Sesampainya di kampus, Shea berjalan dengan santai dari parkiran menuju kelasnya
" Shea.... "
Merasa namanya dipanggil, Shea membalikkan tubuhnya kebelakang melihat bahwa Janet sudah berdiri di hadapannya,
" Shea gu- "
Belum sempat Janet menyelesaikan kalimatnya, Shea langsung memeluk nya dengan erat bahkan dengan jelas ia mendengar samar-samar Isak tangisnya.
Shea mengurai pelukannya, lalu mengusap air mata yang sudah membasahi pipi nya
" gue nggak apa-apa kok Jan " Shea memaksakan diri untuk tersenyum
" ini juga bukan salah Lo " sambung nya
" seharusnya gue ngasih tau Lo dari lama, tapi gue nggak punya keberanian... dan gue juga bingung mau mulai nya dari man " balas Janet
" udah lah Jan... nggak usah di bahas lagi, akan ada masa Yesaya jelasin semuanya ke gue, tapi yang jelas gue nggak mau ketemu sama Yesaya dulu karena itu bakalan buat gue tambah sakit " ujar Shea
****
Alvarez sudah kembali kedalam ruangan nya, meletakkan rantang makanan yang dibawa nya keatas meja, ia membuka satu persatu setiap susunan rantang itu. Ada nasi goreng, telur dadar gulung, serta beberapa potong buah-buahan
" huh... " Alvarez menghela nafas, lalu tersenyum sembari menikmati sarapan nya dengan nikmat
" waw... nggak nyangka ternyata dia bisa masak " gumam Alvarez
Selama menikmati sarapannya, tiba-tiba pintu ruangan Alvarez terbuka, Gilang masuk tanpa permisi lagi bahkan tampang wajah nya sudah terlihat sangat kusut di pagi hari, ia merebahkan tubuhnya di atas sofa, ia pun tak sadar bahwa ada sepasang mata yang sedang menatap nya dengan tajam
" siapa yang nyuruh Lo masuk tanpa izin " ucap Alvarez dengan dingin
" sorry... tapi please marah nya nanti aja ya pending aja dulu buat ntar sore aja.... soalnya kepala gue mumet banget tau nggak, gara-gara begadang semalaman untuk nyelesaiin dokumen yang Lo minta " pinta Gilang dengan lemah
Bukkkk!!!!!!
sebuah bantal sofa melayang tepat mengenai kepala Gilang dengan keras, sedangkan Gilang hanya meringis kesakitan,
" sakit tau!!!! " Gilang mengerucut kan bibirnya
Mata Gilang, tertuju pada nasi goreng di atas meja, ia menelan saliva nya lalu beralih menatap Alvarez yang sedang menikmati nasi goreng itu.
Sadar bahwa dirinya sedang di perhatikan, Alvarez menatap lekat wajah Gilang, sedangkan yang bersangkutan hanya cengengesan.
" tumben Lo sarapan di kantor? "
" nggak sempet sarapan di rumah " Jawab singkat dengan mulut yang masih di penuhi dengan nasi goreng
" terus ini yang masak siapa? "
" She... "
" serius Lo ? " mata Gilang terbelalak, sedangkan Alvarez hanya mengangguk
" dalam rangka apaan? "
" Lo nggak perlu tau "
****
Yesaya sudah rapi dengan pakaian kantor nya, karena pagi ini ia akan bertemu dengan Gilang untuk membahas kontrak kerja yang sudah di setujui oleh Alvarez, saat ia membuka laci nakas untuk mengambil beberapa dokumen Yesaya menemukan gelang yang dulu pernah ia beli bersama Shea saat mereka pulang camping, seutas senyum Yesaya terpancar dari wajah tampan nya karena masa-masa itu sangat lah indah
Dan tiba-tiba senyumman itu pudar saat ia teringat kejadian Dua tahun lalu saat ia baru menyelesaikan skripsi nya dan untuk pertama kalinya ikut ke acara Gathering para pengusaha sukses dan itu juga untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Valentine.
Toronto, Canada
Yesaya menepi kan dirinya karena merasa bosan dengan acara yang di selenggarakan oleh keluarga besar Nenek nya Yesaya juga sempat bertemu dengan Brian dan menanyakan keadaan kekasih nya, setelah pertemuan singkat dengan Brian ia lebih memilih berjalan-jalan menikmati indahnya kota Toronto di malam hari.
