Tommy melepaskan pelukannya dari tubuh Arni, ia melirik pada Dimas Aerlangga.
"Anda baik-baik saja?" tanya pria itu.
Dimas mengangguk, segudang rasa bersalah dan haru langsung berkumpul menjadi satu di dalam dada pria lumpuh tersebut terhadap Tommy.
Dan Tommy, kembali mencurahkan perhatiannya kepada Keisha yang masih menelentang di lantai. Ia mendekati pria yang satu itu, mencekal kerah bajunya dengan kedua tangan, dan memaksa Keisha untuk berdiri.
"Bukankah sudah kukatakan padamu, hemm?" ucap Tommy dengan kemarahan yang begitu besar dari sorot matanya itu. "Jika kau berani mendekati Arni lagi, kupatahkan kedua kakimu. Apa ini kau anggap lelucon saja, begitukah?"
"A—aku," ucap Keisha tersendat-sendat sebab darah yang masih menutupi tenggorokannya. "Aku akan menuntutmu, bajingan!"
"Kau yang akan kami tuntut," sahut Tommy. "Rumah ini, dilengkapi CCTV, bukankah begitu, Pak Dimas?"
