Zio meraih kedua tangan Cyzarine dan menciumnya dengan mesra.
"Karena kita akan segera melangsungkan pernikahan, maka tidak ada salahnya untuk saling terbuka dan jujur satu sama lain, Cyza. Tidak ada yang salah dengan kejujuran. Hubungan yang baik dimulai dari memupuk kejujuran."
Zio membawa Cyzarine ke dekapannya. Ia mengusap punggung wanitanya dengan lembut.
"Jadi, apakah benar kau ingin kembali ke Australia?"
Zio melepaskan dekapannya dan melihat Cyzarine menganggukkan kepala.
"Apakah kau tidak ingin menunggu aku satu atau dua hari lagi dan kita akan ke Australia bersama?"
Cyzarine menarik napas dalam-dalam.
"Aku tidak bisa menunda lagi atau posisi ku akan tergantikan oleh Nina."
Cyzarine memelankan nada suaranya. Namun, tidak ada yang mengetahui bahwa Emily mencuri dengar perbincangannya dengan Zio.
"Tuan dan Nona, silakan minum teh buatan saya!"
Sam meletakkan dua cangkir di atas meja ruang tamu di mana ruang tidur Emily berada tepat di depannya.