Chereads / Ex - Boss / Chapter 8 - Dictator Boss

Chapter 8 - Dictator Boss

"Miss Anderson..." seru pria itu tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

"Aku tidak yakin kau akan bekerja dengan baik di tempat ini." Ujar pria itu, dahi Vivian berkerut. Nafasnya terasa sesak berharap semoga Mr. Skinner tidak memecatnya.

"Aku akan berusaha semaksimal mungkin." Kata Vivian meyakinkan, tapi hal itu malah membuat senyum miring di sudut bibir Mr. Skinner.

"Hari pertama kau menginkan kaki di sini, kau sama sekali tidak berlaku sopan.."

"..kedua kalinya kau tidak mendengarkan dengan baik di rapat, dan kali ini aku melihatmu mengobrol di jam kerja." Ucap Mr. Skinner panjang lebar, Vivian hanya terdiam. Yang terakhir bukanlah kesalahannya, Nic yang berusaha mengajaknya berbicara.

"Apa kau mencoba menggoda pria lain dengan tubuhmu? Lihatlah pakaian itu, kau bukan seorang model!" Pernyataan tersebut berhasil membuat nyeri di hati Vivian, apa yang salah dengan pakaiannya? Riana, rekan kerjanya bahkan selalu mengenakan pakaian yang lebih menantang dari pada dirinya. Vivian kembali bungkam, tak dapat melawan pria yang memberinya gaji di setiap bulannya itu.

"M-maafkan aku, itu tidak akan terulang lagi, Sir." Ucapnya tergagap, Mr. Skinner dapat melihat bibir itu sedikit bergetar. Jujur saja dirinya tidak suka jika melihat Vivian bersama dengan pria lain, termasuk pria semalam yang katanya hanya seorang teman. Mr. Skinner beranjak dari duduknya, menghampiri Vivian yang masih saja tertunduk lesu tak berani membalas tatapan tajam pria itu.

Mr. Skinner memasukan sebelah tangannya ke dalam saku celana, bersandar pada meja kerja dan melihat ke arah belahan yang sangat terbuka pada dada gadis itu. Ia menggerakan tangannya ke arah Vivian, menarik dagu gadis itu menggunakan jari telunjuk.

"Tatap aku jika sedang berbicara denganmu! Aku tidak sedang berbicara dengan patung." Cecarnya, Mr. Skinner dapat melihat kedua mata itu berkaca-kaca. Ia tidak ingin menyakiti gadis itu, hanya saja Mr. Skinner sangat tidak suka ketika Vivian berdekatan dengan pria lain. Katakanlah ia cemburu!

Vivian terpaksa menatap kedua netra kecoklatan yang seakan menusuk tepat ke arah jantungnya saat ini juga, ia mungkin telah terbiasa dengan segala cercaan yang pria itu layangkan kepadanya. Tapi perkataan Mr. Skinner bahwa dirinya bukan seorang model berhasil membuat luka di dadanya.

Ya, Vivian memang bukan Ava istrinya yang pasti selalu pria itu banggakan di depan orang banyak, Vivian hanya karyawan dari Mr. Skinner yang sayangnya selalu dipermalukan oleh pria itu.

"Jika aku melihat satu kesalahan lagi, maka aku tidak akan segan mendepakmu dari tempat ini. Pergilah!" Kata Mr. Skinner yang menjauh dari Vivian, gadis itu lalu pergi meninggalkan ruangan Mr. Skinner dengan raut wajah masam dan bahu yang tertunduk lesu.

Vivian tidak mengerti, ia sudah berusaha semaksimal mungkin. Semalam pria itu terlibat akrab dengannya, namun hari ini seolah Vivian dijadikan bahan cercaan lagi olehnya. Vivian melamun di meja kerjanya, sungguh ia ingin pergi dari sini juga jika tidak ingat dengan biaya sewa apartemen dan biaya kuliahnya.

"Mau ku antar pulang?" Ujar Nic saat sore hari Vivian beranjak pergi dari gedung itu.

"Tidak, terimakasih. Kau telah membuat diriku dalam masalah besar, Nic!" Kata Vivian berjalan kaki keluar dari gedung diikuti oleh Nicholas.

"Memangnya apa yang dikatakan bos pemarah itu?" Tanya Nic yang berjalan di sebelah Vivian.

