210-
Cyra tidak menyangka sang ibu mertua akan mengatakan seperti itu. Dia sampai terdiam membeku dengan ekspresinya yang sedikit syok. Bahkan, saking syoknya sampai-sampai Cyra mengabaikan perutnya yang ditendang cukup kuat oleh anak-anaknya di dalam sana.
"Cyra udah maafin Ibu kok. Bahkan, sebelum Ibu meminta maaf. Lagipula, Cyra gak pernah membenci ibu." Gumamnya.
Senia merasa begitu beruntung memiliki menantu seperti Cyra. Meski dia dekat dengan Ifrey, dan menganggap Ifrey sebagai putrinya sendiri, tetap saja Cyra adalah menantu terbaik yang pernah Senia miliki. Lebih dari Ifrey ataupun Aqilla.
Baik dari akhlaknya, agamanya, bahkan sampai pemikirannya. Dia menyadari hal itu. Tetapi, di tengah kebaikan Cyra, Senia dengan tidak tahu dirinya terkadang menyakiti sang menantu tanpa sadar.
"Tentang poligami yang waktu itu—"
"—tenang saja, Bu. Cyra tahu Ibu gak serius tentang itu. Cyra gak mempermasalahkannya kok." Potong Cyra cepat.