155-
Manik mata Cyra terbuka perlahan. Selama beberapa saat, dia mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang cukup terang setelah berada dalam kegelapan dalam waktu yang cukup lama.
Sesaat setelah dirinya sadar dari pingsan, hal pertama yang langsung Cyra ingat adalah kondisi janinnya. Tangannya secara otomatis memegang perutnya sendiri, mencoba bertanya-tanya tentang apakah janinnya baik-baik saja.
Merasa tak ada orang yang bisa dia tanyai, Cyra berusaha untuk duduk. Namun, tubuhnya dicegah saat sang suami tiba-tiba saja datang dengan sarung yang dia kenakan.
"Hei, jangan duduk dulu sayang… istirahat dulu. Kamu butuh ap—"
"Baby?" Potong Cyra. Hanya dengan satu kata, namun bisa menjelaskan semuanya.
Dengan suara yang lembut, Raefal menjelaskan. "Baby's fine… dia baik-baik saja, sayang… Baby sangat amat kuat, kamu tenang aja." Raefal mengusap rambut Cyra, melayangkan sebuah kecupan manis pada kening sang istri.