"Well, jika sekali lagi aku mengobrol dengan seorang pria, maka dia akan memecatku!" Jawab Vivian dengan nada ketus mengikuti cara bicara Mr. Skinner.

"Itu Gila! Max dan Steph memiliki sebuah hubungan khusus, tapi Mr. Skinner tak pernah protes dengan hal itu. Lagi pula, pekerjaan mereka tidak bermasalah. Mungkin pekerjaanmu yang bemasalah, Vey!" Ujar Nic, entahlah.

Vivian merasa tidak ada yang salah dengan hasil kerjanya, tapi mengapa pria itu selalu sensitif kepadanya.

"Jadi, kau mau keluar malam ini?" Tanya Nic.

"Maaf, aku tidak bisa. Tugas kuliahku menumpuk." Kata Vivian.

"Apa jadwal kerja dengan kuliahmu tidak bertabrakan?"

"Tidak, jadwal kuliahku hanya di akhir pekan." Jawabnya.

"Berarti kau sama sekali tidak memiliki waktu untukku?" Vivian hanya tersenyum.

"Mungkin lain kali." Jawabnya singkat, ternyata Nic adalah pria yang cukup ramah. Obrolan mereka berdua terasa ringan, Vivian tak henti-hentinya tertawa saat berbicara dengan pria yang memiliki rasa humor itu. Membuatnya lupa akan segala cercaan Mr. Skinner hari ini padanya.

Tanpa Vivian sadar ada kedua pasang mata yang melihatnya dari dalam mobil dengan pandangan tak suka, ia mengetatkan rahang dan pegangannya di setir kemudi. Saat melihat Vivian bersama Nicholas yang nampak akrab, sepertinya gadis itu menjadi magnet para lelaki, Vivian banyak sekali memiliki teman pria, membuat Mr. Skinner mendengus tak suka sampai mereka berdua terpisah di sebuah persimpangan.

"Kau sama sekali tidak membukakan pintu untukku!" Cecar wanita yang baru saja mendudukan tubuhnya di kursi penumpang tepat di sebelah Mr. Skinner. Ava, istrinya itu selalu menginginkan kehidupan yang sempurna agar meyakinkan awak media bahwa ia adalah wanita yang paling bahagia di muka bumi dan membuat rekan-rekan modelnya iri.

Mr. Skinner menulikan pendengarannya, hanya terfokus dengan kemudi tanpa menghiraukan ocehan Ava.

"Apa kau mabuk? Ini bukan jalan menuju mall." Kata Ava yang menyadari kendaraan yang dilajukan oleh pria itu berbelok entah kemana, bukan ke mall seperti yang ia inginkan dan bukan pula menuju rumahnya.

"Aku ingin berkeliling sebentar." Balasnya acuh, membuat Ava memajukan bibirnya.

Di sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam, Mr. Skinner hanya ingin memastikan sesuatu. Ia tidak perduli dengan Ava yang selalu merengek ingin berbelanja dan menghabiskan uangnya, kedua mata tajamnya masih menelusuri setiap jalanan yang ia lewati.

Sampai pandangannya tertuju pada satu gadis yang memasuki sebuah gedung apartemen, ia menyunggingkan senyum. Sedikit puas setelah mengetahui tempat tinggal gadis tersebut, cukup jauh ketika harus berjalan kaki di setiap harinya meski hal itu baik untuk kesehatan gadis itu. Mr. Skinner tersenyum miring, mungkin setelah ini ia akan mencari tahu asal usul dari gadis itu.

"Kau pergi berbelanja sendiri, aku menunggu di sini." Kata Mr. Skinner kepada Ava, seketika merubah raut wajah wanita itu.

"Apa kau bercanda! Aku harus berbelanja sendiri?" Cecarnya lagi.

Mr. Skinner hanya diam seraya mengambil ponselnya dari dalam saku, menyentuh dan menggeser layar berusaha mencari sesuatu yang menarik dari pada ocehan istrinya.

"unbelievable!" Wanita itu pergi setelah membanting pintu.

Sementara Mr. Skinner hanya menggeser layar ponselnya dan terhenti ketika mendapati sesuatu. Sekertarisnya memasukan akunnya ke dalam sebuah grup chat kantor yang digunakan untuk kepentingan pekerjaan, tapi bukan itu yang membuatnya tertarik.

Namun salah satu nama yang berhasil menarik perhatiannya.