Jersha memasuki cafe langganannya, bel berdenting ketika ia mendorong pintunya.
Satu-satunya pengingat waktu di tengah ruangan menunjukkan pukul 3 sore.
Sebagai pengangguran, waktu berjalan sangat cepat untuk Jersha.
Gadis itu lantas melangkahkan kakinya menuju meja di ujung ruangan dekat jendela besar yang tepat menghadap ke jalanan.
Seorang pelayan mendekatinya, bertanya apa yang akan ia pesan.
"Americano," jawab gadis itu tenang.
"Baik silahkan di tunggu,"
Jersha mengangguk tanpa niat membalas. Tatapannya kembali terpaku pada jalanan yang tak sarat akan hiruk piruk manusia dengan pakaian kantoran atau seragam sekolah.
Kendaraan tidak hanya satu dua yang berlalu lalang melailan puluhan hingga ratusan. Macet.
Suara bising umpatan seseorang atau dering klakson yang di bunyikan dalam waktu tidak sebentar membuat telinga siapapun yang mendengarnya akan berdengung nyeri. Termasuk Jersha.
Tidak masalah, ia sudah cukup terbiasa dengan kehidupan orang normal seperti ini.