Chereads / Gadis Malang dan Calon Pewaris / Chapter 20 - Tetap Sekolah

Chapter 20 - Tetap Sekolah

Gadis Malang yang berasal dari keluarga menengah kebawah terus memperhatikan cara kedua orang itu berbincang. Dia menyimpulkan bahwa kehidupan orang kaya memang sangat berbeda dengan kehidupan orang rendahan. Meski Siti terlihat lebih tua daripada nyonya rumah itu tetapi wanita tua itu terus membungkukkan badannya untuk menghormati majikan nya. Hati Keisha miris melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Ibunya sering berkata bahwa semua manusia ditakdirkan dalam keadaan yang sama. Tidak ada yang lebih rendah ataupun lebih tinggi karena yang menentukan semua itu hanyalah ketakwaan seseorang. Namun di dalam dunia nyata semua itu sering sekali tidak berlaku, sebab seseorang hanya melihat orang lain dari sisi luarnya saja. Jika seseorang memiliki harta kekayaan dan jabatan yang tinggi maka ia akan dihormati oleh semua orang. Namun jika seseorang hanyalah orang miskin yang berasal dari kelas rendahan dan tidak memiliki jabatan apapun maka dia tidak akan bernilai di mata orang lain. Begitulah nasib yang diterima Keisha saat ini. Dia berasal dari kelas menengah bawah jangan kan dihormati ia bahkan tidak layak mendapatkan kasih sayang dan perlakuan baik dari orang lain.

"Mari ikut saya neng!" bi Siti mengajak Keisha untuk ikut dengan dirinya. Kesya pun mengikuti langkah bi Siti yang berjalan menuju ruang belakang yang merupakan sebuah ruangan untuk laundry. Di dalam perjalanan gadis belia itu hanya bisa melihat kemewahan dengan rasa kagum dan juga rasa takjub yang luar biasa. Semua ornamen yang ada di dalam rumah besar itu benar-benar menunjukkan kemahalan dan kemewahan. Kemahalan yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang memiliki banyak sekali uang. Mereka terus berjalan melewati beberapa ruangan kemudian barulah mereka tiba di bagian belakang tempat Kesya akan melakukan pekerjaannya.

"Kamu harus mencuci semua pakaian yang ada di sini! Lalu menjemurnya dengan rapi. Setelah itu kamu menyetrika, dan menyusunnya di lemari ini!" bi Siti menjelaskan pekerjaan yang harus dilakukan oleh Keisha. Begitu banyak pekerjaan dan begitu banyak cucian di rumah ini. Karena rumah ini dihuni oleh banyak orang. Mulai dari pemilik rumah sampai para pelayan yang berada di sana.

"Sebelum kamu mencuci kamu harus memisahkan pakaian majikan dan juga pakaian para pelayan! Cara mencuci pakaian majikan juga berbeda dengan cara mencuci pakaian para pelayan. Kamu harus benar-benar memperhatikan letak dan juga cara mencucinya. Untuk mencuci saja banyak sekali aturan yang harus diikuti oleh Keisha.

"bibi, kapan aku boleh pulang ke rumah?" keysia Yang masih memikirkan tentang sekolahnya bertanya kepada kepala pelayan itu.

"buat apa? Bukankah kamu akan tinggal dan tidur di sini?" bik Siti kembali bertanya.

"Apa?" keisha tidak tahu bahwa dirinya akan bekerja selama 24 jam di rumah besar itu. Bahkan dia harus tinggal di sana.

"Bukankah kamu akan bekerja di sini bagaimana kamu bisa pulang ke rumah?" Gadis itu semakin bingung. Tetapi jika hal itu sudah diputuskan maka dia harus menerimanya dan tidak bisa menolak.

"Apakah aku harus pindah ke sini?" gadis belia itu kembali bertanya.

"tentu saja neng! Kamu harus bekerja di sini, dan kamu juga harus tinggal di sini agar kamu bisa mengawasi pekerjaan mu!" jelas Bik Siti. Gadis Malang itu menundukkan kepalanya. Ini artinya harapan yang tersisa di dalam hidup Keisha telah hancur. Ini artinya sang ibu tiri sudah menyerahkan Keisha kepada pemilik rumah besar itu. Jangankan untuk sekolah, dia bahkan tidak akan diijinkan untuk kembali pulang ke rumah. Tetapi Kesya tidak bisa menerima begitu saja permintaan ibu tirinya tanpa memberikan informasi apa-apa kepada dirinya.

