Chereads / Gadis Malang dan Calon Pewaris / Chapter 23 - Sepeda Baru

Chapter 23 - Sepeda Baru

Saat itu, Azka hendak maju dan membela Keisha. Tetapi dengan isyarat mata, gadis itu mencoba menghentikan langkah pemuda tampan itu. Meski Azka tidak mengerti, tetapi dia menuruti permintaan dari teman sebangkunya.

Kemudian, Kesya mendekat lalu berdiri di hadapan Aska.

"Maafkan aku Aska!" Ucap gadis itu. Di saat bersamaan sila mendekat, Dia menendang lutut Keisha dari belakang hingga membuat Keisha berlutut di hadapan Aska. Pemuda tampan itu ingin melakukan sesuatu tetapi sekali lagi Keisha berusaha menghentikannya.

"baguslah akhirnya kamu mengerti cara menghormati orang kaya! Seharusnya kamu tahu di mana posisimu, tidak baik Jika kamu melangkah terlalu jauh," ucap sila kepada Keisha yang berlutut di hadapan Aska dan meminta maaf.

"kamu boleh pergi!" lanjut sila.

Setelah Keisha meninggalkan tempat itu, Shila mencoba mendekati Aska namun pria tersebut menepis tangannya lalu berlari mengejar Keisha. Pemuda tampan itu mencari keberadaan dari teman sebangkunya tetapi ia tetap tidak menemukannya di dalam kelas atau pun di lingkungan sekolah. Aska kemudian berlari menuju taman belakang dimana Kesya sering berada di sana. Saat pemuda tampan itu tiba di taman belakang ia menemukan Keisha sedang duduk dan menitikkan air mata.

Gadis malang itu kembali merenungi nasibnya. Bahkan kemiskinan tidak memberinya izin untuk berteman dengan siapapun. Kemiskinan bukan hanya membuat Gadis itu merasa menderita tetapi juga menghalangi setiap langkah yang akan ia tempuh untuk menggapai sebuah mimpi yang sudah ia cita-citakan sejak lama. Iya telah melawan semua orang dan melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri karena semua itu percuma dimata kekuasaan dan dimata keserakahan. Gadis Malang itu hanya bisa menundukkan kepala sambil menitikkan air mata, tidak banyak yang bisa ia lakukan karena ia bahkan tidak memiliki siapa. Sebatang kara hidup di dunia tidaklah hal yang mudah, karena akan semakin banyak masalah yang didapatkan sebab Ia bahkan tidak punya teman untuk sekedar menceritakan setiap masalah yang ia terima.

Aska yang melihat gadis itu sedang menangis mulai mendekatinya. Dia duduk tepat di samping Keisha. Gadis itu menyadari kehadiran Aska dan berusaha menutupi air mata yang tumpah membasahi pipinya.

"kenapa kamu menghentikan ku?" Aska bertanya kepada Keisha. Sebab Ia tidak mengerti mengapa wanita itu menghentikan pembelaan yang dilakukannya terhadap keisha.

"Semua itu adalah alasannya. Semakin kamu peduli kepadaku maka akan semakin sulit hidup yang aku jalani. Sebaiknya kamu menghindar dan pergi dari kehidupanku, tidak perlu mengikuti campur dalam setiap urusanku Karena semua itu pasti akan semakin menyiksa diriku!" Keisha sangat kecewa dan marah bukan kepada Aska tetapi kepada dirinya. Karena sejujurnya ia sangat ingin berteman dengan pria yang memberikan perhatian lebih kepada dirinya itu. Tetapi latar belakang dan kemiskinan yang melekat di dalam diri Keisha membuat wanita tersebut tidak bisa mewujudkan keinginannya. Dia pergi meninggalkan Aska masih dalam pertanyaan yang ada di dalam pikirannya.

Kesya sedang berusaha menghindari Aska. Karena ia tahu jika berdekatan dengan pemuda tampan itu hanya akan mempersulit dirinya. Jangankan untuk bersekolah dan bisa menggapai cita-cita yang sudah Ia torehkan di dalam hati, bahkan Gadis itu tidak akan pernah lagi bisa menginjakkan kaki di sekolah Jika Aska terus saja mendekati dirinya.

