Jaemin berjalan menuju kantin dengan riang. Suasana hatinya membaik saat ini.
Di sudut kantin, Haechan—yang duduk bersama Jeno dan Yangyang—melambaikan tangan dengan gembira, "Kau membolos lagi? Pak Kim tadi membicarakanmu,"
Jaemin tersenyum tanpa dosa lalu menggeleng, "Karena si menyebalkan itulah aku membolos," beonya.
Yangyang menggeleng pelan, "Kenapa tidak mengajakku?"
"Aku tidak berniat mengajakmu. Kau sangat cerewet dan menyebalkan,"
Si pemuda Moon melotot kesal, "Tunggu saja sampai aku membuatmu impoten,"
Jaemin ikut melotot, memegangi 'asetnya' sembari menatap sang sahabat horor, "Aku tidak percaya kau begitu jahat padaku Yangyang,"
"Kalian sangat memalukan. Aku bahkan tidak mengerti bagaimana bisa aku berteman dengan dua idiot seperti kalian," dengus Haechan, "Aku akan memesan. Yangyang temani a—"
"Biar aku saja," Jaemin segera berdiri.
Haechan menaikkan sebelah alisnya, "Padahal aku sudah memberikanmu kesempatan untuk berduaan dengan pujaan hatimu itu,"