"Hm, tidak juga." Jawabnya bohong, padahal dalam hati ia masih ingin tahu kejadian yang sebenarnya dan apa yang terjadi pada Mr. Skinner dan Ava.
"Aku menikahinya karena sebuah perjodohan." Kata Mr. Skinner, seketika membuat Vivian ingin tertawa.
Pria itu menoleh ke arah Vivian seraya menaikan sebelah alisnya, "maafkan aku, tapi di jaman seperti ini? Oh, ayolah." Kata Vivian.
"Maksudku, kau pria dewasa." Vivian menatap wajah Mr. Skinner.
"Ya, tapi aku sangat terikat dengan keluargaku. Perusahaan itu adalah bisnis keluarga, maka harus mempunyai keturunan untuk dapat terus mengelolanya." Jelas Mr. Skinner, Vivian kembali mengangguk. Kehidupan orang-orang kaya memang tak sebebas dirinya. Vivian bersyukur jika hidupnya tidak terikat dengan sesuatu yang memuakan seperti kehidupan Mr. Skinner yang ternyata tidak sebahagia yang semua orang kira.
Kecuali terikat dengan pria itu..
"Itukah sebabnya kau menghindariku beberapa hari ini?" Tanya Vivian.
"Aku hanya tidak ingin menyakitimu." Balas pria itu yang berhasil membuat pertanyaan bagi Vivian.
Mr. Skinner terkekeh melihat reaksi Vivian, "aku pria yang tempramental Vey, aku tidak ingin orang lain yang tidak tahu apa-apa menjadi sasaran empuk saat aku marah." Kata Mr. Skinner seraya mengacak kasar rambut Vivian.
Vivian menaikan sebelah alisnya, sejak kapan pria itu bisa bersikap lembut seperti ini? Walaupun setidaknya hal itu berhasil membuat hati Vivian menghangat. Entahlah, terkadang Mr. Skinner bisa sejahat dan sebaik mungkin di waktu yang berbeda. Mungkin Vivian telah terbiasa akan hal itu.
"Lalu, apa kau tidak khawatir tentang desas-desus tentang kita?" Tanya Vivian yang masih penasaran mengapa Mr. Skinner bisa sesantai itu menanggapi hal tersebut, Vivian sadar jika dirinya tak seberharga Ava bagi Mr. Skinner. Tapi apakah pria itu tak perduli dengan karirnya.
Mr. Skinner hanya tersenyum miring tanpa menjawab, sebenarnya ia sengaja melakukan hal tersebut agar berita itu sampai ke telinga istrinya.
Sehingga istrinya mungkin saja akan menyanggupi permintaan Mr. Skinner yang ingin memiliki anak atau malah mengajukan perceraian, Mr. Skinner sudah tak perduli akan hal itu. Dan sialnya Vivian tak mengetahui hal tersebut, katakanlah Mr. Skinner jahat. Tapi Vivian sepertinya adalah satu-satunya jalan keluar baginya.
Mr. Skinner membelai lembut pipi dan dagu Vivian, jemari berurat itu terasa hangat dan entah mengapa Vivian menyukainya. Ia sampai menutup kedua matanya sendiri merasakan sentuhan hangat yang diberikan Mr. Skinner, saat kulit mereka saling bersentuhan. Ada perasaan aneh yang membakar gairah dan emosi di saat yang bersamaan.
Mr. Skinner mengarahkan jarinya ke bibir Vivian, memaksa bibir itu untuk terbuka dan menyelipkan satu jarinya ke sana. Dan tentu saja Vivian adalah gadis yang sangat penurut, Mr. Skinner sempat kecewa mengapa mereka berdua tidak dipertemukan sejak dulu bahkan sebelum ia menikahi Ava.
Dengan gerakan tiba-tiba ia menindih Vivian, gadis itu sempat khawatir jika Mr. Skinner akan bermain kasar lagi namun ia takut untuk membicarakannya pada serigala pemarah itu. Pada akhirnya Vivian mencoba menikmati permainan yang memiliki awal lembut dan menggairahkan ini, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pria itu. Vivian mendesah seraya menutup kedua mata.
Saat Mr. Skinner membuka jas kerjanya dan menanggalkan tanktop yang Vivian kenakan dengan mudah. Kulit tubuh mereka bertemu, adalah hal yang paling panas yang pernah Vivian rasakan. Saat kulit keras pria itu menggesek kulit tubuhnya yang lembut layaknya kapas, saat itulah Vivian ingin memeluk Mr. Skinner dengan kuat dan berkata bahwa ia ingin.
