Chereads / HEY, YOU! / Chapter 16 - KISS.

Chapter 16 - KISS.

Setelah lima belas menit berjalan, saat mendekati lampu merah laju mobil Reyhan melambat. Lelaki itu melirik Agnes yang terlelap. Bibirnya pun melengkung lebar, melihat Agnes dengan tenang terlelap di sampingnya.

Cup!

"I miss you very much, Sya." Reyhan mengecup kening Agnes saat sedang menunggu lampu hijau menyala dan selama itu pula tangan Reyhan tidak lepas dari mengusap kepala Agnes.

Rasa sayangnya untuk Agnes terlihat dari caranya menyurai rambut Agnes. Begitu lembut dan penuh kasih. Karena kenyataannya perasaan dalam hati Reyhan tak hanya sebatas sayang pada sahabat, tapi lebih dari itu.

Tapi, janji mereka dan keselamatan Agnes menjadi penghalang yang harus Reyhan jaga. Ia tidak ingin membuat Agnes berada dalam bahaya seperti dulu, lagi! Terlebih kehadiran Sarah yang juga mulai mengisi ruang hatinya yang lain.

"Maafkan aku, Sya. Aku nggak bisa bilang semuanya ke kamu, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa! Dan aku juga nggak mungkin ngebuat kamu atau Sarah terluka karena perasaanku."

Pasrah! Rey mungkin akan membiarkan semua berjalan sesuai alurnya sampai ia menemukan jawaban siapakah yang ia pilih menjadi pendampingnya. Sementara itu ia akan bersikap layaknya sahabat yang menyayangi sahabatnya dan menjadi pacar yang baik untuk Sarah.

Egois memang tapi Rey tak ingin melepas Agnes dan ia juga tak mungkin meninggalkan Sarah begitu saja karena selama ini Sarah sudah berusaha menjadi yang terbaik untuknya.

"Sya, sudah sampai ...," ucap Rey lembut membangunkan Agnes.

Agnes merasa terganggu dengan sentuhan di kepalanya lalu terbangun dari tidurnya. Agnes merasa canggung ditatap begitu intens oleh Rey.

Kini, Reyhan berada tepat menghadap Agnes. Tubuh mereka sangat berdekatan bahkan Agnes bisa mencium aroma tubuh Rey yang selalu ia rindukan. Mata mereka bertemu satu dengan yang lain.

"Udah sampe. Ya ud—" Agnes mengalihkan pandangannya namun dengan cepat Rey menarik Agnes sehingga mata mereka kembali bertemu. Tatapan Rey menyorotkan kerinduan yang teramat dalam. Semakin lama, tatapan Rey beralih pada bibir merah muda milik Agnes. Entah karena malu atau gugup Agnes memejamkan matanya.

CUP!

Lagi! Reyhan membiarkan Agnes membeku karena tingkahnya yang tanpa aba-aba menyerang. Agnes mengerjapkan matanya berkali-kali, ia terlalu mengantuk untuk menyadari apa yang dilakukan Reyhan, lalu perlahan Agnes menutup matanya.

"My First Kiss!!! Ya Tuhan! Cobaan macam apa ini?? Kenapa aku malah seneng ... Kenapa aku nggak punya kekuatan buat dorong Reyhan karena dia nyium aku sembarangan!" gerutu Agnes dalam hatinya.

"Maaf, Sya ... aku hanya ingin melihat bagaimana reaksimu setelah ini ... aku hanya ingin memastikan, jika kamu marah artinya aku tidak bisa mengatakan perasaan ini padamu," batin saat Reyhan membuka matanya dan menemukan Agnes dengan mata tertutup dan raut wajah terkejutnya.

Agnes merasakan benda kenyal yang mendarat di bibirnya itu tak melakukan pergerakan apapun. Yang terjadi hanyalah bersentuhan cukup lama, Rey hanya sekedar mengecup bibirnya saja.

Meski begitu perasaan keduanya sangat bergejolak, pipinya mereka sama-sama merona karena hal itu terlebih Agnes! Degup jantungnya berpacu melebihi kapasitas. Mungkin Reyhan juga begitu tapi ia sudah pasti menutupinya dengan baik!

Drttt Drttt Drttt

Suara ponsel menghentikan aktivitas mereka. Reyhan melepaskan kecupannya, nampak Agnes mematung sepersekian detik. Tubuhnya terlalu tegang, bahkan melemas dalam waktu yang bersamaan. Ia bahkan tidak sanggup menopang tubuhnya hingga rasanya ingin meleleh saja.

Agnes merasakan perasaan menjadi aneh, jantungnya kembali berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan Agnes yang tidak ingin Reyhan menyadarinya mencoba mengalihkan pandangannya ke luar jendela untuk menutupi rasa gugupnya.

"Maaf, Sya," ucap Rey salah tingkah. Ia benar-benar tidak bisa mengontrol perasaannya. Entahlah, apa maksudnya ... apakah ia benar-benar melakukan itu hanya untuk tau reaksi Agnes. Atau ia terbawa suasana atau itu memang sesuai dengan keinginan hatinya. Memiliki Agnes!

