Chereads / 3 Times / Chapter 12 - CHAPTER 11: SAINGAN

Chapter 12 - CHAPTER 11: SAINGAN

"Aniyo!! Aku serius... aku baru mengenalnya"

bantahku menjelaskan kepada Yi Ahn yang berbicara di seberang telfon. Aku menggerakkan tanganku memindahkan ponsel ke telinga kananku sambil mendengarkan perkataannya di seberang telfon, kami melanjutkan pembicaraan kami yang belum selesai sepulang sekolah tadi, Yi Ahn masih tidak percaya jika aku baru mengenal Chae Ryung, dan aku pun sudah menjelaskannya berulang kali. Kami masih saja mendebatkan topik yang sama.

"Lalu bagaimana kau bisa mengenalnya?" tanyanya untuk kesekian kalinya,

aku memutar mataku kesal lalu menghembuskan nafas besar dari mulutku "aku sudah menceritakan padamu tadi, aku tidak sengaja bertemu dengannya dengan Ye Rin tadi pagi sunbae!" tekanku sedikit kesal. Tawa kecil terdengar pecah dari seberang telfon

"apa barusan kau kesal padaku?" tanyanya geli

"a- ainyo..." timpalku mengelak cepat.

Jujur saja aku sedikit kesal karena dia tidak juga percaya bahwa aku baru mengenalnya, namun aku tidak ingin menunjukkan rasa kesalku padanya. Tawanya terdengar semakin keras mendengar elakkanku yang sangat mudah di tebak itu, mendengar tawanya yang lepas aku pun menyunggingkan senyum kecilku. Yi Ahn berusaha mengendalikan tawanya lalu menghembuskan nafas besar yang terdengar lega "kau ini, lucu sekali..." sahutnya tiba – tiba, aku pun menghembuskan nafas kecil remeh dari hidungku "aku memang lucu" bisikku pelan. Yi Ahn yang tampak menyadari aku mengatakan sesuatu pun menyahut

"mwo? Apa yang kau katakan tadi?"

Mataku melebar kecil dan aku pun menggeleng kuat "tidak, aku tidak mengatakan apapun" tepisku cepat. Aku memejamkan mataku rapat 'untung saja dia tidak dengar, kalau di dengar dia akan langsung menertawakanku' kataku lega dalam hati, Yi Ahn pun mendesak curiga

"aku yakin kau mengatakan sesuatu tadi, ulangi apa yang kau katakana tadi!"

Aku menggigit bibir bawahku, kepanikan pun mulai menyerang hatiku. Aku tertawa garing "tidak ada, percayalah..." tepisku di sela tawa, Yi Ahn pun terdengar menahan tawanya yang akan lepas mendengar kebohonganku yang sangat jelas barusan. Ia pun memutuskan untuk tidak memperpanjang hal itu lagi dan mengalihkan pembicaraan

"apa yang kau lakukan sekarang?" tanyanya santai,

Aku menoleh ke arah meja belajarku yang di penuhi buku – buku yang berserakan tak beraturan, nafas besar terhembus dari hidungku tanpa ku sadari. Aku kembali duduk di depan meja belajarku "hanya... mengerjakan beberapa tugas" jawabku ragu. Mendengar jawabanku yang sedikit lesu itu Yi Ahn bergumam kecil "hmm... apa tugasmu banyak?" tanyanya, aku meletakkan ponselku santai ke atas meja dan menyalakan speaker phone,

"ya, begitulah" jawabku santai sambil mengangkat bolpenku melanjutkan tugasku.

Yi Ahn terdiam mendengar jawabanku, aku pun menyadari keheningan itu, menghentikan gerakanku dan menoleh kecil menatap ponselku. Keningku berkerut kecil melihat detik sambungan telfon yang masih berjalan namun tidak ada jawaban apapun dari seberang telfon, aku menghela nafas kecil "sunbae..." panggilku. Yi Ahn tampak tanggap dengan panggilanku dan menyahut cepat "ohh, Yoo So Eun" jawabnya cepat, aku mengangkat sebelah alisku curiga

"wae?" tanyaku santai

"kenapa kau tidak mengatakan padaku jika tugasmu sangat banyak? Aku kan bisa membantumu" timpalnya cepat.

