"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu Asma?" Perasaan Lily mulai tidak karuan. Ia merasa terpojok meski Asma tak sedikitpun menyebutkan nama nya.
"Karena ... Karena kemarin aku sengaja mengikuti mas Alzam kemana ia pergi."
"Lalu? Apa yang kamu temukan Asma?"
"Mas Alzam tidak pergi ke luar kota. Dia masih di Yogyakarta dan pergi ke sebuah apartment dengan nomor pintu 701."
DEG~~~
"Asma? Apa kamu lihat Alzam bersama siapa di dalam apartment itu?" tanya Lily tergesa-gesa.
"Tidak. Sepertinya mas Alzam sudah bebas keluar masuk apartment itu. Karena dia memiliki key card sendiri tanpa harus mengetuk pintu."
"Ya ampun Asma. Kamu yang sabar ya. Tapi menurutku, kamu tidak usah berpikir negatif dulu pada Alzam. Karena curiga yang berlebihan akan membuat Alzam merasa tidak nyaman. Lebih baik kamu obrolin masalah ini bersama Alzam dengan kepala dingin, ya?!"
Lily pun merangkul Asma yang sedari tadi meneteskan air mata.