"Oh, Sir..." Vivian melenguh, saat Mr. Skinner menekan perut ratanya agar tak bergerak banyak. Pria itu selalu berhasil mendominasi permainan di atas ranjang, bahkan kedua tangan Vivian ditempatkan di atas kepalanya agar tak berkeliaran kemana-mana. Kedua mata Vivian hampir saja terbelalak, Mr. Skinner membuka kemejanya tepat di atas tubuh Vivian.
Membuat gadis itu ingin menyentuh pahatan keras yang ada di seluruh tubuh seksi itu, terutama dada bidang yang berbulu. Sungguh, Vivian sangat beruntung bertemu dengan pria layaknya Dewa Yunani itu. Tidak seperti pria beristri yang lain yang memiliki perut buncit.
Vivian sempat berpikir jika Mr. Skinner akan melakukannya dengan lembut kali ini dengannya, tapi ternyata dugaannya salah. Mr. Skinner mengikat kedua tangan Vivian menggunakan dasinya, dengan kuat sehingga Vivian meringis akan pergelangan tangannya yang mulai perih dan sakit. Vivian tak dapat bergerak banyak, apalagi saat Mr. Skinner mencengkram kuat lehernya seraya menampar wajahnya sesekali.
Membuat kemerahan tercetak jelas di tubuh seputih salju dan selembut sutra tersebut, Mr. Skinner menempelkan tubuhnya pada Vivian. Sesekali membelai kepala gadis itu dengan sayang dan berhasil membuat Vivian mengernyit bingung, dan semua hal. Inilah yang Vivian takutkan, Mr. Skinner bisa berubah lembut seketika setelah perbuatan kasarnya. Mengingatkan Vivian akan kesan pertama pertemuan dengan Mr. Skinner.
...
"Siapa namanya?" Tanya seorang wanita berambut pirang bergelombang yang mengenakan outfit glamor, di wajah cantik itu terukir kemarahan. Ia menyipitkan kedua matanya begitu mengetahui seseorang tengah berupaya merebut suaminya.
Ava melihat ke arah layar ponsel, terdapat foto suaminya memasuki sebuah apartemen yang berada tak jauh dari kantor pria itu.
Namun saat Ava melihat foto lainnya, ia melihat seorang gadis keluar dari apartemen tersebut yang ternyata adalah karyawan suaminya. Geram dengan hal itu, Ava segera menyuruh supir pribadinya untuk menuju apartemen tersebut. Tak ingin mengabaikan hal yang ternyata menjadi penyebab suaminya selalu bersikap dingin padanya, yang tak lain karena seorang gadis muda.
"Tunggu di sini!" Ujar Ava memasuki gedung apartemen seorang diri, menuju lift tanpa menghiraukan pandangan aneh semua orang yang ada di sana pada dirinya. Ava tiba di lantai tiga, menuju tempat dimana Axton menyembunyikan kekasih bayarannya yang murahan itu.
Gedoran Ava berhasil mengejutkan Vivian yang tengah tertidur bersama Mr. Skinner di sampingnya, jeritan wanita dari luar sana berhasil membuat Vivian terkejut dan khawatir seketika. Ia membangunkan Mr. Skinner, tapi wajah pria itu sama sekali tidak menunjukan wajah kekhawatiran. Pria itu berdiri memakai pakaiannya kembali dan menuju pintu utama.
Mr. Skinner sebenarnya sudah tahu siapa yang ada di luar sana, tanpa mendengar suara menggema yang dapat membangunkan siapapun itu, ia sudah tahu. Karena dirinya sendiri yang mengirimkan foto tersebut kepada Ava dengan mengatasnamakan orang lain.
Mr. Skinner menyunggingkan senyum saat membuka pintu dan menampilkan dirinya dengan pakaian sedikit terbuka di apartemen seorang wanita.
Dari dalam kamarnya Vivian menggigit kuku jemarinya sendiri seraya membenarkan selimut yang menutupi tubuhnya, wanita model ternama itu berteriak histeris dan terus memaki Mr. Skinner. Setelah ini Vivian yakin pasti tetangga dan beberapa orang di luar sana akan menganggapnya sebagai perebut suami orang, terlebih Mr. Skinner yang notabennya adalah bosnya sendiri dan istrinya yang seorang model ternama.