"Eh gue ke kelas dulu ya," pamit Vera tiba-tiba.
"Oke kak hati-hati," Terbit membalas dengan senyum lebarnya. Matanya mengikuti langkah Vera yang menjauh keluar kantin.
"Bit,"
Sang empunya menoleh, "Kenapa kak?"
"Hati-hati,"
"Hah?"
"Pokoknya hati-hati aja," jawab Ajeng, "Yang awalnya baik nggak selamanya baik, bukan apa-apa cuma buat antisipasi aja,"
Terbit mengangguk tidak ambil pusing, "Oke,"
"Mbul anakkuuu,"
Semuanya menoleh serempak.
"Bisa bareng gitu nolehnya? Di boomerang bagus pasti,"
"Halah bacot kali," Ajeng mendengus kesal.
"Gapapa bacot yang penting cantik,"
"Dihdih najes," Ajeng bergidik, "Gal, Sen, Bin, kalo nggak ada urusan di sini mending kalian pergi aja,"
"Dih kok jadi ngusir," Senja melotot tak terima, memeluk lengan Terbit erat.
"Emang lo di sini nggak guna Sen, mending pergi aja basket kek mabal kek serah," ujar Terbit.
"Iya tuh, menuh-menuhin doang," lanjut Bulan.