Senja cemberut, seharusnya tadi ia mengajak Terbit untuk menemaninya, bukannya membiarkan cewek itu itu menunggu sendirian di kantin.
Tapi kan Senja tidak ingin pacar cantiknya itu kepanasan, atau bahkan berdesak-desakan dengan fans Senja yang luar biasa menyebalkan. Tapi sekarang? Senja sangat menyesal, sejak tadi Raya menempel padanya seperti perangko.
Senja kesal tentu saja, cowok itu celingukan, siapa tahu Terbit datang menyusulnya, tapi nihil. Huh Senja ingin marah.
"Yang sabar bro," Galaksi melempar senyum mengejek.
"Bangsat lo Galak," Senja melotot kesal, "Lo bisa jauhan nggak sih?"
"Lo kenapa emangnya kak?" tanya Raya polos, ralat, sok polos lebih tepatnya.
"Risih gue," jawab Senja seadanya.
"Oh gitu, maaf ya kak kalo selama ini aku bikin risih, selama ini aku-"
"Nah itu lo sadar," sela Bintang, "Makanya jauh-jauh lo, nggak usah ganggu hubungan orang kaya-"
"Bintang," Senja memperingatkan, "Mendingan lo pergi, sebelum Terbit lihat,"