Chereads / I love you, kakak! / Chapter 2 - 2. Eros yang dingin, menembak seorang gadis

Chapter 2 - 2. Eros yang dingin, menembak seorang gadis

Pagi ini koridor sepi, lengang, entah kemana perginya murid Alexandrite High School yang terbiasa duduk dan mengobrol ria di sepanjang koridor.

"Sepi sekali, tidak biasanya koridor sepi begini," gumam Day menelisik area sekitar.

"Bukannya kamu lebih suka jika koridor sepi? Kalau ramai biasanya harus berjalan sambil sembunyi-sembunyi di belakang kakak," kata Rion, Day tahu laki-laki dengan senyum hangat itu tengah meledeknya lagi.

"Iya, tapi bukan sepi yang seperti ini."

Kemudian telinga mereka mendengar suara gaduh yang menggema dari arah lapangan indoor, tak jauh dari tempat mereka berada. Seperti suara sorak sorai penonton ketika Kevin Sanjaya berhasil mencetak poin dalam pertandingan badminton.

"Kira-kira apa yang sedang terjadi disana?" tanya Day.

Rion menoleh sedikit menunduk agar bisa menatap mata indah Day. "Mau lihat?"

"Boleh? Bukankah sebentar lagi bel masuk?"

Rion melirik jam tangannya sebentar. "Masih tersisa lima menit. Bagaimana? mau kesana?"

Day mengangguk cepat.

Rion mengenggam tangan Day. "Kita lari biar cepat sampai!"

Day tertawa lepas lalu mereka berlari menuju gedung lapangan indoor.

••••

Day dan Rion masih saling menautkan tangan ketika mereka sampai di dalam ruangan luas itu. Benar saja, hampir semua murid Alexandrite High School berada disana. Berdiri di area tribun penonton sambil berseru-seru melihat adegan yang tengah dilakukan dua orang yang berdiri di tengah lapangan berlantai vinyl.

"Kak Eros?" beo Day. Matanya tak salah lihat, objek tontonan orang-orang saat ini adalah kakaknya, Eros. Day menahan napas ketika melihat bagaimana Eros berlutut seraya menggenggam tangan kiri seorang siswi yang sangat cantik di hadapannya.

Dada Day mendadak terasa sesak, ia termangu sambil menelan ludah. Entahlah, melihat Eros yang terbiasa dingin kepada orang lain bahkan kepada dirinya, adik Eros sendiri, tapi kini mau-maunya berlutut di hadapan seorang gadis seraya menatap dengan penuh kehangatan. Day saja tidak pernah diperlakukan sehangat itu selama ini.

"Wah, ternyata Eros masih lurus." Rion bergumam takjub. "Syukurlah." Lalu Rion terkekeh lucu.

Day tidak tahu apa yang sebelumnya terjadi sebelum ia datang, dan entah apa yang Eros katakan kepada gadis itu, tapi kini gadis itu mengangguk sambil menahan senyum malu-malu. Dari kejauhan Eros tampak menyeringai lalu berhenti berlutut untuk memeluk tubuh gadis di hadapannya itu, membuat para penonton yang didominasi oleh para perempuan menjerit semakin histeris. Hal ini sangat wajar, mengingat eksistensi seorang Eros Amerson sangat luar biasa besar. Penonton semakin kalap ketika melihat Eros menangkup wajah perempuan itu dengan tangan kekarnya yang sulit tersentuh orang lain. Selanjutnya, Eros membubuhkan ciuman yang cukup dalam membuat beberapa perempuan menangis tak terima.

Eros masih berciuman bersama gadisnya. Day memandang mereka teramat fokus dan tajam hingga sebuah dada bidang seseorang dengan sengaja menghalangi matanya. Rion tersenyum, lalu menutup mata Day dengan satu tangan.

"Kamu masih kecil, jangan melihat adegan itu."

Mendengarnya Day terkekeh. "Aku sudah terlanjur melihatnya kak."

"Tetap saja, tidak boleh lama-lama."

Day tersenyum tipis, menurunkan tangan Rion dari matanya. "Ayo kita keluar. Aku tidak suka lama-lama disini. Berisik."

Rion mengangguk.

••••

"Kau lihat kejadian tadi pagi tidak, Day?" Olla, teman yang

"Kejadian apa?" tanya Day.

"Saat Kak Eros jadian dengan kak Sarah! Ah, sial! Pasti kau tidak datang ke lapangan indoor dan melihat semuanya ya? Padahal mereka sangat tomantis sekali!!" Olla bercerita dengan sedikit hiperbola menurut Day.

"Aku melihatnya, tapi hanya sebentar." Day membalik lembar buku selanjutnya yang sedang ia baca. Meladeni ucapan Olla dengan acuh tak acuh.

"Bagian mana?" desak gadis berambut ungu metalik itu. "Bagian kak Eros mencium tangan kak Sarah, bagian kak Eros mengajak kak Sarah pacaran atau bagian saat kak Eros memeluk kak Sarah dan menciumnya di hadapan semua orang?"

"Bagian terakhir."

"Bagian ketika semua orang bubar dari lapangan indoor?" beo Olla polos.

"Bagian kak Eros mencium bibir perempuan yang namanya Sarah itu. Puas kamu? Jadi, jangan merecoki aku dengan pertanyaan seputar kejadian itu lagi, aku tidak tertarik dan tak bisa fokus membaca karenamu."

"Hei, mengapa kamu mesti semarah ini, Day?"

"Marah bagaimana sih Olla??" Nada bicara Day melemah pasrah.

"Aku tau, kamu marah pasti karena cemburu 'kan pada kak Sarah, karena dia sekarang jadi pacarnya kak Eros." Olla menebak-nebak membuat Day melengos.

"Terserah kamu mau berasumsi apa."

Lalu seorang guru masuk dan menyapa murid-muridnya yang dibalas serempak. Wajah kusut Day memantik kecurigaan Olla, Olla tersenyum paham, mengira kalau sahabatnya tengah sensitif akibat cemburu pada Sarah. Sebab Olla dan semua murid di AHS tak tahu, siapa dan ada hubungan apa sebenarnya Day dengan Eros.

••••

Bel istirahat berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Sedangkan Day baru akan pergi ke kantin sekarang. Olla sudah pergi ke sana lebih dulu bersama pacarnya yang bernama Jadden. Makanya Day menuju kantin seorang diri.

Untuk sampai ke surga makanan itu, dia harus melewati deretan gedung kelas dua belas dimana sebentar lagi dia akan melewati kelasnya Eros dan Rion. Ya, mereka berdua memang sekelas.

Tepat saat melewati depan pintu kelas Eros, suara Rion yang memanggil namanya membuat Day menghentikan langkah. Matanya segera menelisik ke dalam kelas bermaksud mencari keberadaan Rion, namun sialnya mata Day malah tak sengaja menangkap Eros dan teman-temannya yang balas menatap ke arahnya juga.

Ditatap Eros dan teman-temannya yang famous itu membuat Day sedikit salah tingkah.

"Mau ke kantin ya?" Rion bertanya ramah. Day mengangguk setelah mengalihkan tatapannya dari Eros.

"Ayo, aku temani."

Tanpa berniat menoleh pada Eros, Day menggenggam tangan Rion, mereka berdua pun pergi ke kantin.