Chereads / 3 Times / Chapter 14 - CHAPTER 13:JARAK

Chapter 14 - CHAPTER 13:JARAK

Suasana aneh menyelimutiku dan teman – temanku yang duduk makan bersama, tanpa perlu bertanya lagi, aku tersadar mereka telah menyembunyikan sesuatu dariku. Sesuatu itu apa? Itu yang aku curigai saat ini. Aku menyumpit nasiku pelan dengan gerakan canggung sambil melirik teman – temanku satu persatu curiga, mereka pun melakukan hal yang sama denganku, saling melirik canggung. Suasana tidak nyaman itu membuatku membanting sumpiku cepat membuat teman – temanku kaget dan menujukan pandangan mereka ke arahku

"aishh.. ada apa dengan kalian??" omelku tidak tahan

Tae Hyung menurunkan sumpitnya "So Eun –ah, tentang Ye Rin..." bukanya ragu.

Aku mengerutkan keningku penasaran akan apa yang ingin mereka sampaikan, Hye In meletakkan sumpitnya pelan lalu membenarkan posisi dudukknya menatapku lurus. Ia berdeham kecil lalu membuka mulutnya "apa kau tidak merasa ada yang aneh dari Ye Rin?" tanyanya curiga. Kerutan di keningku semakin dalam mendengar pertanyaan itu, aku menggeleng kecil "wae?" tanyaku hati – hati. Hye In membuka mulutnya lagi namun suaranya tertahan melihat Ye Rin yang berdiri diam di depan meja kami dengan ekspresi bingung

"apa yang kalian bicarakan tanpaku?" tanyanya santai.

Kami langsung bergerak canggung kembali mengangkat sumpit kami masing – masing dan menyambut kedatangan Ye Rin. Aku bergeser sedikit ke dekat Tae Hyung memberikan tempat kosong untuk Ye Rin "duduklah" sahutku santai, Ye Rin menatap tempat kosong di sampingku sayu lalu mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tersenyum kecil

"Yi El –ah aku ingin duduk di sebelahmu" mintanya mengabaikanku,

Ye Rin berjalan memutari meja menuju ke arah Yi El yang duduk di samping kiri Tae Hyung, aku pun bergeser ke pojok kursi agar Tae Hyung dan Yi El bisa bergeser. Perasaanku semakin aneh dengan sikap tidak biasa Ye Rin ini, aku menjadi semakin yakin penyebab sikap aneh itu adalah aku.

Aku menghentikan langkahku dan menahan lengan Ye Rin menariknya untuk bicara empat mata. Ye Rin yang awalnya bersikap biasa menjadi sangat canggung saat aku menariknya bicara berdua saja

"w- waeyo?" tanyanya

"apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanyaku terus terang.

Ye Rin memutar matanya pelan lalu menggeleng canggung "aniyo"

"apa... aku menyakiti perasaanmu tanpa ku sadari?" tanyaku lagi.

Mata Ye Rin tampak sedikit melebar kaget namun ia berusaha mengendalikan dirinya cepat, ia menggeleng cepat "aniyo" bantahnya terdengar berbeda. Ia memutar tangannya melepaskan genggamanku sambil tertawa garing "bellnya sudah bunyi, kita harus kembali ke kelas" tepisanya kaku lalu membalikkan badannya berjalan cepat. Aku mengangkat tanganku dengan mulut terbuka hampa hendak menahannya namun aku mengurungkan niatku, aku menyisir rambutku kebelakang pelan sambil menghembuskan nafas besar terjebak dengan situasi yang aku alami ini.

000

Hujan kembali turun disela – sela jam pelajaran hingga bell pulang berdering keras. Aku menghembuskan nafas besarku di depan pintu utama sekolah melihat derasnya hujan yang membasahi seluruh kota saat itu. Aku bukan lemas karena masalahku tapi karena kebodohanku, hari itu aku lupa membawa payung. Aku pun menunggu hujan sedikit mereda untuk bisa berlari menerobos rintikan hujan sampai ke halte bus, aku mengangkat tasku menutupi kepalaku dan langsung berlari cepat menerjang hujan menuju ke halte terdekat. Tentu saja aku basah. Hubunganku dan Ye Rin saat ini semakin terasa canggung, aku tidak tahu apa yang mereka sembunyikan dariku tapi aku semakin yakin jika ini terjadi karena aku. Dering poselku membuyarkan pikiranku dan membuatku sedikit berharap, aku mengeluarkan ponselku dari tas cepat dan melihat nama yang tertera di layar. Senyumku mengembang melihat salah satu nama yang aku harapkan muncul di layar, aku segera mengangkat telfon itu dan menempelkan ponselku ke telinga semangat

"Hye In –ah" panggilku lega.

Tawa kecil terdengar dari seberang telfon sejenak "Eun –ah, eodiya(1)?" tanyanya berbasa – basi santai

"aku masih dalam perjalanan pulang di bus" timpalku cepat.

Hye In menyadari bahwa aku telah mengetahui maksudnya menelfonku hari itu, aku juga ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Jangan terlalu pikirkan sikap Ye Rin, aku juga tidak tahu pasti apa yang terjadi padanya, aku harap kau juga memahaminya" jelasnya ambigu.

Mataku bergerak acak mendengar kata – kata itu keluar dari mulut Hye In, jujur saja bukan itu perkataan yang ku harapkan saat itu, aku mengharapkan penjelasan yang membuat semua pikiranku menjadi jelas, aku mengharapkan jawaban pasti dari pertanyaanku 'kenapa ia menjadi aneh seperti itu?' namun tak seorangpun dari mereka memberikan jawaban itu padaku. Rahasia ini seakan menggariskan jarak pemisah antaraku dan teman – temanku.

***

(1)Kamu dimana?