Tanpa ku sadari hari semakin cepat berlalu, alarm tiba – tiba berbunyi membangunkanku cepat dari tidurku yang terasa singkat. Aku mengerang kecil tidak ingin meninggalkan tempat tidurku, namun alarmku tidak membiarkanku kembali tidur. Aku pun mengulurkan tanganku cepat mencari – cari sumber suara itu dan menekan tombol kecil di atas jam yang terus menggemakan bunyinya di telingaku. Setelah bunyi alarmku berhenti dan keheningan kembali menyelimuti kamarku, aku pun menghembuskan nafas besar lalu membalikkan badanku terlentang di atas kasur, sinar matahari yang menembus jendela kamarku langsung mengucapkan selamat pagi dan menyorot mataku tajam. Aku menoleh memalingkan wajahku dari cahaya itu cepat dan perlahan membuka mataku paksa. Aku menurunkan kakiku lemas, menoleh ke arah meja kecil di samping kasurku menatap ponsel yang terus menyala diam. Aku tersenyum miring lalu menyisir rambutku yang berantakan ke belakang cepat, aku pun meraih ponselku santai dan mulai melihat pesan yang masuk sejak pukul 12 malam. Ini adalah ulang tahun pertamaku di SMA SONGHWA.
Aku berjalan santai sambil memegang kedua tali ranselku menuju gerbang sekolah yang tak jauh lagi. Tiba – tiba mataku melihat segerombolan siswa yang sangat ku kenali membuat langkahku terhenti cepat, melihat kehadiranku yang tak jauh dari mereka pun segerombolan siswa itu langsung berlari kompak ke arahku penuh senyuman bahagia.
"YOO SO EUN, SAENGIL CHUKHAHAE(1)!!!!" teriak Tae Hyung keras membuat siswa lainnya yang melintasi gerbang sekolah menoleh menatap kami sambil berbisik satu sama lain.
Aku hanya mengangkat jari telunjuku ke depan bibir cepat menenangkan teman – temnaku yang heboh sendiri, lalu melanjutkan langkahku masuk ke dalam sekolah bersama mereka. Langkahku terhenti sejenak melihat pohon sakura di depan mataku tampak mulai mengugurkan daunnya yang telah mengering, rasanya baru kemarin aku melihat bunga – bunga bermekaran indah di dahan pohon itu, namun kini bunga itu telah berjatuhan dan daunnya pun telah berguguran. Senyumku sedikit memudar dan aku melirikkan mataku kecil. Aku menolehkan kepalaku perlahan dan membalikkan badanku mendongak ke arah balkon, sorot mataku pun meredup melihat sosok yang ingin ku lihat berada di sana, namun ia sedang mengobrol santai dengan seseorang yang menjadi beban pikiranku beberpa minggu ini. Ya, orang itu Goo Chae Ryung. Mataku bertemu dengan mata seorang siswi lain yang selalu bersama Chae Ryung, anak itu bertubuh mungil di hiasi mata lebar dan bibir tipis yang terlihat cantik, rambut panjangnya terurai lurus dengan poni depan menutupi dahinya. Saat pandangan kami bertemu, aku pun langsung menoleh memalingkan pandanganku dari mereka cepat, namun aku masih bisa melihat anak itu menatapku lurus dari ekor mataku. Sampai saat ini aku tidak pernah tahu nama anak itu siapa dan aku juga tidak ingin tahu. Aku melangkahkan kakiku cepat menuju ke ruangan kelas melewati teman – temanku yang sedang mengobrol asik di bawah pohon. Melihatku pergi begitu saja, teman – temanku pun menghentikan pembicaraan mereka dan mengejarku cepat.
Perasaanku pun mulai menyimpulkan sesuatu yang pasti melihat kejadian pagi ini, aku pun semakin yakin bahwa Yi Ahn juga merasakan sesuatu pada Chae Ryung. Kesimpulan itu membuatku ingin menjaga perasaan Chae Ryung dan menjauhi Yi Ahn.
