"Bener dugaan gue. Ini semacam point of view. Tapi cuma beberapa djantara kita," ujar Keynan seraya menghembuskan napas kasar.
***
Arjun menatap nanar gedung di hadapannya yang menjulang tinggi, rasanya bergitu berat bahkan walau hanya melangkahkan kakinya. Di sampingnya, Juwita tambak memeluk dirinya sendiri, udara di sini begitu dingin dan lembab, lengan putihnya kini berbah warna menjadi kemerahan karena gigitan nyamuk.
"Arjun, ayo,"
"Iya," lirih pemuda itu dengan kepala menunduk.
"Ayo, lo bisa kok, Om Alan udah berubah," Lucas merangkul bahu temannya, mencoba memberi semangat.
"Iya gue tau," yang di rangkul mengangguk, segera berjalan mendekati pintu gedung yang terbuat dari kayu, lalu mengetuknya beberapa kali.
Kriett
Pintu terbuka dengan perlahan, jantung mereka berpacu dengan cepat entah karena apa. Seorang remaja tanggung berusia sekitar 12 tahunan berdiri di sana, dengan pakaian lusuh dan compang camping.
"Kalian siapa? Kalian orang jahat itu ya?" tudingnya.