikit sempoyongan, dia tidak sadar bahwa kepalanya menabrak sesuatu yang cukup keras. Tanpa mengeluh ataupun meringis kesakitan, Cyra mendongakkan kepalanya, menatap seseorang yang kini berdiri di depannya.
"Mas Raefal?" Raefal, sang suami ada di depan dia. Berdiri kokoh, bertelanjang dada. Dan yang Cyra tabrak adalah dada bidang suaminya.
"Mas pikir setelah berkumpul dengan teman-teman kamu, kamu akan membaik. Mood kamu akan sedikit lebih baik dari sebelumnya. Tetapi, ternyata sama saja. Malah kelihatannya lebih lesu. Ada apa Humaira?" Tangan Raefal terulur sempurna, mengusap lembut pipi Cyra.