Chereads / Titip Rindu / Chapter 100 - Eps.61

Chapter 100 - Eps.61

Meeting pagi ini yang dipimpin oleh Alvarez baru saja selesai, semua para staf nya sudah lebih dulu meninggalkan ruangan hanya Alvarez dan Gilang yang masih berada di dalam ruangan tersebut.

Alvarez mengambil ponselnya di dalam saku, karena sepanjang waktu saat meeting ia sengaja menonaktifkan ponselnya.

Seutas senyum kecil terpancar dari wajah dingin nya saat ia membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya

[ jangan lupa balikin rantang gue, Bertanda : Shea ]

Gilang yang sedari tadi memperhatikan tingkah sahabatnya itu membuat ia bingung sendiri karena Alvarez tersenyum sendiri

" Rez.... Lo masih waras kan? " tanya Gilang dengan sedikit gugup, namun tak dihiraukan oleh Alvarez, ia hanya melirik sedikit ke arah Gilang lalu beranjak dari kursi kebesaran nya dan berlenggak dengan santai keluar dari ruangan meeting.

" Eeeeeee gue ditinggal " gerutu Gilang kesal

Alvarez sudah berada di dalam ruangan pribadi nya, ia kembali berkutat pada keyboard dan layar laptop nya tanpa menyadari bahwa Gilang juga sudah duduk di kursi yang berada di hadapan nya.

" Rez, Lo nggak capek waktu Lo di buat kuliah dan kerja Mulu? " tanya Gilang sambil mengetuk-ngetuk meja kerja Alvarez dengan jari telunjuknya

" time is money " jawab nya singkat tanpa menoleh kearah Gilang

" emang Lo nggak butuh hiburan? "

" ini hiburan gue " Alvarez melirik sedikit ke arah berkas-berkas yang menumpuk di atas meja nya lalu kembali pada layar laptop nya. Sedangkan Gilang hanya menghela nafas berat.

" gue mau beli kopi di caffe depan, Lo mau nitip? " tanya Gilang, Alvarez sedikit berfikir sebelum menjawab kemudian melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan nya

" gue ikut aja " Jawab sembari menutup laptopnya.

Jadilah Alvarez dan Gilang keluar bersama, Alvarez dengan tubuh tegapnya, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya berjalan dengan santai bahkan tak sedikit para staf wanita yang berpapasan dengan Alvarez dan Gilang menjadi salah tingkah, bahkan ada yang terang-terangan memberikan senyum pada mereka berdua, namun Alvarez hanya acuh tak acuh seakan ia tak melihatnya, berbeda dengan Gilang yang ikut membalas senyuman ramah pada mereka.

" Lo jangan lupa, jam dua ada pertemuan sama pimpinan Wijaya Group untuk bahas kontrak kerjasama, seharusnya tadi pagi tapi tiba-tiba aja di cancel sama sekertaris nya " ucap Gilang

" iya... gue nggak lupa " Jawab nya datar, matanya lurus keluar jendela menatap langit yang sudah mulai mendung dan seperti nya sebentar lagi akan turun hujan.

Mereka sudah duduk santai di caffe tepat nya di seberang kantor, karena waktu sudah menunjukkan jam istirahat makan siang akan banyak pengunjung yang datang untuk makan siang atau hanya sekedar minum kopi. Alvarez sengaja lebih memilih ruangan privat karena ia tak ingin ada yang menggangu jam istirahat nya, karena biasanya Alvarez akan menjadi pusat perhatian karena ketampanan wajahnya dan itu membuat nya merasa risih.

*****

Jam terakhir mata kuliah Shea dan Janet akhirnya selesai, bahkan dosen nya pun sudah lebih dulu keluar.

" akhirnya selesai juga..... " ucap Janet yang merebahkan kepalanya di atas meja.

Shea membuka ponsel nya berharap ada notifikasi pesan masuk, namun wajahnya sedikit murung saat tahu hasilnya nihil

" cuma di baca doang " batin nya

" kita kekantin dulu yuk beli minum, tenggorokan gue udah kemarau nih " ucap Janet sambil beranjak dari kursinya, Shea tak menjawab namun ia mengiringi langkah kaki Janet.

