Chereads / I love you, kakak! / Chapter 4 - 4. Hukuman dari Eros

Chapter 4 - 4. Hukuman dari Eros

Melihat adiknya ditertawakan di depan mata kepalanya sendiri membuat Eros naik pitam. Di tengah tawa yang semakin meledak-ledak selepas kepergian Rion dan Day, Eros menggebrak meja membuat semua orang yang tertawa terlonjak kaget.

"Ngetawain apa kalian?!" tanya Eros, ia berdiri menantang mereka yang berani menertawakan adiknya. "Jawab gue! ngetawain apa kalian, hah?!"

Semuanya diam, sunyi, senyap. Menatap Eros takut-takut.

Sejak pertama kali Alexandrite High School berdiri, para pendiri dan pengurusnya sudah mewajibkan seluruh siswanya untuk berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, setiap ada orang yang kedengaran atau ketahuan menggunakan bahasa yang tidak baku, orang itu bisa dilaporkan dan berakhir mendapat poin minus. Namun berkali-kali Eros melanggar peraturan berbahasa, tidak pernah sekalipun Eros dipanggil guru BK dan diberi poin minus, itu tandanya tidak pernah ada yang berani melaporkannya. Sudah jelas, itu dikarenakan Eros adalah penguasa sekolah ini. Bahkan murid AHS lebih tunduk dan takut kepada Eros ketimbang pada guru ataupun kepala sekolah.

"Kalian!" tunjuk Eros pada siswi-siswi yang ikut tertawa tadi, membuat mereka tertunduk dalam. "Jawab gue! Ngetawain apa kalian barusan?!"

Dengan tergagu-gagu mereka menjawab. "Anu kak, tadi ada siswi yang roknya tembus darah haid."

"Dan menurut kalian itu lucu?! Patut untuk ditertawakan, begitu?"

Teman-teman Eros hanya terdiam menyaksikan kemurkaannya. Tetapi dalam benak, mereka bertanya-tanya, mengapa seorang Eros yang tidak pernah peduli pada perasaan orang lain, kini mau repot marah-marah hanya karena ada orang lain yang menertawakan seorang siswi? yang tidak dikenalnya sama sekali.

"Dimana letak lucunya, gue tanya??!"

Lagi-lagi nihil, tak ada yang punya nyali untuk menjawab. Ditambah, memang tidak ada yang tau dimana letak lucunya hal itu, tapi entah mengapa saat melihatnya mereka refleks tertawa.

"Kalian perempuan, kalo kalian ada di posisi dia, gimana perasaan kalian hah?! Malu kan?!"

Eros menatap mereka sengit. "Coba ketawa lagi," titahnya.

Tidak ada yang berani tertawa.

"KETAWA GUE BILANG!"

Terpaksa mereka tertawa meski terdengar menyedihkan karena bercampur rasa takut yang besar terhadap Eros.

"Siapa aja yang liat dan ngetawain Day tadi? Berdiri sekarang juga!" perintah Eros. Sebab mutlak, satu persatu orang-orang itu berdiri dengan sendirinya.

"Ke lapangan sekarang juga! Berdiri disana sambil minta maaf sama Day! Kerasin suara kalian biar Day dengar. Kalau Day denger dan gak maafin kalian, berdiri terus sampe bel masuk berbunyi!"

"Tapi Eros, sekarang kan di luar lagi panas-panasnya!"

"Lagipula kami cuma ketawa, tidak lebih."

Eros menyeringai. "Berani membantah, hm?" tanyanya. Mendekat sambil menguarkan aura membunuh membuat orang-orang yang berada di dekatnya perlahan menjauh.

Orang yang memprotes tadi tak berkutik ketika Eros sudah berada di depan matanya.

"Ampun, Eros.." kaki mereka gemetaran.

Bugh!!

Bugh!!

Brakk!!

"Arghh!!"

"KE LAPANGAN SEKARANG JUGA, ATAU MATI KARENA GUE, DISINI?!"

Penjaga kantin hanya mampu meremang melihat kejadian itu, sementara orang-orang yang bersalah tadi bergegas keluar dari kantin untuk menuju ke lapangan dan melaksanakan hukuman dari Eros. Termasuk dua orang yang terkena pukulan akibat memprotes Eros tadi, mereka lari terbirit-birit takut diapa-apakan lagi.

Sarah berdiri dan mendekati Eros. Memegang lengan atasnya. "Eros, kamu gak seharusnya hukum mereka seperti itu."

"Terus harus gue hukum seperti apa?" tanya Eros nyolot.

"Suruh aja mereka minta maaf ke Day lain waktu, udah selesai. Lagipula Day kan bukan siapa-siapanya kamu, untuk apa kamu bersikap sepeduli ini?"

"Buat apa?" satu alis Eros naik sambil menyentak tangan Sarah dari lengannya.

"Loh? Buat apa apanya?"

"Buat apa lo ngomong begini?! Lo gak ikut mereka ke lapangan?"

Dahi Sarah berkerut dalam. "Mau ngapain kesana?"

"Ya ngelaksanain hukuman lah! Gue denger lo ikut ketawa tadi. Masih mau ngelak juga?"

Wajah Sarah memelas. "Tapi kan aku pacar kamu Eros, masa kamu tega sih hukum aku?"

"Yaudah, kalo gitu lo sama gue putus. Jadi, laksanakan hukuman lo sekarang. Gak usah banyak alasan."

Hugo, Jovan, June, Aries dan Langit sontak memdelik, sejurus kemudian menahan tawa.

Sarah masih menganga tak percaya. Beberapa orang yang tersisa di kantin mati-matian menahan tawa mereka melihat kecengoan di wajah kakak kelas yang hari ini jadi trending topic karena ditembak seorang Eros.

"EROS, GAK BOLEH GITU DONG!!" Sarah mengejar Eros yang keluar dari kantin. "MASA KITA PACARAN CUMA LIMA JAM?!"

Sarah menyusul Eros dengan wajah memerah malu.

"Poor Sarah!" ejek Hugo.

"Masa pacaran cuma lima jam?!" Jovan memperagakan Sarah dengan lebay membuat seisi kantin terbahak-bahak karena ulahnya.