Seorang Ibu mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia. Seorang ibu mana pula yang tega melihat hidup anaknya melarat. Semua orang tua di muka bumi ini hanya mempunyai satu harapan. Yaitu, bisa melihat anak-anak nya bahagia karena terlahir dari rahim seorang perempuan yang disebutnya dengan sebutan Ibu.
Begitu pula dengan Ibu yang satu ini. Ibu dua orang anak ini, rela melakukan apa pun demi membahagiakan kedua anak-anaknya walaupun cara yang ia tempuh adalah jalan terjal yang akan menjerat dirinya dengan sebuah karma.
Risa Hartono adalah Ibu dari Olivia Jasmine yang mempunyai banyak cerita lika-liku di masa lalunya. Seorang Ibu yang juga manusia dan tak luput dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
Semua masalah demi masalah yang datang menimpa hidupnya, tak lantas membuat seorang Risa Hartono memperbaiki sifatnya yang mungkin sebagian orang di muka bumi ini menganggap sebelah mata.
Ya, harta dan tahta. Dua kata ini sering kali disandingkan dengan dengan dalih sebagai kebutuhan hidup dan tolak ukur kebahagiaan. Akan tetapi, bagaimana bisa ambisi itu membuat yang tulus menjadi menderita?
Apakah ada pengampunan bagi seorang Ibu yang tega memisahkan dua insan yang sedang memadu kasih hanya demi harta dan tahta? Tidakkah tega seorang ibu merampas kebahagiaan yang telah di rajut dengan benang emas dan terbengkalai sebelum terbentuk?
Restoran Rinjani, dua tahun yang lalu.
Risa Hartono dan Ardi Hartono, kedua orang tua dari Olivia Jasmine yang sengaja mengajak Sang putri untuk sekadar makan malam bersama di sebuah Restoran yang tidak terlalu jauh dari Komplek Rumah mereka.
KREK~~~
Sore hari di jam empat, Olivia yang baru pulang dari Kampusnya, membuka pintu rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu. Ia melihat ayah dan ibunya sedang duduk di sofa ruang tamu seraya menonton acara televisi di sore hari.
Olivia berjalan dengan raut wajah yang lesu dan tidak bersemangat. Ketika ia pun sampai di depan ibu juga ayah, Olivia sempat terkejut. Ia pun bergegas merubah raut wajahnya dengan senyuman kecil penuh makna.
"Assalamualaikum ...," salam Olivia.
"Wa'alaikumsalam, anak Ibu dan Ayah sudah pulang?" sambut Sang ibu yang langsung merangkul Olivia.
"Bagaimana kuliah kamu hari ini, Nak?" tanya ayah.
Olivia duduk di bawah sofa dan menyandarkan kepalanya di kaki Sang ibu. Lalu ayah Ardi mengusap rambut di kepalanya dengan lembut. Kedua Orang tua Olivia memang sangat menyayangi Olivia. Ya, memang sudah seharusnya begitu jika memang Olivia adalah putri tunggal dari kedua orang tuanya.
Olivia menjawab pertanyaan dari Sang Ayah yang selalu ia dengar ketika pulang dari kampus. Namun kali ini, Olivia menjawabnya dengan jawaban yang berbeda. Bukan, baik-baik saja. Tapi, Olivia sedang tidak baik-baik saja.
Secara spontan Sang Ayah memotong kalimat yang sedang dituturkan oleh Olivia.
"Apa ini karena, Erlangga?" celetuk ayah.
Ketika Sang Ayah memberi pertanyaan pada Olivia yang tak bisa dijawab langsung oleh Olivia, ia hanya bisa terdiam dan menunduk ke bawah.
"Sudahlah, Olivia. Jika memang Erlangga tidak mau serius dengan kamu, kamu tidak usah risau. Masih ada banyak laki-laki di luar sana yang bisa mencintai kamu!" ujar Ayah.
"B-B-Bukan seperti itu, Yah! Aku hanya ... Aku hanya merasa tertekan dengan Ayah juga Ibu yang ingin Erlangga melamarku dalam kurun waktu satu tahun lagi. Sementara, sampai saat ini, Erlangga belum juga mendapatkan pekerjaan. Ya ... Jika ia dapat kerja pun, uang yang ia hasilkan tidak akan secepat itu terkumpul," keluh Olivia.
