Chereads / Gadis Malang dan Calon Pewaris / Chapter 25 - Menemui Ayah

Chapter 25 - Menemui Ayah

Wanita paruh baya itu tersenyum melihat Keisha begitu menikmati makanan yang ia berikan. Kebaikan dan kepolosan Gadis itu membuat bik Siti sangat mencintai dirinya. Menyayangi Keisha seperti menyayangi Putri kandungnya sendiri.

Gadis itu menikmati makanya dengan lahap kemudian ia bergegas mengganti pakaian lalu melakukan tugasnya mencuci semua pakaian yang ada di ruang laundry. Begitu banyak pakaian yang terdapat di sana tetapi fasilitas yang ada di rumah itu membuat Keisha merasa dimudahkan. Sambil bersenandung dan tertawa kecil Gadis itu melakukan tugasnya dengan bahagia. Tidak ada lagi penyiksaan yang selama ini ia dapatkan dari ibu tirinya. Tidak ada lagi pukulan yang biasanya terus mendarat di tubuhnya. Gadis itu tidak peduli dengan seberapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Yang penting bagi dirinya adalah ia bisa bersekolah dan terlepas dari siksaan ibunya.

Tetapi Kesya kembali bersedih karena memikirkan keadaan sang ayah. Ini ayahnya berada dalam genggaman ibu tirinya. Bagaimana dia bisa menyelamatkan sang ayah dan membebaskan ayah dari ibu tirinya yang sangat kejam. Keisha telah memutuskan untuk menemukan cara agar bisa menyelamatkan ayah kandung yang satu-satunya ia miliki saat ini. Gadis itu berharap semoga suatu saat ia bisa berdiri di kakinya sendiri dan bisa menyelamatkan sang ayah.

***

Hari ini adalah hari Minggu minggu, keluarga tempat Kesya bekerja mengizinkan agar Gadis itu bisa berlibur di hari Minggu. Keisha memutuskan untuk pulang ke rumah agar bisa bertemu dengan sang ayah. Meski selama ini Maulida tidak tidak pernah mengizinkan dirinya untuk bertemu dengan orang satu-satunya yang ia miliki di dunia. Tetapi hari ini keisha berharap bahwa dia akan bertemu dengan ayah kandungnya.

Gadis Malang itu masih ingat saat kali terakhir ia melihat sang ayah. Ketika itu dia baru saja pulang dari sekolah dan menemukan banyak orang berkerumun di rumahnya. Kesya tidak tahu apa yang terjadi, yang ia tahu adalah ayahnya sudah dilarikan ke rumah sakit. Saat pulang dari rumah sakit ia sudah mendapati sang ayah tidak bisa berjalan.

"ayah?" Gadis itu mencoba berlari mengejar ayahnya, tetapi Maulida menghentikannya. Bahkan Maulida tidak mengijinkan Kesya untuk berbicara dengan sang ayah. Dia segera membawa ayahnya dengan menggunakan kursi roda lalu masuk ke dalam kamar. Sejak saat itu itu gadis yang Malang yang sudah ditinggalkan ibunya bahkan tidak pernah mendengar suara ayahnya. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan ayah yang dikurung di dalam kamar selama bertahun-tahun lamanya. Setiap kali keisya ingin bertemu dengan ayahnya Maulida pasti akan memberikan dia hukuman yang berat. Hal itu terus terjadi berulang-ulang.

Maulida juga mengancam Kesya, jika dirinya tidak menuruti semua perintah Maulida maka k Sang Ayah lah yang akan menjadi korban penyiksaan yang dilakukan oleh ibu tirinya itu.

Pak Burhan mengantarkan Keisha hingga ke depan pintu rumahnya. Kemudian Pak Burhan segera kembali ke kediaman harmadi. Gadis belia itu berdiri di depan pintu, memperhatikan pintu rumahnya yang tertutup rapat. Meski ragu ia berusaha mengetuk pintu namun tidak ada balasan dari dalam. Sepertinya Maulida memang tidak berada di rumah, Keisha memberanikan diri untuk menerobos masuk ke dalam rumahnya sendiri. Dia berjalan perlahan, mencoba melihat Apakah ibu tirinya ada di rumah atau tidak. Memastikan bahwa wanita kejam itu benar-benar tidak ada di rumah tersebut. Perlahan Ia terus melangkahkan kakinya, tetapi sepertinya Maulida memang benar-benar tidak ada di rumah.