"Ahh, i—ya, a—aku duluan ya, thanks ya tumpangannya." Agnes keluar dari mobil Rey tanpa berani menatapnya lalu memasuki igd rumah sakit dengan cepat.

Reyhan menatap kepergian Agnes sembari senyum-senyum sendiri. Kini ia sedang membayangkan wajah Agnes yang memerah karena ulahnya tadi.

"Maaf ya, Sya! Aku nggak bisa ngontrol diriku jika itu tentangmu...."

Di satu sisi Reyhan merasa tidak enak, tapi di sisi lain ia merasa senang telah berhasil memanfaatkan keadaan untuk kepentingan dirinya terlebih pipi Agnes yang bersemu merah karena ulahnya.

"Sekarang antara kamu senang atau sedang merutuki dirimu sendiri, Sya," gumam Reyhan memperhatikan Agnes yang melangkahkan kakinya memasuki ruang IGD.

Benar saja! Tebakan Rey tepat sasaran. Selama berjalan Agnes terus memegangi bibirnya dan dalam merutuki dirinya sendiri antara kesal pada Rey karena berani mencuri ciuman pertamanya atau pada dirinya karena tidak menolak saat Rey melakukan itu padanya.

Agnes menepuk kepalanya beberapa kali."Dasar bodoh, lihat karena cinta kau memberikan ciuman pertamamu secara cuma-cuma lalu besok apa lagi yang akan kau berikan Agnes," tanyanya pada dirinya sendiri.

"My Kiss! Agnes-Agnes ... Apa cinta sudah benar-benar membuatmu jadi begini Agnes!!" runtuk Agnes pada dirinya sambil senyum-senyum sendiri.

*****

"Ah ya tuhan! Aku bisa gila senyum-senyum sendiri terus ...."

Agnes menghela nafasnya lalu masuk ke ruangannya. Ia mendudukkan dirinya di kursi dan langsung berkutik dengan laptop, grafik dan setumpuk berkas rekam medis pasien yang sudah menunggu untuk ia tanda tangani sebelum kembali ke ruang penyimpanan. Namun, ia tidak bisa fokus karena kejadian barusan membuatnya benar-benar salah tingkah.

"Arghhhh, kenapa sih?" gumam Agnes menyadarkan tubuhnya frustasi. Agnes mengulum senyumnya bahkan sampai menggigit bibir bawahnya karena menahan senyumnya.

"Dokter Agnes!" panggil dokter Meli tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.

Dokter Meli adalah rekan Agnes yang lain, mereka tak begitu dekat karena kesibukan masing-masing.

Agnes berdehem. "Iya dok, apa yang bisa saya bantu?" jawab Agnes sambil menghentikan kegiatan lalu menoleh pada dokter Meli.

"Bisa tolong saya nggak?"

"Tolong gimana, Dok?"

"Bisa tolong saya titip pasien saya yang datang nanti ya karena saya ada operasi yang mendadak."

"Baik dok siap 87,"jawab Agnes sambil tersenyum.

"Bukannya 86 ya, Nes?" tegur dokter Meli sambil mengelus-elus perutnya. ms

Agnes nyengir. "Kan kalo 86 punya polisi dok, saya kan dokter hehe." Agnes menggaruk tekuknya yang tak gatal.

"Keliatannya kamu lebih seneng dari biasanya?" seru Meli menerka-nerka.

Agnes mengerutkan kening sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri. "Masa sih, Dok. Kayanya aku biasa aja kok "

"Yakin? Saya lihat tadi kamu diantar cowok balik ke RS?" goda Meli sambil tersenyum.

"Ah itu-"

"Ya udah, saya seneng kok kalo akhirnya adik tingkat saya ini sudah punya pasangan," seru Meli tersenyum meledek sambil menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Agnes.

"Dokter Meli," seru Agnes memanggil Meli yang sudah keluar dari ruangannya.

Setelah mendengar suara pintu tertutup, Agnes menyadarkan punggungnya ke sandaran kursi. Ia memejamkan mata sambil senyum-senyum sendiri.

"Aishhh, Apa Dokter Meli liat kejadian tadi?" gumam Agnes lalu menutup wajah dengan kedua tangannya.

Agnes benar-benar tidak bisa menutupi rasa sennag dalam hatinya. Terlebih Reyhan memang orang yang ia harapkan untuk mengambil first kissnya. Dan kini setelah sekian purnama, Reyhan benar-benar menjadi orang pertama yang menyentuh bibir ranum Agnes.

"Mama," pekik Agnes menahan suaranya agar tidak terlalu kencang. "Huaaaa, First Kiss aku bener-bener Reyhan!" ujar Agnes tersenyum manja dengan pipi yang merona, ia terlihat sangat senang bahkan mungkin ia lupa siapa Reyhan yang sekarang.

*****

CONTINUE ...

Thank you:)