Aku kembali teringat akan perkataanya saat aku mengerjakan tugas bersama Ye Rin di rumahnya hari itu, ia mengatakan hal yang sama dengan hari ini bahwa ia akan membantuku. Aku menunduk sambil tersenyum kecil teringat akan kesungguhannya itu, aku menopangkan daguku di atas punggung tangan santai "tidak, aku yakin tugas sunbae sudah sangat banyak dan sulit, aku tidak ingin semakin merepotkan" tolakku halus. Hembusan nafas kecil terdengar dari seberang telfon, mendengar itu pun aku merasa aku salah menjawab, aku meletakkan bolpenku pelan

"sunbae" "Yoo So Eun" panggil kami bersamaan.

Kami terdiam canggung sesaat, aku pun berdeham kecil dan kembali membuka mulutku "ne(1) sunbae... w- waeyo?" tanyaku canggung. Yi Ahn terdiam sejenak, suara nafas kecil terdengar berhembus. Yi Ahn pun membuka mulutnya

"aku akan membantumu, lagi pula aku tidak pernah merasa terganggu olehmu, aku senang jika aku bisa membantumu, jadi..." jawabnya terhenti. Aku menelan cepat air liurku menduga – duga apa yang akan ia katakana padaku, tanganku mengepal kecil menunggu Yi Ahn melanjutkan kata – katanya,

"katakan padaku jika kau membutuhkan bantuanku, karena aku pasti ada untuk membantumu" lanjutnya pelan.

Nafasku terasa berhenti mendengar kata – katanya yang menyentuh itu, aku mengedipkan mataku beberapa kali, dan tiba – tiba kamarku yang awalnya sejuk terasa panas. Aku mengusap pipiku pelan dengan tanganku yang bebas dan tawa canggungku pecah begitu saja, aku salah tingkah. Aku belum pernah merasakan perasaan aneh ini sebelumnya, saat perasaan aneh ini datang hari itu, aku menganggapnya hanya hal kecil yang akan segera berlalu dengan tenang.

000

Langkahku memasuki gerbang sekolah kembali terhenti melihat Ye Rin yang sedang mengobrol asik dengan Chae Ryung, aku pun mengigit bibir bawahku kecil berfikir keras 'kejadian apa lagi yang akan aku alami kali ini?' tanyaku dalam hati. Hal yang aneh terus berdatangan setelah aku semakin dekat dengan Yi Ahn dan untungnya aku menyadari apa yang akan terjadi setelah ini.

Aku pun menghembuskan nafas besar menenangkan diriku dan kembali melanjutkan langkahku memasuki gerbang Sekolah. Senyum kecil tersungging di bibirku saat mataku bertemu dengan Ye Rin, aku menghentikan langkah di sebelah Ye Rin berhadapan dengan Chae Ryung, namun aku tidak berani mengangkat pandanganku menatapnya lurus. Aku hanya menatapnya sekilas dengan seulas senyum canggung lalu menunduk kecil menarik lengan Ye Rin segera pergi dari hadapannya. Aku benar – benar menghindarinya dan tidak ingin memiliki urusan apapun dengannya.

Bell istirahat menggema keras di korodor sekolah, dalam hitungan detik semua pintu kelas terbuka dan seluruh murid berlarian keluar menuju kantin sekolah. Aku pun menutup bukuku pelan dan berjalan keluar kelas santai bersama teman – temanku, aku berjalan lesu sambil memijat kecil leherku yang terasa tegang. Tanpa ku sadari, menoleh ke arah balkon telah menjadi kebiasaanku saat ini, langkahku tiba – tiba terhenti begitu saja dan aku menoleh ke arah balkon cepat. Sosok yang ku tunggu tidak ada disana, aku tersenyum menertawakan diriku yang sangat aneh ini sambil menggeleng kecil heran melanjutkan langkahku. Setelah menikmati makan siang, aku pun berjalan kembali ke kelas bersama teman – temanku. Tentu saja aku kembali melewati pohon sakura yang tampak bergoyang kecil tertiup angin, aku pun kembali mengangkat pandanganku menatap ke balkon atas. Mataku melebar kecil melihat sosok yang ku tunggu sedang bersandar santai di pinggir balkon sambil mengobrol asik dengan teman – temannya, seakan menyadari tatapanku, Yi Ahn menoleh kecil dan tersenyum lebar melihatku berdiri menatapnya. Ia pun membalikan badannya lurus menatapku dan membuka mulutnya mengatakan sesuatu, aku yang tidak mengerti apa yang ia katakan itu menyipitkan mataku bingung. Melihat reaksiku Yi Ahn kembali mengulangi perkataannya sambil menggerkkan tangannya berusaha menyampaikan maksudnya agar aku mengerti, lagi – lagi otakku yang sangat lambat ini tetap tidak mengerti apa yang ia katakan. Aku pun memutuskan mengambil langkah berjalan mendekat ke arah balkon. Yi Ahn tampak tertawa kecil melihatku telah berdiri mendongak menatapnya

"wae?" tanyaku

"apa kau sudah makan?" tanyanya.