" Alhamdulillah... akhirnya tenggorokan gue basah juga " ucap Janet setelah ia menyeruput jus jeruk nya

Shea masih tak bergeming, ia terus menatap layar ponselnya yang tergeletak di atas meja

" dasar cowok tembok... pelit.... chat gue aja di baca doang!!! balas chat gue juga nggak bakal nguras pulsa Lo kali " batin Shea kesal hingga ia menghentakkan kakinya

" Awwwwww She... ini kaki gue, bukan kayu " ucap Janet dengan raut wajah meringis kesakitan karena kakinya yang di injak oleh Shea

" sorry sorry nggak sengaja " ucap Shea gelagapan

" Lo kenapa sih, kalo marah sama orang jangan lampiasin ke gue dong " gerutu Janet

" iya sorry.... " Shea pun merasa aneh kenapa dirinya kesal hanya karena si cowok tembok tidak membalas pesannya.

Mata Shea dan Janet beralih pada tiga wanita yang baru saja masuk kekantin dan dengan sombong nya mengusir beberapa mahasiswa yang duduk di meja tempat biasa diduduki oleh Alvarez.

" Lo yakin Alvarez nggak masuk hari ini? " tanya Dewi

" iya, tadi gue nanya sama temen temen kelasnya " jawab Aleena dengan tampang kesal " dan gue juga udah keliling kampus nyariin dia tapi nggak ketemu " sambung nya

" Lo ngapain sampe keliling kampus Al? " tanya Sarah dengan wajah cengkok nya

" ya ampun Sarah.... Lo kok lemot banget sih " gerutu Aleena

" tau ni anak... lama-lama gue botakin juga Lo " sambung Dewi

" kalian ngapain liat-liat gue!!!!! " ucap Aleena dengan lantang pada Shea dan Janet sedangkan mereka berdua hanya diam tak ingin menanggapinya

" iri Lo berdua sama kecantikan kita bertiga " sambung Dewi dengan gaya sombong nya

Mendengar ucapan itu, spontan membuat Shea menyemburkan jus yang baru saja ia seruput, lalu ikut menyusul Janet yang sudah lebih dulu tertawa terbahak bahak

" ha-ha-ha " Shea dan Janet bersuka ria saat mendengar pengakuan Dewi

" kenapa kalian ketawa, emang ada yang lucu huh....!!!! " ucap Aleena

" iya ada... kalian bertiga emang beneran lucu... kayak boneka Mampang " jawab Shea sambil memegang perut nya yg sedikit sakit karena tertawa

" iya.... kalian emang cantik, tapi kalo di liat dari lubang pipet gue nih " balas Janet sambil menunjuk kan pipet kearah mereka bertiga

Brakkkkk!!!!!

Aleena menggebrak meja kantin, karena tak terima atas ucapan Janet dan Shea, membuat semua mahasiswa yang berada di kantin terkejut dan mengalihkan pandangan mereka kepada diri nya

" tutup mulut Lo berdua!!! " ucap Aleena, Shea dan Janet pun berhenti tertawa lalu memandang sinis ke arah Aleena.

" gue bakalan buat perhitungan sama kalian berdua " ancam Aleena

" siapa takut!!! " ucap Janet yang tak kalah angkuhnya pada Aleena, sedangkan Shea lebih terlihat santai.

" cabut.... " ajak Aleena pada kedua temannya, merekapun pergi meninggalkan kantin.

Shea dan Janet kembali tertawa, atas sikap dan perilaku sombong Aleena dan teman-teman nya.

*****

Alvarez sudah kembali ke kantor nya setelah ia bertemu dan sedikit membicarakan kontrak kerjasama nya dengan pimpinan Wijaya Group, ia pun sudah duduk di kursi singgah sana nya dan kembali berkutat pada laptop di atas mejanya, tiba-tiba aktivitas nya terhenti karena mendengar ponselnya yang berdering.

