Chereads / I love you, kakak! / Chapter 14 - 14. Menghindar?

Chapter 14 - 14. Menghindar?

Eros duduk menyender ke kursi. Matanya menerawang sesuatu yang menjadi beban pikirannnya saat ini.

Day suka saat kami bersentuhan?

Day... dia menyukaiku?

Ini gawat. Mengingat apa yang mereka lakukan tadi, Eros mendesah kacau. Bila Eros tidak ingat pesan Mandala padanya mungkin dia bisa saja kebablasan. Tak terbayang akan sekacau apa keluarga ini kalau sampai Mandala tahu mereka melakukan itu. Mandala pasti akan marah besar bila tahu hubungan dua anaknya sudah lebih dari hubungan kakak adik normal pada umumnya.

Tapi, di satu sisi Eros menyukainya dan menginginkan Day. Entah sejak kapan tepatnya, perasaan untuk memiliki Day sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Eros selalu cemburu ketika melihat Day lebih dekat dengan lelaki lain dibanding dirinya, contohnya saat Day lebih sering mengobrol dengan Rion. Eros tidak suka.

Eros pikir, selama ini Day menyukai Rion. Tapi tadi, saat Day menciumnya dengan dalam, serta tatapan mata dan belaian lembutnya membuat Eros mengira kalau Day sebenarnya menyukainya juga. Saling menginginkan satu sama lain lebih tepatnya.

Setelah ini, Eros tidak tahu apakah akan bersikap biasa saja pada Day atau mungkin lebih baik menghindar?

Dengan pikiran rumit Eros beranjak, merenggut kunci motornya dengan kasar, mengambil jaket lalu berjalan keluar sambil memakainya.

Tepat ketika menuruni anak tangga terakhir ia melihat Sena yang baru saja keluar dari kamar Mandala. Sepertinya baru selesai membersihkan kamar itu.

"Bibik," panggilnya.

Sena berhenti. "Iya Tuan Eros? Ada apa?"

"Day sudah sarapan kan?"

"Nona Day masih sarapan, sendirian."

"Baguslah." Sena mengangguk. "Oh iya, bik. Jika malan ini Papa pulang, dan dia menanyakanku, tolong katakan bahwa aku menginap di rumah teman untuk beberapa malam."

"Baiklah. Akan saya sampaikan pada Tuan besar." Sena tersenyum mengangguk.

"Terima kasih, bik." Setelah berterima kasih, Eros segera berlalu. Meninggalkan rumah mewahnya untuk menuju tempat yang ia tuju yang sebenarnya bukanlah rumah temannya melainkan sebuah apartemen. Apartemen yang beberapa bulan lalu baru dibeli olehnya tanpa sepengetahuan orang lain.

••••

Matahari menunjukkan semburat jingganya. Senja sore ini terasa aneh bagi Day. Di balkon lantai dua rumah, Day berdiri sambil bersedekap menatap gerbang. Menunggu kedatangan Eros yang sejak pagi pergi. Teh yang awalnya masih panas, perlahan mulai dingin karena terlalu lama diabaikan oleh Day.

Day mendesah prustasi, kemudian berbalik ke kamarnya. Mencari Sena dan menanyakan kemana perginya Eros. Biasanya Eros pergi tanpa memberitahu siapapun, tapi semoga saja kali ini Sena tahu kemana perginya kakak laki-lakinya yang satu itu.

"Bik, bibik tahu tidak kemana perginya kak Eros?"

Sena yang tengah mengelapi piring basah menoleh pada Day. "Tadi pagi Tuan Eros bilang pada bibik kalau dia akan menginap di rumah temannya untuk beberapa malam."

"Ah begitu ya ..." Day menunjukkan ekspresi kecewa.

Sena terkekeh. "Kalian itu kalau bibik pikir-pikir lucu juga."

"Lucu bagaimana?"

"Kalau kalian berdua ada di rumah, tidak ada yang berani memulai pembicaraan satu sama lain. Bahkan kalian sama-sama terkesan dingin. Tapi kalau salah satunya tidak ada di rumah, pasti sedih dan merasa khawatir."

"Itu hanya berlaku untukku, untuk Eros pasti tidak begitu." Day duduk di kursi yang ada di bar kecil sambil menonton Sena mengerjakan pekerjaannya. "Dia kan tidak peduli pada Day."

"Kata siapa?" Sena menatap jahil. "Tuan Eros itu peduli pada Nona Day, hanya saja dia orang yang sulit menunjukkan kepeduliannya. Buktinya tadi pagi sebelum pergi dia menanyakan apakah nona sudah sarapan atau belum pada bibik. Tuan Eros juga selalu berpesan pada bibik untuk menyuruh nona makan tepat waktu. Bahkan Tuan Eros akan lebih khawatir saat dia pulang dan tidak mendapati nona Day di rumah ini."

Day mengerjap skeptis. "Benarkah?"

Sena mengangguk. "Misalnya saat bulan lalu nona Day menginap di rumah teman nona. Tuan Eros tidak berhenti mendumal dan memarahi setiap pelayan yang katanya telah lalai pada tugas, padahal tuan Mandala sendiri sudah mengizinkan nona menginap. Tuan Eros tidak bisa tidur dan terus mengkhawatirkan Nona. Tetapi saat Nona sudah pulang, tuab Eros malah berlagak seperti tidak pernah mengkhawatirkan apa-apa."

"Wow, aku tidak menyangka Eros akan sekhawatir itu padaku." Mood Day langsung naik setelah mendengarnya.

Malam itu juga, Day saling bercerita tentang Eros dengan Sena. Sesekali Day menjelek-jelekkan kakaknya itu membuat Sena tertawa.