183-
Tuk
Tuk
Tuk
Suara ketukan heels menggema di sebuah Cafe yang cukup ternama di Bandung. Sebuah Cafe yang di dirikan oleh mantan model yang cukup terkenal. Rambut indahnya yang lurus dia ikat hingga berayun manja mengikuti langkahnya.
Dia masuk ke dalam Cafe tersebut, tersenyum selebar mungkin untuk membalas sambutan dari para karyawannya.
Di tengah sambutan yang dia terima, salah seorang pramusaji di sana mendekati Ifrey, membisikkan sesuatu persis di telinganya. "Pria yang sewaktu itu datang, sekarang datang lagi." Bisik pramusaji tersebut.
Ifrey terdiam. Dia menelan ludahnya susah payah, mengedarkan matanya ke sembarang arah. Dan pada arah pukul tiga, manik mata Ifrey bisa menangkap Martin yang saat ini sedang duduk seraya menyesap kopinya sendiri.