Sampai pandangan nya jatuh pada seorang wanita cantik yang mengenakan dress hitam selutut yang sedang merokok
" what are you doing? " tanya Yesaya
" smoke " wanita itu menunjukkan sebatang rokok di sela-sela jarinya
" Can't you see that smoking is prohibited here? "
" I do not see it " jawab wanita itu dengan santai
" apa dia udah buta... tapi nggak mungkin juga dia buta " gumam Yesaya
Mendengar gumaman Yesaya, wanita itu menyunggingkan sudut bibirnya
" gue ngerti apa yang Lo bilang " ucapnya
" Lo bisa bahasa Indonesia? " Yesaya melongo, dan wanita itu tersenyum
" nyokap gue orang Indonesia " jawabnya, sembari membuang rokok di jarinya.
" gue Valentine, Lo ? "
" gue Yesaya "
Jadilah malam itu, dihabiskan mereka untuk berjalan bersama-sama menyusuri setiap jalanan kota, makan bersama hingga mereka hampir saja lupa waktu
" seneng deh ketemu sama temen yang satu bahasa " ucap Valentine, saat mereka sudah tiba tepat di gerbang istana nenek Yesaya yang bergaya klasik.
" besok kita bisa ketemu lagi kan? " tanya Valentine
" tentu " jawab Yesaya dengan tersenyum.
Hari demi hari terus berjalan, tak ada niat sedikit pun untuk Yesaya jatuh hati pada wanita lain karena Shea terus bersemi di hatinya, namun pertemuan demi pertemuan itu membuat Valentine merasa nyaman berada di dekat Yesaya.
Sampai suatu hari, dengan berani Valentine menyatakan cintanya pada Yesaya di hadapan keluarga nya dan keluarga Yesaya dan itu langsung di tentang keras oleh Yesaya.
Tapi penolakan itu tentu tidak diterima oleh Valentine karena ia sudah terlalu dalam jatuh cinta pada Yesaya, hingga ia nekat untuk menghabisi dirinya sendiri, dengan memotong urat nadi nya.
Sejak kejadian itu keluarga Valentine memohon pada keluarga Yesaya agar Yesaya menerima putri mereka jika tidak Valentine akan kembali bunuh diri, bahkan nenek Yesaya pun mendesak nya agar dirinya mau menerima Valentine, karena neneknya juga menginginkan Valentine jadi cucu menantu nya, bahkan nenek Yesaya sampai berlutut di kakinya memohon agar Yesaya menerima nya.
Akhirnya Yesaya menerima permintaan Valentine semata-mata hanya demi nenek nya saja, bukan karena ia juga mencintai Valentine.
Hingga sampailah pada titik dimana, Valentine ingin bertunangan dengan Yesaya dan itu pula yang membuat Yesaya kembali di lema, bagaimana mungkin mereka akan bertunangan sedangkan Yesaya sama sekali tak mengharapkan nya.
Valentine menginginkan pertunangan itu di lakukan di Indonesia, dan tentu saja itu di setujui dengan cepat oleh nenek Yesaya, dan itu juga menjadi hal terberat bagi Yesaya.
*****
" kamu belum berangkat? "
Yesaya terkejut, tiba-tiba Valentine berada di kamarnya dan membuyarkan semua lamunannya.
" sebentar lagi " jawabnya singkat
" aku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu dan Oma " ucap Valentine
" iya.... " balas, Yesaya mengambil tas kerjanya lalu berlalu meninggalkan Valentine yang masih berada di kamarnya.
