"Kamu tidak salah sama sekali, Arni," Pramudya tersenyum lebar. "Berlian itu memang berwarna seperti birunya air laut."
"Woow…" untuk kedua kalinya Arni berdecak kagum.
"Mungkin itu juga alasannya mereka menyebut berlian itu dengan nama aquamarine."
Arni tertawa halus. Gadis yang satu itu tipikal wanita yang memiliki tawa yang khas, garis bibirnya itu membuat wajahnya terlihat semakin cantik mempesona.
"Padahal," ujar gadis itu kemudian. "Itu adalah dua jenis batu yang berbeda."
"Ya, itulah yang aku katakan pada mereka."
"Well, aku sih tidak merasa heran, Om. Ya… mungkin saja mereka masih awam dengan semua hal berbau batu mulia."
Pramudya tertawa halus, nyaris tanpa suara. Ya, gadis di hadapannya itu memang memiliki pikiran tajam, daya analisa yang bagus. Tidak heran, setelah dia membantu pekerjaan ayahnya itu, maka usaha mereka kini semakin jauh berkembang dengan lebih baik.
"Kau benar sekali, Arni. Seperti itulah mereka."