Aku menghembuskan nafas kecil sambil menahan tawaku, lalu mengangguk kuat menjawabnya "hmm" gumamku. Yi Ahn tersenyum kecil lalu menyandarkan sikunya ke ujung balkon menatapku lurus, aku menoleh kecil melihat teman – temanku yang menungguku di depan belokan menuju lorong kelas sejenak lalu kembali mendongak menatap Yi Ahn

"aku kembali ke kelas" pamitku sambil melambaikan tanganku cepat ke arahnya.

Tanpa menunggu jawabannya aku pun membalikkan badanku cepat, namun gerakanku terhenti melihat Chae Ryung yang telah mentap kami diam entah sejak kapan. Tubuhku terasa membeku dan rasa canggung mulai menjalari tubuhku cepat, tanganku mengepal perlahan karena aku tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi itu. Kami hanya diam saling menatap satu sama lain.

"Eun –ah" teriak teman – temanku dari kejauhan menyelamatkanku. Aku pun menoleh cepat ke arah teman – temanku yang tampak bosan menungguku terlalu lama, "o -oh..." sahuku cepat lalu melangkahkan kakiku cepat, lari dari situasi aneh yang menjebakku itu.

000

Hari – hari yang berlalu pun membuatku semakin yakin bahwa Chae Ryung selalu mengamatiku, dia selalu menatapku dengan tatapan yang sama setiap kali ia mendapatiku bertemu dengan Yi Ahn. Tentu saja itu membuatku semakin tidak nyaman.

Seperti biasanya aku berjalan santai sepulang sekolah bersama Ye Rin, rasa tidak nyaman pun mendorongku untuk membuka pembicaraan mengenai Chae Ryung pada Ye Rin. Aku tidak bermaksud jahat atau ingin mencampuri urusan orang lain, tapi aku ingin meluruskan hal yang bagiku aneh ini, aku menoleh kecil menatap Ye Rin lalu membuka mulutku

"Ye Rin –ah.." panggilku.

Ye Rin yang sedang sibuk memainkan ponselnya pun menaikkan alisnya kecil "hmm..." gumamnya cuek. Aku memutar mataku kecil "anak yang bernama Chae Ryung itu, apa dia mengatakan sesuatu tentangku?" tanyaku hati – hati, pertanyaanku membuat Ye Rin tertarik dan mengerutkan keningnya menoleh menatapku. Ia memiringkan kepalanya

"contahnya?" tanyanya bingung

"hmm... aku tidak tahu, apa dia pernah mengatakan hal aneh padamu atau bertanya padamu tentangku? Apapun itu" tanyaku lagi,

Ye Rin memutar matanya berfikir, lalu membuka mulutnya hampa. Ia kembali menatapku sambil menurunkan ponselnya cepat, tampak teringat sesuatu. Ekspresinya menjadi sangat serius membuatku merasa gugup "aku tahu apa yang aneh darinya" buka Ye Rin, mataku sedikit melebar mendengar hal itu, hatiku pun mulai penuh dengan dugaan besar akan hal yang Ye Rin ketahui "apa itu?" tanyaku penasaran. Ye Rin menggerakkan jarinya memberiku tanda untuk mendekat ke arahnya, tanpa berlama – lama lagi aku pun menyampirkan rambutku ke belakang telinga menyodorkan telingaku cepat ke arahnya. Ye Rin mendekat dan membisikkan sesuatu yang sangat mengejutkan di telingaku

"MWO?" teriakku kaget tidak percaya.