"Baiklah bik! Tetapi apakah aku boleh pulang sebentar, aku harus mengambil pakaian dan beberapa perlengkapan ku untuk tinggal di sini!" akhirnya Kesya menyerah. Dia tidak akan pernah bisa menolak perintah dari ibu tirinya. Namun ia berusaha mencari kebaikan di dalam kesulitan itu. Dengan seperti ini mungkin saja dia akan terbebas dari siksaan ibu tirinya yang sangat menyakitkan.

"Baik! Tapi kamu tidak boleh pergi sendiri! Sopir rumah ini akan mengantarkanmu untuk mengambil barang barang dan membawamu kembali pulang ke rumah ini!" ucap Bik Siti. Kesya mengangguk kemudian memanggil seorang sopir dan memintanya untuk mengantar keisha kembali pulang ke rumahnya.

Bik Siti Memperhatikan mobil yang membawa Kesya perlahan menghilang dari hadapannya. Hati wanita paruh baya itu sedih karena melihat gadis belia seperti Kesya terpaksa bekerja menjadi pelayan di rumah besar ini.

"Kasihan sekali gadis kecil itu! Dia kelihatan pintar dan baik hati, tetapi nasib tidak memihak kepada Nya. Sehingga, dalam usia muda dia harus bekerja keras demi mengumpulkan uang. Seharusnya nggak di situ duduk di bangku sekolah dan menikmati pelajaran seperti anak seusianya," gumam Bik Siti. Dia teringat akan putrinya yang juga terpaksa putus sekolah, karena dirinya tidak mampu membiayai sekolahnya saat itu. Kini putrinya sudah menikah dengan seseorang dan hidup pas-pasan di desa. Dia harus bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Setitik air mata tumpah menetes di wajah bik Siti. Saat dirinya teringat akan kenangan pahit di dalam hidupnya.

***

"bagaimana keadaanmu nak?" nyonya harmadi bertanya kepada putranya saat datang menghampiri dirinya.

"aku sudah baikan Ma! Bagaimana pelayan mama, yang bertugas di ruang laundry. Apakah mama sudah menerima orang itu?" Azka bertanya kepada ibunya. Sang Ibu merasa heran mengapa putranya begitu perhatian kepada gadis belia itu hingga memberikannya pekerjaan sebagai pelayan di rumah mereka. Aska adalah pemuda yang pendiam dan juga cuek, Dia sangat dingin dan tidak memiliki perhatian kepada orang lain. Tetapi perhatian Aska kepada ada Keisha membuat nyonya harmadi mulai curiga.

"Dia sudah pernah menolongku mah! Aku hanya ingin membalas kebaikannya! Mama tidak perlu curiga seperti itu kepadaku?" Aska mencoba menjelaskan kepada sang ibu saat mendapatkan tatapan kecurigaan dari kedua mata ibunya. Nyonya harmadi pun mengangguk dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh putranya.

"tetapi mah! Aku masih punya satu permintaan. Biarkan dia tinggal di sini namun ijinkan dia untuk bersekolah!" Aska mulai merayu ibunya untuk memberikan izin kepada Keisha tetap melanjutkan pendidikannya.

"Sekolah?" nyonya harmadi tidak mengerti, karena seharusnya pelayan yang bekerja di rumah mereka tidak diperbolehkan bahkan untuk keluar dari rumah itu tanpa seijin kepala pelayan. Dengan mengizinkan Keisha untuk bersekolah maka itu artinya peraturan di rumah ini mulai dilanggar.

"Aku mohon Ma! Dia adalah gadis yang pintar dan juga baik hati, hanya nasib malang yang membuatnya menderita. Dia juga mendapatkan beasiswa hingga bisa sekolah di sekolahku saat ini," Aska tahu, permintaannya untuk mengizinkan Keisha pergi ke sekolah adalah permintaan yang berat bagi sang ibu. Karena itu artinya ibunya juga melanggar peraturan yang terus diterapkan di rumah besar mereka. Tetapi Aska memberanikan diri karena dia tidak bisa membiarkan Kesya berhenti bersekolah. Sebab itu pasti akan membuat gadis Malang itu semakin bersedih.