111.
Dunianya runtuh dan hancur berantakan. Semua benar-benar seolah tak tersisa. Cyra meraung, menangis histeris di dalam kamar hotel yang beberapa hari ini menjadi tempatnya berteduh.
Dia melampiaskan semua rasa sakitnya, rasa kehilangannya, dan rasa putus asanya.
Ditengah tangisan yang sebesar itu, pintu kamar terbuka secara cepat. Raefal, suaminya masuk, berlari menghampiri sang istri dan segera mendekapnya sangat erat. "Hei, hei.... hust... nangis sepuas kamu, sayang... Nangis sepuas kamu, tapi harus dalam pelukan aku."
Dalam dekapan suaminya yang terasa hangat dan selalu berhasil menyembuhkan segala macam sakit dan beban berat yang ada, rasa sakit satu ini benar-benar tidak terobati sedikitpun. Hidupnya terasa hancur berantakan. Dia tidak tahu harus bagaimana.
"I-ini mimpi?" Lirihnya di tengah isak tangis yang semakin kencang.