Chereads / Titip Rindu / Chapter 97 - Eps.58

Chapter 97 - Eps.58

Memang tak semua yang kita inginkan mampu kita dapatkan, kadang-kadang kita harus melewati luka terlebih dahulu untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati.

Kenyataan pahit yang harus Shea terima malam ini bahwa, penantian panjang nya di balas dengan rasa sakit yang luar biasa.

Shea berjalan kaki menyusuri jalan, tak perduli dengan pandangan orang-orang yang melihat nya menangis, sampai langkah kakinya terhenti di sebuah jembatan.

Aarrrrhhhhhgggggg!!!!!!!!!!!!

BRENGSEKKKKKKKK!!!!!!!!

Shea menumpahkan segala sesak yang berkecamuk di dalam dadanya, menangis sejadi-jadinya berharap setelah ini semua akan baik-baik saja, pandangannya lurus pada sungai yang jernih mengalir di bawah jembatan yang ia pijaki, entah fikiran apa yang terbesit di dalam otak nya.

*****

Shalu sudah dari tadi mondar mandir di teras depan menunggu Shea, karena waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam namun Shea belum juga pulang, bahkan sudah puluhan kali ia menghubungi ponsel nya tapi tidak aktif

" ya ampun kemana sih itu anak " gumam Shalu yang mulai merasa risau

" kalau mas Brian tau, dia bisa marah besar " ucapnya

Tak lama kemudian, sebuah mobil Alphard milik Brian masuk ke halaman

" sayang, kamu ngapain disini? sikembar mana? " tanya Brian yang baru saja pulang dari kantor

" si kembar ada di kamar sama Ajeng, aku lagi nungguin Shea soalnya dia belum pulang "

" emang Shea kemana? " Brian mengerutkan kedua alisnya

" tadi pamitnya mau ke party Janet, tapi ini udah larut malem dia belum juga pulang, aku takut sesuatu terjadi pada Shea karena dia juga bilang kalau malam ini dia mau ketemu sama Yesaya disana " jawab Shalu dengan sedikit merasa ragu

Bola mata Brian melotot ketika mendengar jika Shea akan bertemu dengan Yesaya, spontan ia langsung mengambil ponselnya di dalam saku celananya lalu menghubungi seseorang, raut wajahnya sudah terlihat cemas duakali lipat di bandingkan Shalu, bahkan sesekali Brian mengumpat dengan kasar di dalam hatinya. Karena tak mendapat jawaban, tanpa berkata apapun lagi Brian langsung kembali mengemudikan mobilnya meninggalkan halaman rumah, Shalu semakin cemas melihat sorot mata Brian yang sudah memerah menahan amarah namun tak berani menahan suaminya untuk pergi.

" semoga tidak terjadi hal buruk pada putriku " gumam Brian, ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

*****

Alvarez baru saja keluar dari kantor, setelah meeting dengan beberapa pimpinan perusahaan yang menjadi rekan bisnisnya, akhirnya Alvarez dapat kembali ke apartemen nya untuk merenggangkan otot-otot nya.

Dalam perjalanan, Alvarez melihat sosok wanita berdiri di atas jembatan yang baru saja ia lintasi

" tuh cewek mau ngapain ya malem-malem kayak gini ? " gumamnya sambil menghentikan laju mobilnya

Matanya terbelalak saat melihat wanita yang ia kenal sedang menangis dipinggir jembatan, karena rasa keingintahuan nya yang kuat akhirnya Alvarez memutuskan untuk memutar arah kembali

" Lo mau ngapain? " bentak Alvarez, yang langsung turun dari mobilnya lalu menarik tangan Shea untuk menepi

" lepas..... lepasin gue!!!! " Shea terus memberontak ingin melepaskan cengkraman tangan nya dari Alvarez namun tak bisa

" nggak!!! gue nggak akan lepasin Lo!!! apa Lo udah gila Huh??????? " bentak Alvarez

" iya gue udah gila PUAS LO!!!! "

" kalo Lo ada masalah selesaikan baik-baik "

" diem Lo!!! Lo nggak usah ikut campur!!! " tunjuk Shea

" gue juga nggak mau ikut campur masalah Lo!!!! tapi seenggaknya gue masih punya rasa empati sama Lo!!!! " balas Alvarez dengan sarkas.