Gadis Malang itu memberanikan diri untuk menemui sang ayah. Dia berjalan menuju kamar di mana ayahnya dikurung selama bertahun-tahun. Keisha berdiri di depan pintu, mencoba membuka pintu tersebut tetapi ternyata pintu itu sudah terkunci. Siswa SMA itu kemudian berusaha mencari alat yang bisa digunakan untuk membuka kunci kamar. Setelah mencoba mencari kesana kemari akhirnya dia menemukan sebuah gunting. Dengan hati berdebar karena takut jika Maulida kembali secara tiba-tiba, Kesya terus berusaha membuka kunci kamar. Akhirnya ia pun berhasil. Dia menghembuskan nafas dalam karena lega.

Kemudian perlahan Gadis itu membuka daun pintu. Di dalam terlihat sangat gelap, karena tidak ada cahaya yang masuk ke dalam kamar tersebut. Gadis itu mencoba mencari saklar lampu agar bisa melihat isi kamar. Tetapi ia tetap tidak menemukannya, Dia berjalan masuk ke dalam. Mencoba memperjelas penglihatannya, mencoba mencari sosok sang ayah yang terkurung di sana.

"anakku?" Gadis itu menghentikan langkahnya saat mendengar suara berat dari sesosok pria. Dia sangat mengenal suara itu, itu adalah suara sang ayah yang selama ini sangat ia rindukan. Geisha berjalan lebih cepat menuju arah suara, dalam kegelapan dia menemukan wajah sang ayah yang begitu pucat dan juga sudah menua.

"Ayah?" tangis Gadis itu pecah. Kesya terduduk di lantai, mencium lutut sang ayah yang sedang duduk di kursi roda. Betapa menyedihkannya nasib sang ayah, karena tidak ada yang bisa ia lakukan. Betapa kesepiannya sang ayah karena hanya kegelapan yang menjadi temannya. Gadis itu benar-benar tidak mampu menahan air matanya. Dia merasa bersalah karena sebagai seorang anak dia tidak mampu melindungi ayahnya sendiri.

"maafkan ayah nak!" ucap pria paruh baya itu dengan sangat lemah. Sang Putri juga tidak mampu mendengar kata-kata maaf yang terlontar dari lisan ayahnya. Karena semua kejadian yang menimpa mereka bukanlah salah dari pria itu. Sudirman juga tidak tahu bahwa Maulida adalah wanita yang sangat kejam. Kehidupan ekonominya yang rendah membuatnya memutuskan untuk menikah dengan Maulida dan berharap agar dia bisa membahagiakan Putri satu-satunya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.

"Ayah tidak bersalah, akulah yang bersalah karena tidak bisa menjaga ayah! Aku berjanji akan membawa Ayah segera dari sini!" ucap Kesya di tengah isakan tangisnya.

"Sudah beberapa hari ayah tidak melihatmu?" gadis Malang itu mengangkat wajahnya. Bagaimana sang ayah bisa melihat dan mengetahui dirinya berada di rumah atau tidak. Saat mendapatkan pertanyaan dari tatapan Sang Putri ayahnya mulai menjelaskan.

"setiap hari ayah bisa melihatmu dari celah yang ada di jendela! Ayah bisa melihatmu melakukan semua tugas mencuci semua pakaian. Ayah juga bisa melihatmu mendapatkan penyiksaan dari wanita kejam itu!" ada kesedihan, amarah, penyesalan dan juga dendam didalam suara Sudirman. Dia benar-benar menderita saat melihat putri satu-satunya terus mendapatkan penyiksaan dari istri barunya. Dia marah kepada Maulida yang tidak berperasaan dan tidak memiliki hati. Dia menyesal karena termakan rayuan Maulida sehingga dia pun memutuskan untuk menikah dengan wanita itu. Sudirman dendam, dia ingin membalas semua sakit yang didapatkan oleh putrinya.

"ayah?" selama ini Keisha tidak tahu bahwa sang ayah terus menyaksikan dirinya di dalam ketersakitan. Gadis belia itu tidak bisa membayangkan bagaimana tersiksa nya sang ayah saat melihat dirinya mendapatkan siksaan dari Maulida.