Berengsek! Keisha mendengus di dalam hati, tepat seperti keinginanku dan kemudian dia justru mempertanyakan hal ini. Benar-benar sial!
"Kau tahu," ujar Dimas Aerlangga. "Arni pernah mengatakan padaku, bahwa setelah kau berhasil mendirikan bisnismu, kau akan menikahinya. Apakah itu benar?"
Keisha mencoba menghadirkan senyum. Ia menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan yang rasa-rasanya tidak akan mungkin bisa ia lakukan. Tidak saja lantaran ia yang sangat terpaksa menikahi Callysta, nanti, namun sedari awal, Keisha memang tidak ada niat untuk menikahi Arni.
Bagi Keisha, Arni adalah salah satu gadis penghangat selangkangannya.
"Itu benar, Pak Dimas," ujar Keisha.
"Aah, syukurlah jika demikian," Dimas terkekeh. "Kau tahu, aku sesungguhnya sudah tidak sabar untuk menimang cucu."
"Percayalah, Pak," kata Keisha. "Saya sendiri pun sudah tidak sabar untuk memberikan dua tiga orang cucu pada Anda."
Dimas tertawa-tawa. "Bagus, Kei, itu bagus."
"Hanya saja…"
