Delima memandangi rembulan yang tidak lagi sempurna itu, bahkan kini sedang menuju ke bentuk setengah lingkaran. Meskipun cahaya bulan malam ini masih terlihat begitu cerah menerangi tirai malam, juga kehadiran bintang gemintang yang berkelap-kelip memanjakan penglihatan setiap makhluk yang memuji keindahan cakrawala malam kali ini, namun semua keindahan itu seakan tidak mampu menghapus aura buram dan kusam di wajah Delima.
Dua bola mata yang sesekali berkilauan itu seolah tertutup mendung yang pekat. Sesekali, tatapan yang begitu masygul itu diperparah dengan lirihnya desahan napas yang keluar lewat lubang hidungnya.