Terbit mendengus, terhitung sudah satu jam ia duduk sendirian di kantin menunggu Senja yang tengah latihan basket.
Awalnya Terbit hendak mengajak Bulan, namun cewek itu pulang terlebih dahulu karena urusan mendesak, bertemu dengan Michel, ibu Bintang.
Terbit mengetuk jarinya pada meja kantin, sudah pukul 3 sore. Seharusnya sekarang Terbit tengah menikmati tidur siang di kasur kesayangannya.
"Halo Terbit,"
Sang empu mendongak, menatap sosok pemilik suara, "Mau apa lo?"
"Cuma mau ngobrol aja kok," ia tersenyum manis, duduk di hadapan Terbit.
"Sorry nggak punya waktu," desis Terbit.
"Oh gitu ya? Tapi gue nggak peduli,"
"Shut up Angkasa,"
Angkasa tersenyum miring, "Gue denger orang tua lo balik ke Indo ya?"
"Apapun itu nggak ada urusannya sama lo," mata Terbit memincing, menatap Angkasa tajam.
"Kan mereka calon mertua gue, tentu ada urusannya sama gue dong," Angkasa bersedekap dada, menatap Terbit intens.
