"Silakan, Dok!"
Larisa memberikan cangkir teh di tangannya.
"Tolong bantu Nona Cyzarine bersandar! Saya akan meminumkan teh untuknya."
**
"Bagaimana dengan kesehatan Nona Cyzarine, Dok?"
Setelah hampir 20 menit Ida memeriksa Cyzarine, akhirnya sang dokter pun keluar dari ruang tidur utama. Mark dan kedua sahabat Cyzarine sudah menunggunya tepat di depan pintu.
"Sabar, Mark!"
Larisa menegur Mark. Ia merasa tidak menyukai sikap pria yang ditaksirnya tersebut terlihat begitu mengkhawatirkan Cyzarine.
"Lagi pula, untuk apa kau menanyakan kondisi Cyza?! Padahal kau bukan siapa-siapa!"
Irina berbicara dengan ketus. Ia sama tidak sukanya seperti Larisa tadi. Dan ya, kedua wanita tersebut benar-benar sangat menyukai Mark. Namun, tak ada seorang pun yang berani mengungkapkannya.
"Tentu saja saya berhak tahu, Nona-nona. Apakah kalian berdua lupa, siapa saya?!"
Ida memperhatikan ketiga orang yang bersamanya saling tidak mau mengalah satu sama lain.