112.
Acara pemakaman kini telah usai. Cyra hanya diam di depan makam sederhana milik ibu tirinya. Setelah merapalkan doa, Cyra mulai beranjak dari sana.
Dalam dekapan sang suami yang berkali-kali menguatkannya, Cyra hampir terjatuh berkali-kali karena tubuh yang cukup lemas.
"Astaga, sayang.... kamu yakin baik-baik aja? Mas gendong ya?" Entah sudah kali keberapa Raefal menawarkan hal itu. Dia menawarkan untuk menggendong Cyra yang tampaknya kurang baik. Wajah pucat pasi, serta tubuh yang seperti kurang nutrisi.
Joe yang tadi berdiri di samping Cyra ikut mengkhawatirkan sahabatnya. "Ra? Kamu gak baik-baik aja... gak apa-apa, gendong suami kamu aja." Bujuknya.
Cyra tetap keras kepala. Perempuan cantik itu tidak ingin terlihat lemah. Dia tetap berdiri dengan susah payah, berjalan keluar dari wilayah makam.
Tepat pada pintu gerbang pemakaman, Cyra berhenti sejenak. Dia kembali menoleh, menatap makam ibu tirinya. Sebuah air mata kembali menetes, mewakili rasa sakitnya saat ini.