"Katakan padaku, Kei," ujar Delima, dua kakinya bertekuk ke atas, rapat. Dan itu menyebabkan bagian terbawah dari kain songketnya sedikit turun, memamerkan pahanya yang begitu mulus dan indah. "Apakah benar, dunia manusia sebegitu kerasnya?"
Keisha tersenyum dan mengangguk. "Yaah, itulah sebabnya, diperlukan sebuah usaha untuk bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari nantinya. Dan biasanya, hal ini lebih banyak dilakukan oleh para laki-laki."
"Benarkah?"
"Tidak semuanya," kata Keisha. "Ermm, anggaplah sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab laki-laki itu sendiri terhadap istri dan anak-anaknya."
"Anak?" wajah Delima langsung memerah, lagi.
Keisha tertawa. "Ooh, aku pastikan kau akan melahirkan banyak anak untukku nanti."
"Kei!"
"Apa?" sahut Keisha, lalu mengecup cepat bibir sang gadis. "Memangnya itu salah?"
"Entahlah…" Delima menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Malu ia, jengah apalagi, berdebar-debar juga iya.