000
Bell pulang pun akhirnya berdering, membangkitkan semangatku yang layu setelah menjalani hari berat ini. Aku pun langsung membereskan barang – barangku cepat dan berusaha melarikan diri, sebelum akhirnya aku tertangkap dan menjalani "ritual" ulang tahun. Seperti yang kalian pikirkan atau alami, "ritual" ini adalah disiram atau diceburkan ke kolam ikan sekolah. Membayangkannya saja sudah membuatku takut. Aku langsung memeluk tasku erat dan berlari cepat keluar dari kelas. Nasib buruk ternyata mengikutiku, teman – temanku sudah siap dengan "perlengkapan ritual" datang dari arah berlawanan dan menghadangku cepat. Aku berusaha sekuat mungkin untuk menghindar namun gerakan mereka lebih lincah dariku, mereka membelengguku cepat dan menyeretku ke lapangan basket sambil tertawa puas. Aku terus meronta berusaha melepaskan cegkraman Yi El di lengan kiri dan Hye In di lengan kananku, sementara Woo Hee berjalan di belakang kami santai. Mataku melebar melihat Tae Hyung dan Ye Rin dari kejauhan yang sudah siap mengguyurku dengan air dari ember besar di tangan mereka, aku yang semakin panik pun berusaha lebih keras untuk lepas dari mereka. Ye Rin dan Tae Hyung berlari secepat mungkin ke arah kami melihatku yang berusaha kabur dan bersiap mengguyurkan air yang mereka bawa. Air yang terguyur di depanku terlihat seperti adegan lambat di depan mataku, dengan sekuat tenaga aku pun meronta keras, sampai aku berhasil melepaskan diriku pada detik – detik terakhir. Aku membalikkan badanku cepat dan menerobos Woo Hee yang menghadangku di belakang. Air yang mereka guyurkan pun membasahi sebagian kecil lapangan dan sedikit membasahi sepatuku. Aku selamat hari itu, dan aku lega karena aku pulang dengan keadaan kering.
000
Aku menjatuhkan diriku lemas ke atas kasur melepaskan lelah. Tiba – tiba getar ponsel terdengar dari tasku, membuat senyum manisku langsung tersungging. Aku membenarkan posisiku meraih tasku yang tak jauh dan mengeluarkan ponselku santai. Gerakanku terhenti melihat nama pengirim pesan yang tertera di layar, seseorang yang ku pikirkan atau ku tunggu, dan juga seseorang yang tak ku duga.
"Aku tidak tahu ini hari ulang tahunmu."
Aku mengedipkan mataku beberapa kali sambil berdeham canggung, ternyata begini rasanya menjaga jarak dari orang yang dekat denganmu sebelumnya. Aku hanya berfikir 'apa Yi Ahn menyadari jika aku menjaga jarakku dengannya karena Chae Ryung?' dan 'apa dia meyadari Chae Ryung menyukainya?'
Aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya hari itu, namun aku merasa canggung saat menerima pesan itu, sebenarnya tidak hanya saat itu. Aku selalu canggung di setiap kejadian apapun yang berhubungan dengannya. Aku menggerakkan jariku perlahan membalas pesan itu dengan perasaan canggung
"aku juga tidak ingin memberi tahu ulang tahunku ke seluruh isi sekolah seperti ini"
"sepertinya masih banyak hal yang tidak ku ketahui tentangmu" balasnya cepat.
Aku berdeham kecil membaca pesan itu, perasaaanku semakin canggung membaca pesan yang membuatku merasa bahwa ia tidak menyadari perasaan canggungku ini, aku menghembuskan nafas kecil lalu kembali menggerakkan jariku membalas pesan Yi Ahn. Aku mengunci ponselku cepat setelah mengirimkan pesan itu dan melempar kecil ponselku kebelakang lesu, aku berdiri cepat meninggalkan kasurku masuk ke kamar mandi.
Masakan eomma(2) hari ini terasa bagai festival mendadak. Aku menutup mulutku takjub melihat beragam hidangan yang tersaji di depan mataku, senyum lebar langsung menghiasi wajah kami sekeluarga. Kami makan bersama dengan canda tawa menghiasi bibir kami, makan malam kami di tutup dengan kue ulang tahun dengan beberapa tangkai lilin yang menyala terang di hadapanku. Aku pun menutup mataku perlahan, melipat kedua tanganku di depan dada, mengucapkan doaku dalam hati dengan senyum kecil menghiasi bibirku. Setelah mengatakan permohonanku dalam hati, aku menurunkan tanganku perlahan membuka mataku menatap lilin – lilin yang menyala terang di hadapanku, nafas kecil terhembus sejenak dan aku meniup lilin itu keras hingga padam. Tepuk tangan meriah pecah setelah liilin – lilin di hadapanku padam, tawa bahagia menghiasi malam itu. Kami bahagia, kami melewati malam penuh kenangan itu dengan senyum bahagia.
