Setelah mengantarkan ke dua orang tuanya, Agnes kembali masuk ke dalam rumah bersama Reyhan yang mengikutinya dari belakang.
Sesekali Agnes melirik ke belakang namun ia tidak melihat Reyhan memperhatikan dirinya. Laki-laki itu justru bermain game di ponselnya. Agnes hanya bisa menghela nafas dengan sikap cuek Reyhan yang bisa tiba-tiba muncul jika ia sedang ngambek.
"Ngapain kamu masih berdiri aja?" seru Agnes setelah ia duduk di kursi dan Reyhan hanya berhenti di hadapannya.
Reyhan tidak menyaut, Agnes melihat gerak-gerik Reyhan. Laki-laki itu pasti tidak mendengar suaranya atau bahkan tidak menyadari kalau Agnes sedang mengajaknya berbicara.
'Lebih baik ditinggal ngagame daripada ditinggal pergi!'
Setidaknya kata-kata itu yang menenangkan Agnes jika sudah begini. Agnes menghela nafas setelah beberapa menit dan Reyhan masih berdiri di tempatnya, terlihat gelengan kepala Agnes.
"Reyhan!" seru Agnes lalu mencubit pinggang Reyhan hingga laki-laki itu meringis kesakitan.
