Keisha menemukan Delima sedang berada di halaman sisi kanan. Gadis itu sedang meratakan serpihan-serpihan kulit buah mahkota dewa yang terlihat sudah berwarna coklat kehitaman di atas sebuah penampi.
Ada lima buah penampi beras yang berisikan kulit kering mahkota dewa, masing-masing diletakkan di atas rumpun bunga asoka berbagai warna.
"Hei," sapa Delima ketika ia melihat kedatangan Keisha.
"Apa yang sedang kamu lakukan itu, Delima?" Keisha pun mendekat dengan menuntun sepedanya.
"Ini," gadis itu tersenyum, dan kembali dua tangannya disibukkan dengan kulit-kulit kering tersebut. "Kulit buah mahkoa dewa ini butuh beberapa jam lagi untuk bisa menghasilkan teh yang sempurna."
"Aah, begitu, ya?" Keisha mengangguk-angguk. "Maaf, aku memang buta soal ini semua. Buah mahkota dewa, membuat teh dan sebagainya."
Delima tertawa halus. "Kamu tuh lucu sekali."
"Benarkah?"
Delima melirik wajah gagah itu, lalu mengangguk dalam senyuman.
"Oh, iya… aku tadi bertemu ibumu di depan sana."