"kalo punya otak tuh dipakek!!!! percuma sekolah tinggi kalo pemikiran lo masih dangkal!!!! dan gue nggak perduli sama masalah Lo!!!! tapi bukan gini caranya menyelesaikan masalah!!!! kalo Lo mau marah, Lo bisa pilih marah sama gue!!! kalo Lo mau nangis, Lo bisa pilih nangis depan gue!!!! dan Kalo Lo mau mukul seseorang, Lo bisa pilih gue untuk di pukul!!!! bukan malah pilih mau mati konyol kayak gini!!!! " ucap Alvarez dengan emosi membuat Shea terdiam

" bukan dengan cara bunuh diri, ini tuh hal paling goblok tau nggak!!!! " bentak nya sekali lagi, Shea tercengang atas tuduhan yang di lontarkan oleh Alvarez

" siapa yang mau bunuh diri begok!!!!!!! " balas Shea yang tak kalah emosi sambil memukul d**a bidang Alvarez, dari mana ia bisa berfikir kalau Shea akan melakukan hal sekeji itu

" terus tadi Lo mau ngapain? "

" gue mau buang ini " Shea menunjuk kan sebuah kalung di dalam genggaman tangan nya, membuat Alvarez sedikit salah tingkah atas ucapan dan tuduhan nya pada Shea.

" gue fikir tadi lo mau- "

" bunuh diri maksud lo?? "

Alvarez terdiam, melihat airmata yang sudah membasahi pipi shea

Tanpa ragu, Alvarez merengkuh tubuh Shea untuk berada dalam pelukan nya, dan entah mengapa itu justru membuat Shea merasa lebih tenang, bahkan bau maskulin dari tubuh Alvarez mampu membuat Shea merasa lebih nyaman, dan segala sesak di hatinya seakan berangsur sirna

" biar gue anter Lo pulang, keluarga Lo pasti khawatir " ucap Alvarez sambil mengurai pelukannya

" gue nggak mau pulang " lirih Shea dengan menggeleng kan kepalanya

" terus Lo mau kemana, biar gue anterin " ucap Alvarez dengan ketus, sedangkan Shea hanya menggeleng

" kalo Lo nggak tau mau kemana, mendingan Lo pulang ini udah larut malem Shea " Alvarez mulai hilang kesabaran

" pokoknya gue nggak mau pulang!!! " Shea tetap keras kepala

" ok fine.... terserah Lo!!!! " dengan raut wajah kesal Alvarez kembali masuk kedalam mobilnya, lalu melaju meninggalkan Shea yang masih menangisi nasibnya.

Belum terlalu jauh Alvarez kembali menghentikan laju mobilnya, ia masih bisa melihat tubuh Shea yang masih berdiri di pinggir jalan melalui kaca spion mobil nya

" shit!!!!! " Alvarez memukul dasboard mobilnya dengan keras, lalu menghembuskan nafas kasar.

Shea masih berdiam diri di pinggir jalan, karena kakinya lelah berdiri akhirnya ia memutuskan untuk berjongkok menenggelamkan wajahnya pada dua sisi lutut nya hingga menangis sesenggukan

" kenapa Lo tega sama gue Yes... kenapa Lo ngelakuin ini ke gue!!! " ucap Shea dalam isak tangis nya

" kenapa Lo bisa sejahat ini sama gue " lirihnya

Hembusan angin malam, menyapu tubuhnya dan berhasil membuat Shea merasa kedinginan namun itu sama sekali tak membuat Shea merasa terusik, ia masih terus menangis karena sang waktu telah mempermainkan kisahnya.

Sentuhan hangat dari tangan seseorang membuat Shea berhenti terisak lalu mendongakkan kepalanya melihat laki-laki yang baru saja menuduh nya melakukan hal buruk kini kembali berada di hadapannya.

" Alvarez " batinnya

" gue nggak mungkin ninggalin Lo sendirian disini " ucapnya

" gue minta maaf kalo gue udah bentak Lo, dan nuduh Lo yang nggak-nggak " ucap nya lagi

Seketika saja tangis Shea kembali pecah membuat Alvarez langsung mengajak nya berdiri lalu memeluk tubuh mungil gadis itu, Shea kembali merasakan kenyamanan saat berada dalam pelukan hangat Alvarez, dan bau maskulin tubuh Alvarez kini seperti menjadi candu untuk nya.