Aku kembali masuk ke dalam kamarku setelah festival ulang tahun tadi. Aku melemparkan diri ke atas kasur lega sambil meraba perutku yang penuh, aku meraba – raba ke atas kasur acak mencari ponselku yang tergeletak entah dimana. Aku mengangkat kepalaku kecil menoleh mencari dimana ponselku, senyum miring tersungging melihat ponselku dan aku pun sedikit menggerakkan tubuhku meraih ponsel yang sedikit juah dari jangkauanku. Aku kembali membaringkan kepalaku di atas kasur datar sambil membuka SNSku santai. Pemberitahuan pesan masuk menghentikan gerakan jariku, aku menatap pemberitahuan itu beberapa detik dan akhirnya menggerakkan jariku membuka pemberitahuan itu. Pesan dari Yi Ahn pun memenuhi layar ponselku
"tidur?"
aku menggeleng kecil sambil mengerakkan jariku mengetik pesan "aniyo"
"aku kira kau sudah tidur"
"tidak, apa yang sunbae lakukan? Kenapa tidak tidur?" tanyaku
"aku menunggu" jawabnya singkat.
Jawaban itu membuatku semakin bertanya – tanya, keningku berkerut kecil dan otakku mulai berputar keras 'apa yang dia tunggu? Tapi bisa jadi itu bukan apa tapi siapa...' pikirku keras dalam hati. Aku melirik kecil pesan itu sambil mengigit bibir bawahku ragu "apa sebaiknya kau tanyakan?" tanyaku sendiri, aku menggeleng cepat mengurungkan niat itu "nanti dia akan berfikir macam – macam, tidak... tidak..." putusku menyimpulkan. Sejujurnya di hatiku yang terdalam, saat itu aku ingin tahu. Aku pun menggerakkan jariku mengetik cepat, saatnya untuk mengirim pesan itu, mataku menatap tulisan kirim lurus – lurus dengan penuh keraguan. Aku menutup mataku rapat "aishh..." gumamku tidak peduli dan mengirimkan pesan itu secepat mungkin, setelah pesan itu terkirim aku menjatuhkan ponsel di tanganku begitu saja sambil menghembuskan nafas besar yang sejak tadi ku tahan dari mulutku. Sekarang saatnya menunggu, apa jawaban yang Yi Ahn berikan. Detikan jam terus terdengar di telingaku, namun jawaban atas pesan yang ku tunggu tak kunjung datang. Aku membuka ponselku dan melihat pesan yang ku kirimkan jelas – jelas sampai padanya, aku menaikkan sebelah alisku
"apa dia tidur..?" tanyaku sendiri bingung.
Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 23.50, aku mengangguk kecil "dia pasti tidur" sahutku berbicara sendiri. Aku mengunci ponselku cepat lalu meletakkannya di meja kecil samping kasur, mematikan lampu kamarku bersiap tidur. Aku menyelimuti tubuhku hangat lalu berbaring terlentang menatap langit – langit kamarku yang gelap, kenangan bahagia yang ku lalui hari ini kembali bermain di kepalaku dan senyum kecil pun perlahan menghiasi bibirku. Aku menghembuskan nafas lega sambil menutup mataku perlahan, suasana hening menghantarkanku perlahan pada mimpi indahku, tiba – tiba getar ponselku terdengar keras membuatku membuka mataku cepat. Aku menoleh menatap ponselku yang tergeletak diam diatas meja dengan mata lebar, sedikit harapan mulai mendatangi hatiku, aku menopang tubuhku setengah terbaring dan meraih ponselku perlahan. Nama Yi Ahn pun tertera di layar ponselku, aku menggerakkan jariku membuka pesan baru itu
"saengil chukhahae Yoo So Eun, aku menunggu waktu menunjukkan pukul 23.59, agar aku menjadi orang terakhir yang memberimu ucapan selamat ulang tahun. Selamat tidur, sampai bertemu besok!" tulisnya.
Jantungku terasa berhenti berdetak sejenak, aku menatap pesan itu diam dan entah mengapa rasa senang mulai mencairkan perasaan canggungku padanya.
Pagi pun kembali menjemputku di hari baru yang akan ku jalani. Aku tersenyum kecil teringat akan pesan yang ku terima dari Yi Ahn semalam, aku lega karena rasa canggung itu hanyalah perasaanku saja dan aku berterima kasih karena ia memberiku ucapan dengan cara yang tidak terlupakan itu. Namun tetap saja kenyataan kembali menamparku hari itu, hari setelah ulang tahunku dimana kebahagiaan sehari memang membuatku lupa akan masalahku, tapi bukan berarti masalah itu hilang jika aku melupakannya seharian penuh bukan? Benar. Masalah kembali menjemputku setelah kebahagiaan singkat itu.
***
(1)Selamat ulang tahun.
(2)Ibu.