Ayah dan ibu pun terdiam. Mereka saling menatap dan meratapi bersama kesedihan yang sedang di alami oleh Sang Putri semata wayang mereka.
Ayah merangkul pundak Olivia dan mengusapnya. "Nak ... Sebenarnya, ada yang ingin Ayah dan Ibu sampaikan kepadamu. Berhubung, kamu sudah mulai jenuh dengan hubungan kamu dan Erlangga, bagi Ayah ini adalah waktu yang tepat untuk kami memberitahu kamu rencana Ayah dan Ibu."
DEG~~~
Olivia menatap kedua mata ibu dan ayahnya seraya bertanya, "Rencana apa?"
Ayah dan Ibu Olivia mengajak putrinya untuk makan malam di sebuah Restoran yang sering mereka kunjungi bersama di kala waktu libur telah tiba.
Dengan terpaksa, Olivia pun mengikuti arahan dari Sang Ayah dan juga Sang ibu. Olivia pun pamit pergi ke kamarnya untuk bersiap.
BRUG~~~
Olivia menutup pintu kamarnya. Lalu kedua orang tuanya berbincang mengenai rencana mereka yang sebenarnya mereka sendiri belum tahu akan berhasil atau tidak.
"Yah ... Semoga rencana kita bisa berhasil, ya. Karena Ibu tidak tahu harus membujuk Olivia dengan cara apa lagi,'' ujar Sang Ibu yang langsung bersandar di pundak Sang suami.
''Iya, Bu. Yang penting kita sudah berusaha semampu kita untuk memberikan yang terbaik untuk anak kita, Olivia.
Perbincangan di sore itu di akhiri dengan bersiapnya ayah dan juga ibu untuk pergi makan malam bersama putri tercinta mereka Olivia.
Restoran Rinjani, pukul 7 malam.
"Ayo, duduk Nak!" ajak Ayah Ardi pada Sang putri tercintanya, Olivia. Sang Putri pun duduk di tengah-tengah Sang Ayah dan Ibu. Lima menit kemudian, Olivia bertanya pada Ayah dan Ibu karena dari mereka datang lima menit yang lalu, Ayah dan Ibu belum memanggil Pelayan untuk memesan makanan atau pun minuman.
Lalu Sang Ibu menjawab, "Sabar, ya Nak. Kita tunggu semua datang dulu." Olivia menyeringai karena merasa aneh. Siapa yang ditunggu oleh Ayah dan Ibu?
Tak lama kemudian, Ayah terlihat menyapa seseorang dari jauh. Saat ku menoleh ke arah pintu masuk, berjalanlah seorang laki-laki berbadan tinggi dan memakai setelan yang sangat rapi dilengkapi jas berwarna abu muda.
Perlahan tapi pasti, Laki-laki itu semakin dekat dan akhirnya ia pun sampai di meja keluargaku dengan senyuman semringah mengiringi kedatangannya.
"Halo ... Om, Tante! Apa kabar?" sapa laki-laki yang tampak akrab dengan Ayah juga Ibu. Seketika Ayah dan Ibu berdiri menyambut kedatangan si laki-laki tersebut dan saling mengulurkan tangan untuk berjabatan di depan wajah Olivia. Sementara Olivia hanya duduk melihat aksi orang-orang yang berada di dekatnya yaitu, Ayah, Ibu, dan juga laki-laki yang sangat asing bagi Olivia.
Ayah pun menitah tamunya untuk duduk. Lalu Ibu yang sedari tadi diam, dengan spontan memperkenalkan Olivia pada laki-laki itu.
"Olivia ... Kenalkan, ini Yuda Wistara. Yuda, ini anak Ibu yang bernama Olivia." Sekarang, semua pasang mata menatap ke arah Olivia. Yuda langsung mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Olivia. Namun sebelum Olivia membalas ulur tangan Yuda, ia berbisik sejenak pada Sang Ibu.
"Dia siapa, Bu?" tanya Olivia seraya melihat ke arah Yuda.
"Dia calon suamimu, Olivia!" jelas Ibu.
DEG~~~
Bersambung