"Jadi apa yang kalian bicarakan? Sesuatu apa milik Jeno yang lebih besar dari milik Mark dan kenapa kau ingin menunda bercinta dengan Jeno hm Nana sayang?" Yuta melipat tangannya di depan dada. Sicheng di sampingnya hanya terkekeh kecil.
"Kalian sangat menggemaskan. Dan Nana jangan lupa untuk rencananya. Mama akan selalu ada di belakangmu kau tidak perlu khawatir," pria manis itu tersenyum.
Jaemin tertawa lebar, melepaskan dirinya dari pelukan Jeno lantas memeluk ibunya erat, "Ah aku sangat mencintai mama,"
"Dan aku?"
"Ya kau juga papa," jawab si manis tanpa menoleh.
Renjun yang melihat pemandangan itu tidak mau kalah segera menubruk tubuh saudara dan ibunya dengan pelukan, "Lupakan Shotaro dan Dejun Hyung. Kadang sulung dan bungsu memang harus terlupakan walau sejenak,"
Sicheng tertawa renyah, "Yah anak anakku sudah dewasa sekarang. Tapi tolong perhatikan langkah kalian. Jangan sampai meninggalkan jejak kaki,"
"Siap mama,"