" please ajak gue ke suatu tempat yang bisa buat gue tenang " pinta Shea

" huh.... " Alvarez hanya menghela nafas lelah

Karena tak ingin kembali berdebat dengan gadis mungil nya itu, ia lebih memilih untuk mengalah lalu mengajak Shea masuk kedalam mobilnya dan berlalu meninggalkan tempat itu.

Sepanjang jalan Shea menatap lurus keluar jendela, ucapan Yesaya terus terngiang-ngiang di telinga nya, sedangkan Alvarez tetap fokus mengemudi padahal tubuh nya sudah sangat lelah tapi demi Shea ia membuang jauh rasa itu, dan sebenarnya dia juga ingin tahu apa yang sudah terjadi.

****

Setelah acara Janet selesai, Daniel dan ketiga sahabat nya duduk di pinggir kolam sedangkan Nabila dan Cheryl sudah lebih dulu pulang karena malam sudah semakin larut

" gue nggak nyangka kalo bakalan kayak gini jadinya " ucap Vino

" gue juga... tapi gue masih penasaran sebenarnya apa yang terjadi sama Yesaya, dan kenapa dia bisa sama cewek setengah gitu " sambung Ragil

" eh kalo ngomong yang jelas, maksud Lo setengah itu, setengah yang gimana? jangan buat gue gagal paham " ujar Samudera

" maksud gue setengah bule... " jelas Ragil

" Valentine itu berdarah campuran, Bokap nya orang Prancis dan Nyokap nya orang Indonesia " Ucap Daniel, pandangan nya lurus menatap langit

" terus kok bisa dia ketemu sama Yesaya? " tanya Vino

" singkat cerita, mereka ketemu waktu Valentine ikut kedua orang tuanya Gathering para pengusaha di Canada dua tahun yang lalu dan keluarga Yesaya yang jadi tuan rumah, keluarga dari neneknya Yesaya itu udah sahabatan lama sama keluarga valentine dan dari situ lah mereka deket, lebih tepatnya Yesaya itu di paksa sama keluarga nenek nya dan parahnya lagi adalah salah satu tamu undangan di Gathering itu ada Bokap Shea "

" what? " Vino, Ragil dan Samudera ternganga

" Bokap Shea di undang juga? " tanya Vino

" iya, karena Bokap Shea itu salah satu jajaran pengusaha sukses, cabang perusahaannya sudah ada di berbagai negara dan Canada salah satunya "

" gimana nasib hubungan Yesaya sama Shea... dia pasti hancur banget " gumam Samudera

" untuk itu, biarlah waktu yang menjawab " balas Ragil

" sebenarnya bokap Shea udah tau tentang kepulangan Yesaya ke Indonesia dua bulan yang lalu, bahkan Bokap nya Shea juga udah tau tentang rencana pertunangan antara Yesaya dan Valentine, tapi beliau nggak mau ikut campur selagi itu nggak buat Shea celaka karena menurut Bokap nya seiring berjalannya waktu Shea pasti ngerti bahwa cinta nggak harus memiliki " sambung Daniel

" salut gue sama cara pemikiran nya Bokap Shea, beliau nggak berpihak sama siapapun " balas Samudera

" maaf den Daniel, di depan ada tamu " ucap satpam penjaga rumah Daniel

" tamu? " tanya Daniel dengan bingung

" iya den, katanya nama beliau Brian " jawab pak satpam

Tanpa bertanya lagi, Daniel langsung berlari menuju halaman depan diiringi oleh ketiga sahabat nya dibelakang

" om Brian "

" Daniel, apa Shea masih disini? " tanpa basa-basi Brian langsung menanyakan Shea

" Lah... bukannya Shea udah pulang ya om? " tanya Samudera

" apa? " bola mata Brian membulat

" iya om, Shea udah lama pulang " ucap Vino

" apa Om udah coba telfon ke ponsel nya? " tanya Daniel

" ponsel nya nggak aktif " jawab Brian, perasaan nya semakin cemas

" apa ini ada hubungannya sama kejadian tadi ya? " gumam Ragil

" kejadian apa maksud kamu, katakan " wajah Brian sudah menegang " membuat Ragil sedikit merinding.

" Shea udah ketemu Yesaya Om, dan dia udah tau semua " jawab Daniel

Jawaban Daniel membuat Brian terduduk lemas, karena hal yang ia ketakutan selama ini terjadi juga, tapi memang cepat atau lambat Shea juga harus tau.