"Kalo ini mimpinya siapa tuh tadi lupa,"
***
Langkah kaki menggema di seluruh penjuru lorong sebuah gedung apartemen di Kota Nero. Lampu yang menyala terang menghasilkan bayangan ketiga sosok yang kini melangkah tergesa. Salah satu dari ketiga sosok itu mendengus, "Ku harap Juwita tidak mengacau,"
"Dia hanya akan cerewet saat mabuk seperti biasa," suara lain menyahut.
"Aku bahkan bisa menebak apa yang terjadi esok hari,"
Ketiga sosok itu—Lucas, Yuki, dan Dino—berhenti tepat di depan pintu sebuah flat bertuliskan 56. Menekan pasword pintu apartemen, Yuki sedikit mendengus. Suara gaduh dari dalam sana cukup menjelaskan situasi apa yang terjadi saat ini.
Pintu itu terbuka, dengan langkah tergesa gadis itu memasuki flat milik sepupunya. Matanya sedikit membulat ketika menyadari kini Juwita—sahabatnya—tengah melempari Arjun dengan barang-barang di sekitarnya. Matanya kian membulat kala menyadari terdapat dua sosok lain di ruangan itu tengah mencoba menahan pergerakan gadis itu.