" Sabar Valentine, sebentar lagi dia akan menjadi milik Lo " batin Valentine
" tapi sebelum itu, gue harus nyingkirin cewek yang namanya Shea " gumam nya
Yesaya sudah berada di meja makan, ia tidak menyentuh sedikit pun sarapan yang sudah di siapkan oleh Valentine, ia hanya menyesap segelas air putih yang baru saja ia ambil
" kamu nggak sarapan? " tanya Mariam Oma Yesaya
" nggak " jawabnya singkat tanpa menoleh kearah Oma nya
" Yesaya... ini Valentine yang masak, hargailah usaha nya " bujuk Mariam, namun Yesaya tak bergeming ia masih fokus pada ponselnya
Tak lama kemudian, Valentine pun menghampiri mereka lalu duduk tepat di samping Yesaya
" kok sarapan nya nggak di makan? " tanya Valentine, Yesaya hanya diam
" Yesa.... " Valentine menyentuh lembut lengan Yesaya, tatapan tajam Yesaya berhasil menusuk sampai ke relung hatinya
" aku udah susah payah masak ini untuk kamu... "
" aku nggak pernah minta kamu masak buat aku... "
" Yesaya.... jaga ucapan kamu " bentak Maryam
" nggak apa-apa Oma, Valentine sadar kok " ucap Valentine dengan raut wajah sedihnya
" bagus kalau kamu sadar " gumam Yesaya
" kamu kenapa si Yes.... apa salah aku sama kamu, kenapa kamu selalu bersikap dingin sama aku!!! " Valentine sudah terisak, lalu berlari meninggalkan meja makan
" Kamu liat dengan apa yang sudah kamu lakukan Yesa.... Oma nggak habis fikir dimana jalan fikiran kamu, Valentine itu gadis baik, dia tulus mencintai kamu, tapi ini perlakuan kamu padanya... Pokoknya Oma nggak mau tau, kamu harus minta maaf sama Valentine " ucap Mariam dengan lantang, Yesaya hanya diam tak menjawab
" kamu dengarkan Yesaya..... " bentak Mariam, namun Yesaya tetap tak bergeming ia lebih memilih meninggalkan Mariam.
" Yesaya... Yesaya.... " pekik Maryam, namun tetap tak dihiraukan Yesaya.
Yesaya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak menghiraukan sumpah serapah para pengguna jalan. Fikiran nya kacau sekacau hatinya saat ini, ia kembali teringat kejadian saat Shea menumpahkan segala kekecewaannya.
Yesaya tak ingin kehilangan Shea, tapi disisi lain dia khawatir jika Valentine melakukan hal bodoh itu lagi.
Arrrrrhhhhhggggg!!!!!!
Pekik Yesaya sembari memukul dasboard mobilnya dengan keras secara berulang ulang
****
" untung aja tadi gue sempet minta no ponsel nya Alvarez sama Papi, jadi gue bisa ngehubungin dia supaya rantang kesayangan gue dia bawa kekampus aja dan gue nggak perlu repot-repot kekantor nya lagi " gumam Shea sambil mengetik sesuatu di layar ponselnya
" woy..... Lo lagi ngapain? " Janet mengejutkan Shea yang sedang duduk di kantin kampus
" nggak apa-apa " jawabnya sembari menyeruput jus jeruk kesukaan nya
" eh, kita ada mata kuliah lagi nggak? " tanya Janet
" masih ada satu lagi sama pak Bani "
" gimana kalo pulang nanti kita shopping "
" boleh tu... lagian gue juga suntuk dirumah "
Mata Janet menelusuri setiap sudut kampus, untuk mencari seseorang namun masih tak terlihat
" Lo cari siapa? " tanya Shea yang ikut clingak clinguk seperti Janet
" most wanted kampus, gue dari tadi pagi nggak liat dia " jawab Janet
" kayak nya di nggak ada mata kuliah deh hari ini, karena kalo dia ada mata kuliah pasti tu batang idung udah ada dikantin " ujar Shea
" ciyeeeeee.... " goda Janet
" apaan ciye ciye "
" kok Lo tau jam mata kuliah nya, atau jangan-jangan Lo juga cari tau tentang dia ya..... " tunjuk Janet
" kan tadi gue bilang ' kayak nya ' ya kali aja tebakan gue bener " kilah Shea
" eh She... sebenernya Lo cocok tau sama si most wanted kampus " ucap Janet dengan memainkan kedua alisnya
" apa Lo lupa kalo gue- " ucapan Shea terhenti, karena ia sadar tak seharusnya ia mengharapkan Yesaya lagi
" She.... gue tau apa yang Lo rasain saat ini, tapi udah saatnya Lo move on " ucap Janet
" Jangan nyiksa diri Lo sendiri, udah cukup " sambung nya lagi
" Lo pasti dapetin orang yang lebih baik dari Yesaya... cerita Lo sama dia udah berakhir, sekarang saatnya Lo buat cerita baru... " ujar Janet
" makasih ya Jan, Lo udah peduli sama gue... tapi untuk membuat kisah yang baru, gue juga harus mengakhiri kisah yang lama " ucap Shea dengan tersenyum.