"Terbit cintaku sayangku hatiku tulangku ususku," teriak Senja memasuki kantin dengan Galaksi dan Bintang berjalan di belakangnya.
Terbit yang tengah mengobrol dengan Vera, Bulan, dan Ajeng lantas menoleh, "Alay,"
Senja tersenyum lebar, duduk di samping pacarnya, "Eh ada pawangnya Raden,"
"Bacot ah," balas Ajeng, "Revanya sama Keyline mana sih?"
"Loh Kak Key sama Kak Rev mau nyusul?" tanya Bulan.
"Iya," Ajeng mengangguk singkat.
"Kayanya kita dateng di saat yang salah emang," celetuk Galaksi, "Geng ghibah mau ngumpul,"
"Nah itu sadar," sinis Bulan, "Ganggu aja kalian tau nggak,"
"Lemes banget mulut lo Mbul, belum juga di tabok pake bibirnya Bintang," Senja menaik-turunkan alisnya, wajahnya menyebalkan luar biasa membuat Bulan mendengus kesal.
"Bit laki lo tuh," adu Bulan.
"Bunuh aja gue ikhlas,"
"Ntar gue mati lo janda kali yang,"