Tetapi Aska juga tidak mau terima dengan perlakuan Keisha. Hati Aska telah tersentuh oleh takdir yang diterima oleh gadis belia tersebut. Mulai dari penyiksaan yang dilakukan oleh sang ibu tiri hingga semua penderitaan yang terus tampak di mata pemuda tampan tersebut. Sebagai laki-laki Aska tidak bisa membiarkan semua itu terjadi kepada Keisha. Karena hatinya telah memutuskan untuk melakukan sesuatu demi menyelamatkan gadis tersebut.

***

Ketika pulang sekolah kisah segera berlari menuju kediaman harmadi. Aska tidak bisa mengajak gadis tersebut menaiki mobilnya karena itu akan membahayakan dirinya dan juga membahayakan Keisha. Dia hanya bisa melihat gadis yang malang dari kejauhan. Setelah itu ia hanya bisa meninggalkan Keisha berjalan sendiri untuk kembali pulang ke rumah.

"kita singgah ke mall Pak!" saat Pak Burhan sedang mengemudikan modif mobil yang membawa Aska untuk kembali pulang ke rumah tiba-tiba Aska meminta Pak Burhan untuk memutar mobilnya.

"baiklah tuan muda!" Jawa Pak Burhan kemudian segera memutar mobil menuju arah yang berbeda. Saat tiba di mall Aska segera menuju toko sepeda. Dia berniat membelikan sepeda untuk Keisha agar gadis tersebut tidak terlambat ke sekolah ataupun kembali pulang ke rumah. Setelah mendapatkan sepeda yang cocok Aska pun pulang bersama Pak Burhan.

"tolong berikan ini kepada gadis yang bekerja sebagai pencuci pakaian di rumah kita pak!" sebelum turun dari mobil Aska memerintahkan Pak Burhan untuk memberikan sepeda yang sudah ia beli kepada Keisha.

"Tolong rahasiakan semua ini!" dalam kebingungan Pak Burhan yang ingin bertanya justru mendapatkan perintah yang kedua agar dirinya menutup mulut dan tidak menceritakan tentang sepeda tersebut kepada siapapun. Pak Burhan semakin bingung mengapa Aska selalu saja ingin melindungi Keisha. Tetapi pria paruh baya itu tidak bisa menolak keinginan dari Aska. Bukan hanya Aska adalah majikan tetapi kasih sayang Pak Burhan sangat melimpah untuk pemuda tampan itu. Pak Burhan akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Aska dari amarah Pak harmadi yang terkenal dengan kekejamannya.

"Baik tuan muda!" jawab Pak Burhan kemudian segera menurunkan sepeda dari mobil lalu membawanya ke pintu belakang. Semua pelayan rumah besar itu hanya bisa keluar masuk dari pintu belakang kecuali bik Siti. Sebagai kepala pelayan Dia memiliki hak istimewa untuk bisa keluar masuk dari pintu depan. Sementara pelayan yang lain hanya bisa keluar masuk dari pintu belakang dan mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing tanpa diperbolehkan berkeliaran di sekitar kediaman harmadi yang besar dan juga mewah.

Dari kejauhan Pak Burhan melihat kepulangan Keisha. Gadis belia itu tampak kelelahan dengan keringat bercucur membasahi seluruh tubuhnya. Pak Burhan merasa kasihan karena Gadis itu terpaksa berlari di bawah terik sinar matahari agar bisa segera kembali pulang ke rumah besar itu untuk menyelesaikan tugas-tugas nya.

"Mulai besok sebaiknya kamu pergi dan pulang sekolah menggunakan sepeda ini!" begitu berpapasan dengan Keisha Pak Burhan segera menyerahkan sepeda pembelian Aska kepada gadis tersebut. Mata kisah terbelalak melihat sepeda impiannya kini ada di depan matanya. Rasa lelah yang sebenarnya sangat ia rasakan karena berlari di bawah terik matahari kini tiba-tiba menghilang saat melihat sepeda yang gagah dan juga mempesona berada di hadapannya. Keceriaan dan kebahagiaan tampak jelas menghiasi wajah gadis belia tersebut.

"Apakah Bapak membelikannya untukku?" tanya Kesya setengah tidak percaya dengan hadiah yang baru saja ia dapatkan.