"Mudah sekali memecah belah mereka. Dengan emosi remaja yang sulit di kendalikan. Dan bukankah itu menyenangkan? Melihat mereka menderita karena saya yang menyebabkannya," Profesor Alan terkekeh, "Bukankah begitu hadirin sekalian?"
Beberapa hadirin dalam rapat itu mengangguk membenarkan. Sebagjan lain hanya diam tidak merespon. Termasuk Yuki yang justru berpikir sejauh apa kegilaan Porfesor Alan dan The Horse. Mereka jelas sudah berjalan sangat jauh. Dengan ego dan ambisj yang tinggi, mereka jelas sudah menyiapkan banyak hal untuk hal ini.
"Dan ini adalah saat saat dimana mereka mulai terpecah karena hal hal sepele yang sebenarnya tidak perlu di perdebatkan,"
Dan layar di depan sana berganti dengan video lain.
***
Juwita menarik pelatuk pistol di genggaman tangan, tak lama kemudian sebuah peluru melesat keluar bersamaan dengan terdengarnya suara tembakan. Gadis itu tersenyum senang ketika matanya mendapati pelurunya tepat mengenai objek tembakan.