Ia tak bergeming saat melihat nama seseorang di layar ponselnya, lalu meletakkan kembali ponsel nya ke atas meja, ia tak mempedulikan ponsel nya yang terus berdering, ia tetap fokus pada layar laptop di hadapannya.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar, kemudian pintu sedikit-sedikit terbuka

" nggak usah ngintip " ucap Alvarez dengan dingin, ia tak menoleh sedikitpun ke arah pintu karena ia tau siapa yang mengetuk pintunya

Gilang hanya cengengesan, saat mendengar ucapan yang bernada dingin dari suara Alvarez, ia pun menghampiri Alvarez dan duduk tepat di hadapannya

" nih dokumen yang Lo minta " Gilang menyerahkan map berwarna merah pada Alvarez.

Ponsel Alvarez kembali berdering, Gilang bisa melihat dengan jelas nama seseorang di layar ponsel itu, kemudian ia melirik Alvarez yang tak perduli akan ponsel nya yang tak berhenti berdering, Alvarez masih fokus pada map yang kini sudah ada di tangan nya, setelah ia menandatangani berkas itu ia langsung menyerahkan lagi pada Gilang tanpa berkata apapun lalu kembali fokus pada layar laptop nya.

" Rez.... kenapa nggak Lo angkat? " tanya Gilang tanpa ragu, setelah deringan ponsel itu terhenti

" nggak penting " jawabnya singkat, Gilang tak habis pikir kenapa ia harus memiliki bos sekaligus sahabat sedingin laki-laki yang ada di hadapannya saat ini, Gilang pun keluar dan kembali keruangannya.

Tak lama kemudian, ponselnya kembali berdering dan kali ini dengan nama yang berbeda, saat ia tau siapa yang menghubungi Alvarez langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya

" iya pa... "

*****

" mau ngapain? "

*****

" owh ok "

Panggilan pun terputus, setelah menerima telepon dari papanya samar-samar Alvarez tersenyum, lalu melanjutkan pekerjaan nya.

*****

Sore ini, Shea dan Janet sudah berada di salah satu butik ternama di Mall, mereka sedang memilih-milih drees, Mata Shea tertuju pada dress berwarna merah maroon yang terpajang di dalam lemari kaca, matanya berbinar saat melihat dress itu, saat Shea hendak mengambil dress tersebut tiba-tiba tangan seorang wanita sudah lebih dulu mengambilnya lalu tersenyum penuh kemenangan.

" sorry I touched it first, so this dress is mine " ucap wanita itu,

" no problem " balas Shea dengan datar

" kayaknya kita pernah ketemu deh " ucap wanita itu, ia tampak sedikit berfikir sedangkan Shea acuh tak acuh

" She.... dress ini ba- " Langkah kaki Janet terhenti saat melihat wanita yang berdiri di samping shea

" aaah gue inget, Lo Shea kan? mantan nya Yesaya " ucap wanita itu dengan senyum sinisnya

" eh jaga ya mulut Lo " ucap Janet dengan kesal

" why....? gue ngomong bener kan? " Valentine melipat kedua tangannya di d**a

" Jan, udah.... yg di bilang Valentine bener kok... " ucap Shea

Valentine menyunggingkan sudut bibirnya, melirik Janet dengan sinis, lalu berlenggak pergi dengan membawa dress maroon di tangannya.

" iihhh bikin gue greget aja tu orang... rasanya pengen banget gue cakar tu muka cewek songong " ucap Janet dengan geram, Shea hanya diam saja.

Mereka berdua sudah berada di restauran yang juga berada di dalam Mall, Shea masih termenung sambil mengaduk-aduk makanan yang ada di hadapannya.

" She... Lo nggak apa-apa kan? "

Shea tersadar dari lamunannya saat Janet menyentuh lengannya, ia tersenyum pada Janet seraya mengangguk.

" habis ini kita mau kemana lagi? " tanya Shea

" kayaknya kita pulang aja deh, lagian semua barang yang gue butuhkan udah ke beli semua " jawab Janet

" ya udah yuk pulang " Shea beranjak dari kursinya diiringi oleh Janet.

Sepanjang jalan, Shea terus terngiang akan perkataan Valentine. Ia terus bertanya pada hati nya apakah hubungannya dan Yesaya benar-benar telah berakhir?

Setelah mengantar Janet kerumahnya, Shea tidak langsung kembali kerumahnya melainkan menuju tempat dimana iya memiliki kenangan indah disana.