Ye Rin pun langsung memukul lenganku kesal, sambil mengangkat jari telunjuknya ke depan bibir malu, aku langsung reflek membekap mulutku dengan kedua tangan malu. Aku otomatis langsung menunduk kecil kepada orang sekeliling yang menoleh menatapku kesal. Ye Rin berdeham kecil lalu menoleh kedepan menunjukkan ekspresi dingin seolah tidak terjadi apa – apa barusan, aku pun kembali menoleh cepat ke arah Ye Rin

"jinjjaya(2)?" tanyaku tidak percaya

"hmm, dia mengatakan padaku secara langsung, dia juga meminta bantuanku" timpal Ye Rin yakin.

Setelah mengetahui kenyataan itu, aku tidak tahu harus berbuat apa. Perasaan aneh yang tidak beralasan ini pun akhirnya terjawab sudah, namun aku tidak menyangka bahwa jawabannya seperti ini.

Aku berusaha bersikap biasa dan berpura – pura tidak mengetahui apapun. Namun, melakukan itu ternyata sangat sulit, karena Yi Ahn telah menjadi suatu kebiasaan bagiku. Ponselku bergetar kecil membuyarkan lamunanku, aku pun meraih ponselku di samping bantal kepalaku dan gerakanku terhenti melihat nama Yi Ahn tertera di layar. Aku menggerakkan jariku perlahan membuka pesan darinya

"apa kau sudah tidur?" tanyanya.

Mataku terpejam rapat melihat pesan itu, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Namun hatiku tidak menghentikan sebuah kebiasaan yang ada dalam hitungan detik, aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sejenak lalu kembali membuka mataku lebar menatap pesan Yi Ahn yang terpajang di layar ponselku. Aku mengangguk yakin lalu menggerakkan jariku mengetik pesan singkat

"tidak. Apa yang sunbae lakukan? Kenapa tidak tidur?"

"aku tidak bisa tidur, kau sendiri kenapa tidak tidur?"

"aku juga tidak bisa tidur"

"apa ada sesuatu yang menggangu pikiranmu?" tanyanya sangat tepat sasaran.

Aku memejamkan mataku sambil menghembuskan nafas besar dari mulutku 'kau yang menggangu pikiranku sunbae' keluhku kesal dalam hati. Aku kembali membuka mataku cepat lalu mengetikkan pesan di ponselku

"tidak, hanya tidak bisa tidur saja..." jawabku berbohong

"tidak biasanya kau begini, apa yang kau sembunyikan?"

Aku ingin sekali mengatakan "ya! Aku menyembunyikan hal penting darimu dan itu membuat perasaanku tidak tenang saat ini" tapi sekali lagi aku berfikir untuk membiarkan Chae Ryung yang mengatakannya sendiri pada Yi Ahn. Aku mengetik pelan lalu mengirimkan balasanku setengah hati pada Yi Ahn,

"tidak, tidak ada... percayalah"

"baiklah, katakan saja padaku jika ada, aku akan mendengarkannya" jawabnya.

Kata – katanya itu pun membuatku berfikir ulang, aku pun mengigit bibir bawahku ragu dan mengetikkan sesuatu. Jariku tertahan untuk mengirim pesan itu, namun aku menghembuskan nafas besar dan memaksa diriku untuk mengirimkan pesan itu cepat. Balasan tak kunjung datang dari Yi Ahn, dan itu membuat perasaanku semakin tidak enak. Tak lama getar pendek ponselku pun membangkitkan semangatku, aku dengan cepat membuka ponselku dan membaca pesan yang masuk

"jika... ini hanya jika, jika ada seseorang yang menyukai sunbae lalu ia tidak suka dengan kehadiranku karena menurutnya kita terlalu dekat, apa yang akan kau lakukan?"

"jika aku juga menyukainya, aku akan menjaga perasaannya."

Membaca pesan itu, membuat hatiku semakin bertanya – tanya 'apa Yi Ahn sunabe juga menyukainya?' aku semakin ragu untuk melangkahkan kakiku mendekat ke arahnya. Aku kembali teringat bisikan Ye Rin tadi, bisikan yang membuat perasaanku semakin tidak tenang. Aku memejamkan mataku "Chae Ryung... tidak menyukai kehadiranmu, karena ia menyukai Yi Ahn oppa" kata – kata itu kembali terulang di telingaku. Aku akhirnya mengerti maksud tatapan sinis itu, tapi aku tidak tahu bahwa mengetahui kebenaran membuat posisiku terjepit seperti ini. Aku membuka mataku perlahan dan membaca pesan itu kembali "apa kau menyukainya?" tanyaku sambil menatap layar ponselku sayu.

***

(1) Ya.

(2)Benarkah?